Gareth Bale sudah mengucapkan perpisahan dengan Real Madrid. Kariernya bak rollercoaster di El Real. Namun, jelas sulit untuk fans Madrid tidak mencintainya.
Bale resmi meninggalkan Madrid setelah memastikan tak memperpanjang kontraknya di Real Madrid yang habis akhir musim ini. Ia mengakhiri sembilan tahun kebersamaannya dengan Los Blancos.
Pria asal Wales sudah mengucapkan salam perpisahan kepada Madrid. Ia menuliskan pesan emosional yang salah satu isinya rasa terima kasih kepada Madrid yang sudah mewujudkan mimpinya meraih berbagai gelar bergengsi terutama Liga Champions.
"Saya tiba 9 tahun lalu sebagai anak muda yang ingin mewujudkan mimpi bermain untuk Real Madrid. Memakai seragam putih murni, memakai lambang di dada, bermain di Santiago Bernabeu, meraih gelar juara, dan jadi bagian dari kemasyhurannya, juara Liga Champions," penggalan isi surat perpisahan Bale yang diunggahnya di Twitter.
"Sekarang saya bisa menengok ke belakang, merenung, dan mengatakan dengan jujur bahwa mimpi ini jadi nyata dan jauh lebih dari itu," jelasnya.
Bale tiba di Madrid pada 2013 usai direkrut dari Tottenham Hotspur dengan nilai transfer 101 juta euro. Dia mencatatkan total 258 kali penampilan di semua kompetisi, mencetak 106 gol dan 67 assist.
Pria 32 tahun ini bergelimang gelar di Madrid. Dia menjuarai LaLiga tiga kali, Liga Champions lima kali, plus memenangi trofi seperti Copa del Rey, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Baca juga: Gareth Bale Pamit dari Real Madrid |
Meski demikian, karier Bale di Madrid sebenarnya bak roller coaster. Ia berubah menjadi sosok yang kerap jadi pahlawan Madrid menjadi musuh bersama banyak fans Madrid terutama dalam tiga musim terakhir.
Pangkal masalahnya adalah Bale dinilai sudah tak punya komitmen dengan Madrid. Performanya menurun drastis dengan Los Blancos. Selebrasi tanda hati sudah jarang lagi dipertontonkannya untuk fans Madrid.
Namun, penampilan Bale tetap moncer di timnas Wales. Hal ini menimbulkan tanda tanya bahwa dirinya sudah tak punya hasrat membela Madrid.
Apalagi, ia sempat membentangkan bendera 'Wales. Golf. Madrid. In that Order' usai mengantarkan Wales lolos ke Piala Eropa 2020. Tulisan tersebut diinterpretasikan mentah oleh banyak pihak sebagai skala prioritas Bale dengan Madrid yang terakhir.
Tak pelak kemudian banyak fans Madrid yang menyerangnya. Fans Madrid bahkan hingga musim ini beberapa kali menyoraki Bale kala bermain.
Bale sebenarnya tak pernah memberikan penjelasan secara gamblang soal bendera tersebut. Agennya, Jonathan Bennet juga sudah berusaha meredakan isu ini dengan mengatakan Bale masih mencintai Madrid.
Menilik dari surat perpisahan Bale yang begitu emosional, tampaknya cintanya untuk Madrid memang belum benar-benar luntur. Fans Madrid kini juga terjebak hubungan benci tapi cinta dengan Bale.
Menjelang detik-detik kepergiannya, fans Madrid tersadar bahwa Bale punya kontribusi besar membawa Madrid dalam kejayaan. Hal itu tercermin dari sambutan yang diberikan suporter Real Madrid terhadap Bale dalam acara parade juara titel LaLiga dengan gelar juara Liga Champions musim ini.
Dicatat Sportbible dan GiveMeSport, Gareth Bale melangkahkan kaki masuk lapangan Bernabeu dengan diiringi tepuk tangan membahana dari suporter Real Madrid. Ada nuansa saling respek karena Bale juga merespons dengan tepuk tangan sebagai apresiasi buat fans.
Pernyataan Casemiro yang membela Bale kala disoraki fans Madrid sepertinya tepat adanya. Ia mengatakan mencemooh Bale sama dengan mencemooh Madrid.
"Ketika seorang pemain disoraki, kami semua disoraki. Anda boleh tidak setuju. Saya tidak menyukainya, karena Bale bersejarah. Ketika seorang pemain seperti itu disoraki, sejarah klub ini juga disoraki," ujar Casemiro seperti dilansir Marca.
Bale memang bukan sosok yang mudah dicintai. Namun, torehannya dan kenangan yang sudah dibuat Bale jelas sulit untuk dilupakan fans Madrid.
Adios... Bale!
Baca juga: Begini Cara Madridista Melepas Gareth Bale |
(pur/mrp)