Gula Itu Bernama Barcelona

Adhi Prasetya - detikSepakbola
Jumat, 29 Jul 2022 07:00 WIB
Jakarta -

Barcelona mendatangkan banyak pemain bintang di musim panas ini, meski kondisi keuangannya dipertanyakan. Blaugrana bagaikan gula yang mengundang semut-semut datang. Manis dan menggoda, meski tak selalu sehat.

Di tengah lilitan utang yang menggunung, Barcelona justru mencuri perhatian selama musim panas ini. Sederet bintang direkrut dalam bursa transfer, dan harganya tak murah.

Barcelona bisa melakukannya karena mereka baru saja mendapat kucuran total 527,5 juta Euro dari penjualan hak siar sebesar 25 persen kepada Sixth Street, firma investasi asal Amerika Serikat. Jangan lupakan juga uang dari Spotify.

Dana segitu membuat Barcelona merasa bebas bergerak untuk mendekati para pemain incaran. Robert Lewandowski dibeli seharga 45 juta Euro dari Bayern Munich, sedangkan Raphinha ditebus sebesar 58 juta Euro dari Leeds United.

Teranyar, mereka juga mendapat Jules Kounde dari Sevilla seharga 50 juta Euro. Franck Kessie dan Andreas Christensen memang didatangkan secara gratis, namun gaji mereka dikabarkan juga besar, yakni tak kurang dari 6 juta Euro per musim.

Selain lima nama di atas, kekuatan Barcelona musim ini semakin terasa mengerikan dengan keberhasilan memperpanjang kontrak Ousmane Dembele. Ditambah Pierre-Emerick Aubameyang dan Ferran Torres yang datang Januari lalu, skuad Blaugrana sungguh mewah.

Ambisi besar Laporta

Media luar negeri banyak membahas soal aktivitas Barcelona ini dari berbagai sisi. Mereka dinilai berhasil menjual mimpi untuk meyakinkan para pemain rekrutan tersebut.

Namun Barcelona, khususnya Presiden Joan Laporta, memang mengambil banyak risiko soal ini. Ia dinilai ingin membawa klub kembali berjaya secara instan, bukan pelan-pelan.

Itu sebabnya ia lebih memilih merekrut banyak bintang untuk segera membangun tim juara yang bisa bersaing di segala kompetisi ketimbang memakai para pemain jebolan La Masia sambil pelan-pelan melunasi utang. Konsep itu tak menarik bagi Laporta.

Laporta dan Lewandowski. Foto: Getty Images/Eric Espada

Harapannya, dengan hadirnya trofi dan prestasi, maka prize money yang didapat makin besar. Jangan lupakan nilai hak siar yang masih besar jumlahnya dan bisa terus bertambah tiap tahun, meski nantinya harus dipotong 25 persen.

Belum lagi menghitung Camp Nou yang sudah bisa terisi penuh. Pemasukan dari tiket pun diharapkan bisa sebanyak sebelum pandemi COVID-19, dan masih ada potensi tambahan dari sektor lain, seperti misalnya penjualan hak merchandise ke pihak lain.

Xavi Hernandez sang pemikat

Namun dari sederet harapan itu, tetap butuh 'sesuatu' agar para pemain itu mau datang. Nama besar Barcelona sudah pasti, namun keberadaan Xavi Hernandez di kursi pelatih diyakini memberi perbedaan nyata.

Xavi, yang memiliki gelar lengkap semasa aktif bermain, bukanlah Gerardo Martino atau Quique Setien yang 'entah dari mana'. Dia legenda klub, lebih dipercaya manajemen, dan tentunya, dihormati suporter dan pemain.

Namun kalau hanya sekadar faktor-faktor di atas, Frank Lampard pun punya. Jika Kounde berhasil dibujuk padahal Chelsea siap membayar lebih mahal, lalu Dembele sampai rela kena pemotongan gaji demi bertahan di Camp Nou, pasti ada hal lain.

Xavi diyakini bisa membawa Barcelona bangkit dari keterpurukan, asal diberi skuad yang mumpuni. Foto: Getty Images/Omar Vega

Mereka semua yang datang tertarik main untuk Xavi. Dembele mau bertahan karena ia menjadi kepingan penting dalam skema permainan Xavi, yang sedikit banyak terinspirasi Pep Guardiola. Ia bisa membuat 13 assist hanya dari 21 laga LaLiga musim lalu.

Dengan segala masalah di musim lalu, kemudian tanpa Lionel Messi serta diwarisi stok pemain peninggalan Ronald Koeman, Xavi berhasil membawa Barcelona dari posisi 9 untuk finis sebagai runner-up Liga Spanyol.

Itu sudah posisi terbaik yang ia bisa berikan, mengingat start buruk mereka di awal musim lalu. Jika dengan skuad pas-pasan saja bisa sebagus itu, bayangkan jika skuad mereka kini dipenuhi bintang. Status favorit juara LaLiga minimal sudah di tangan.

Jangan senang dulu, urusan administrasi belum selesai

Hutang Barcelona memang menumpuk, lebih dari 1 miliar Euro, tapi mereka yakin bisa mencicilnya pelan-pelan dengan berbagai macam struktur pembayaran. Masalah terdekat adalah mendaftarkan pemain.

Dengan aturan salary cap yang ketat dari LaLiga, Barcelona tak bisa sembarangan mendaftarkan pemain. Harus ada beberapa pemain yang dijual lebih dulu untuk mengosongkan alokasi gaji yang nantinya bisa diisi pemain baru.

Martin Braithwaite, Murara Neto, Memphis Depay, Oscar Mingueza, Samuel Umtiti, hingga Miralem Pjanic diyakini masuk daftar jual. Frenkie de Jong mungkin termasuk, namun ada masalah utang piutang yang harus diselesaikan lebih dulu.

De Jong digosipkan akan dijual, namun ia enggan pindah karena gajinya ditangguhkan. Foto: Getty Images/James Williamson - AMA

Perginya pemain-pemain di atas, ditambah uang yang masuk, diharapkan salary cap mereka bisa tinggi, sehingga seluruh pemain baru bisa didaftarkan. Kalau sudah begitu, proyek ambisius penuh risiko milik Barcelona bisa dijalankan.

Barcelona, dengan segala macam kerumitan masalah yang dimiliki, tetaplah gula yang begitu memikat semut-semut yang lewat menghampiri. Namun yang namanya gula, jika berlebihan pun tak sehat bagi tubuh.

Hal itu pun berlaku bagi Barcelona. Jika kedatangan pemain-pemain bintang ini nantinya malah gagal memberi prestasi yang diharapkan, proyek Laporta bisa menjadi bumerang yang justru merugikan klub di masa depan, alih-alih mendapat keuntungan.




(adp/rin)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork