Pemerintah Swedia Kritik Sponsorship Barcelona, Ada Apa?

Pemerintah Swedia Kritik Sponsorship Barcelona, Ada Apa?

Bayu Baskoro - Sepakbola
Selasa, 05 Agu 2025 11:00 WIB
KOBE, JAPAN - JULY 27: Pedro Fernandez of Barcelona celebrates scoring the teams second goal with team mate during the preseason friendly between Vissel Kobe and FC Barcelona at Noevir Stadium Kobe on July 27, 2025 in Kobe, Hyogo, Japan. (Photo by Koji Watanabe/Getty Images)
Barcelona menerima uang sponsorship dari Republik Demokratik Kongo. (Foto: Getty Images/Koji Watanabe)
Barcelona -

Pemerintah Swedia mengkritik kerja sama sponsorship Barcelona dengan Republik Demokratik Kongo. Apa yang dikeluhkan?

Barcelona meneken kerja sama dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo. Los Cules akan mendapat pemasukan 44 juta Euro untuk total empat tahun dari negara Afrika bagian tengah itu.

Kerja sama ini dilakukan demi bisa mendongkrak pariwisata Kongo. Barcelona akan mencantumkan slogan 'DRC, The Heart of Africa' pada bagian lengan jersey.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah Barcelona bermitra dengan Republik Demokratik Kongo dikritik Swedia. Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional dan Perdagangan Luar Negeri Swedia, Benjamin Dousa, menyebut uang tersebut datang dari negara-negara yang mengirim bantuan ke Kongo, termasuk Swedia.

Dousa menilai sponsorship itu membuat pemerintah Swedia selaku donatur Kongo menyuntikkan dana secara tidak langsung ke Barcelona. Swedia sudah memberi bantuan keuangan kepada Kongo sekitar 300 juta euro selama empat tahun, yang ditujukan untuk program pengentasan kelaparan, obat-obatan, dan pendidikan.

ADVERTISEMENT

"Saya ingin menekankan bahwa tidak satu sen pun dari uang Swedia boleh dibelanjakan untuk prioritas-prioritas seperti ini. Bantuan kami dialokasikan untuk paket makanan, vaksin, dan buku," kata Dousa, dilansir dari Football Espana.

"Kami berharap dana dari Swedia tidak akan digunakan untuk membiayai prioritas seperti sponsorship dengan Barcelona," tegasnya.

Republik Demokratik Kongo memang bisa dibilang salah satu negara tertinggal di Afrika. 73 persen penduduknya masuk dalam kategori miskin, sementara pemerintah negara tersebut menempati peringkat ke-163 dari 180 negara dalam indeks korupsi.




(bay/adp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads