Quique Setien pernah merasa lelah melatih Barcelona. Bahkan, itu terjadi saat baru sebulan memimpin Blaugrana.
Setien pernah melatih Barcelona, pada Januari hingga Agustus 2020. Ia menggantikan Ernesto Valverde.
Di Barcelona, Setien memimpin 25 laga, dengan rincian meraih 16 kemenangan, 4 hasil imbang, dan 5 kekalahan. Terakhir, ia dipecat manajemen usai Lionel Messi dkk dipermalukan Bayern Munich 2-8 di Liga Champions.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setien kini kembali melatih klub Spanyol, dengan menerima pinangan Villarreal. Dalam wawancaranya usai laga Europa Conference League, pria 64 tahun itu bercerita bagaimana ia merasa lelah melatih Barcelona.
Setien mengaku sempat ingin meninggalkan Camp Nou, saat baru sebulan melatih. Namun, ia bisa melewati masa-masa sulit itu, dan terus memimpin klub, meski akhirnya dipecat juga.
"Barca adalah tim yang selalu saya impikan untuk dilatih, tetapi jika Anda melihat ada hal-hal yang tidak dapat Anda ubah, Anda seharusnya pergi," katanya kepada El Larguero, dilansir ESPN.
"Tapi ini kesempatan yang Anda impikan selamanya. Kemudian datang melalui satu pintu dan pergi lewat pintu lainnya di bulan berikutnya seperti yang dilakukan [Jose Antonio] Camacho [di Real Madrid pada 1998], ...saya sempat memikirkannya, tetapi Anda mengatasi saat-saat itu."
"Jika ada hal-hal yang tidak sesuai, Anda tidak boleh munafik dan Anda harus pergi," ungkapnya.
Setien menjelaskan, ada hal-hal yang tak bisa ia ubah di Barcelona. Ia menilai, kebiasaan menjadi pemenang membuat klub terlalu mapan dan sulit dilatih.
"Ketika Anda tiba di klub yang telah memenangkan segalanya selama 14 tahun, ada beberapa kebiasaan yang belum pernah saya lihat," tambahnya.
"Ada hal-hal yang tidak dapat Anda ubah karena sudah begitu mapan dan itu bukan situasi yang mudah. Itu pengalaman belajar yang luar biasa. Saya akan melakukannya lagi, tanpa ragu. Anda belajar dari segalanya untuk menjadi lebih baik di masa depan," terangnya.
(yna/bay)