Vinicius Junior kerap dianggap bertindak provokatif sehingga dapat hinaan rasialis dari suporter lawan. Carlo Ancelotti tak sepakat dengan anggapan itu.
Vinicius jadi sasaran serangan rasialisme saat Real Madrid tandang ke markas Valecia di Mestalla dalam lanjutan LaLiga akhir pekan lalu. Teriakan 'monyet' diarahkan sejumlah suporter lawan ke pemain asal Brasil itu.
Insiden itu tak cuma terjadi saat pertandingan berlangsung. Nyanyian rasis untuk Vinicius sudah terdengar sejak para pemain Madrid tiba di stadion.
Ada anggapan bahwa Vinicius dapat hinaan dari suporter lawan karena bertindak provokatif di lapangan. Ancelotti pun menepisnya. Bagaimanapun, Vinicius adalah korban dari serangan rasialisme.
"Dia sudah jadi korban, dia adalah korban dari apa yang terjadi. Kadang dia disalahkan: 'dia memprovokasi', 'sikapnya' ... tidak," ujar Ancelotti seperti dilansir AS.
"Blak-blakan saja: dia adalah korban dalam semua ini. Sama seperti fans yang bersikap baik. Dan omong-omong, ketika saya bicara soal Mestalla, saya tidak merujuk ke 46.000 orang, tapi ke kelompok kecil yang bersikap sangat buruk. Sama seperti di Mallorca, Valladolid... ini kebiasaan. Terlepas dari rasisme, sepertinya menghina orang di stadion sudah jadi hal yang wajar."
Baca juga: Vinicius: LaLiga Milik Orang-orang Rasis |
"Saya kira apa yang dikatakan Xavi tepat sasaran. Kenapa kita mewajarkan hinaan dalam sepakbola? Mereka bilang kepada saya kalau mereka tidak memanggilnya 'monyet' tapi memanggilnya 'bodoh'. Terus kenapa? Apakah itu lantas menjadikannya benar? Ini sama saja tidak bisa ditoleransi. Ini harus dihentikan."
"Ini adalah kesempatan besar untuk mengakhirinya. Spanyol tidak rasis, tapi ada rasisme di Spanyol. Dan itu harus berubah," kata Ancelotti.
(nds/bay)