Sebagaimana diketahui, Rijsbergen baru seminggu menjadi pelatih kepala skuad "Merah Putih", menggantikan pelatih asal Austria, Alfred Riedl. Dalam laga pertamanya, Firman Utina dkk diaturnya untuk membawa hasil seri 1-1 di kandang Turkmenistan, di babak kualifkasi Piala Dunia 2014 zona Asia putaran kedua hari Sabtu lalu.
Pria Belanda berusia 59 tahun itu adalah mantan pemain yang membela negaranya di Piala Dunia 1974 dan 1978. Ia pernah menjadi pelatih tim muda Ajax Amsterdam, asisten Leo Beenhakker di Piala Dunia 2006, serta pelatih timnas Trinidad & Tobago.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat menemuinya di Hotel The Sultan, Senin (25/7/2011), detiksport menanyakan sudah sejauh mana ia mengenal Indonesia dan sepakbolanya. Sebaliknya, fans Indonesia pun masih belum terlalu mengenal sosoknya.
"Saya memang belum bisa menceritakan kehidupan saya dalam waktu dekat. Tapi saya bisa katakan, mereka (masyarakat) mendukung. Saya tidak tahu situasi sebelumnya, masalah (yang terjadi di PSSI) sebelumnya, dan saya tidak mau melihatnya juga. Saya lihat yang sekarang saja, bahwa saya ada di tempat ini, mengemban tugas ini," tutur Rijsbergen.
"Saya sudah kerja di sini dari Januari di PSM, kira-kira sudah lima bulan. Yang saya lihat di sini, kalau kamu baik sama orang, maka orang itu akan membalasnya dengan sesuatu," sambungnya.
"Begitu juga untuk pemain. Merekalah yang harus bermain baik di lapangan, bukan saya atau Rahmad (Darmawan, asisten pelatih) atau Ferry (Kodrat, manajer timnas). Kami cuma membantu mereka, mendukung mereka, karena mereka kerja untuk kalian (fans). Itulah garis bawahnya."
Rijsbergen mengaku dirinya orang yang mudah masuk ke lingkungan baru dan mau membaur. Dalam pekerjaannya, itu harus ia lakukan karena harus mengenal pemain-pemainnya.
"Saya harus berteman dengan pemain. Fabio Capello mungkin tidak begitu. Tapi saya kenal dia, dia punya kualitas hebat, tangguh. Masalahnya, kita tidak bisa menerapkan (cara Capello) itu dengan mental orang Italia atau beberapa negara Eropa," tuturnya.
"Tapi di sini lebih friendly, lebih kekeluargaan. (Saya) harus hati-hati dengan mereka. Di China juga berbeda, Amerika Selatan juga orang-orangnya lebih kekeluargaan. Kita tidak bisa ngomong langsung seenaknya. Bisa-bisa kamu menyinggung mereka. Intinya, setiap budaya punya caranya sendiri-sendiri."
Rijsbergen sedang mempersiapkan skuad "Garuda" untuk melakoni pertandingan kedua melawan Turkmenistan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, hari Kamis (28/7) mendatang.
(a2s/nar)