Martin Odegaard mengungkap media menjadi salah satu perusak kariernya di Real Madrid. Ia harus menghadapi tekanan dari media yang begitu besar di El Real.
Odegaard berkembang dengan sangat baik di Arsenal sejak merapat dari Real Madrid pada 2021. Ia kini menjadi pilar utama The Gunners memuncaki klasemen Liga Inggris. Gelandang asal Norwegia ini telah mengemas delapan gol dan enam assist di Liga Inggris musim ini.
Karier Odegaard kembali melesat di Arsenal setelah sempat mengalami pasang surut di Madrid. Odegaard merapat ke Madrid di usia 14 tahun pada 2014. Ia datang ke akademi Los Blancos dengan label dari media sebagai salah satu bakat terbesar di sepakbola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun label tersebut ternyata membebani Odegaard. Hal itu bikin dirinya tak mampu mengeluarkan potensi terbaiknya bersama El Real.
Baca juga: Jorginho Pembelian Bagus buat Arsenal? |
Ia kemudian harus beberapa kali dipinjamkan ke klub lain seperti Heerenveen, Vitesee, Real Sociedad hingga berjodoh dengan Arsenal. Pemain 24 tahun ini hanya bikin 11 penampilan di skuad utama Madrid dengan tanpa mencetak gol.
Odegaard mengungkap bahwa tekanan dari media Spanyol begitu tinggi saat dirinya tak kunjung menunjukkan kemampuan terbaiknya di Madrid. Hal tersebut begitu sulit diterima Odegaard yang masih belia.
Ia menilai media menjadi salah satu perusak kariernya di Madrid. Odegaard menjadikan masa-masa sulitnya di Madrid sebagai pelajaran berharga dalam kariernya.
"Media menganiaya saya karena tidak segera memenuhi harapan. Saya adalah sasaran empuk. Jika Anda benar-benar mengenal saya, Anda tahu saya banyak tersenyum, tetapi saya pikir dari luar terkadang wajah saya terlihat lebih pemarah daripada saya sebenarnya. Mungkin jika saya orang Spanyol, mereka akan memberi saya lebih banyak waktu untuk berkembang," ungkap Odegaard dikutip dari Theplayerstribune.
"Saya lebih khawatir untuk tidak membuat kesalahan daripada benar-benar bermain dengan gaya permainan saya. Gaya permainan saya selalu tentang membuat perbedaan dan memainkan umpan yang sulit. Saya bisa mengerti mengapa itu terjadi sekarang. Saya masih terlalu kecil, tetapi saya telah belajar bahwa Anda harus kejam. Anda tidak harus selalu peduli. Anda harus menunjukkan diri Anda yang sebenarnya di lapangan," lanjutnya.
(pur/mrp)