Kontrak Lionel Messi yang bernilai tinggi di Barcelona tengah dipersoalkan saat ini. Presiden LaLiga Javier Tebas sampai turun tangan membela penyerang asal Argentina itu.
Sebelumnya, surat kabar El Mundo merilis laporan mengenai pendapatan yang diterima Messi dari kontrak terakhirnya, yang diteken pada November 2017 dan berlaku hingga Juni 2021.
Tak main-main, jumlahnya mencapai 555.237.619 Euro atau sekitar Rp 9,4 triliun. Angka itu sendiri merupakan kombinasi dari berbagai variabel, mulai dari gaji bulanan biasa hingga berbagai macam bonus, seperti bonus loyalitas dan bonus penandatanganan kontrak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari angka fantastis itu, Messi dilaporkan sudah menerima sekitar 511 juta Euro, dan sisanya akan diangsur lagi hingga waktu yang disepakati. Laporan ini pun langsung menjadi perdebatan, karena muncul di tengah krisis finansial yang menerpa Barcelona.
Messi jadi menerima cap buruk terkait publisitas ini, seolah-olah La Pulga serakah dan semacamnya. Namun Tebas menilai tak adil menyebut Messi demikian, sebab itu bukan salahnya.
"Krisis keuangan yang dialami Barcelona saat ini (dan juga klub-klub besar lainnya) bukanlah salah Messi, namun efek buruk dari pandemi COVID-19," tulis Tebas di akun Twitter-nya.
"Jika tak ada pandemi, penghasilan yang diperoleh dari keberadaan pemain terbaik dalam sejarah itu akan bisa menopang pengeluaran sebesar itu. Sensasi yang ditimbulkan media dari berita ini tak adil (untuk Messi)," tutup cuitan tersebut.
Messi sendiri sudah bersedia dipotong gajinya setelah pandemi COVID-19 meluluhlantakkan keuangan Barcelona. Ia pun dikabarkan akan menempuh langkah hukum atas munculnya berita ini, termasuk mencari siapa pihak dalam yang membocorkan nominal tersebut.