Malamnya Renato Sanches

Malamnya Renato Sanches

Lucas Aditya - Sepakbola
Jumat, 01 Jul 2016 06:31 WIB
Foto: Reuters / Kai Pfaffenbach
Marseille - Renato Sanches tampil amat bagus saat Portugal mengalahkan Polandia. Laga itu seakan menjadi malam untuk pemain berusia 18 tahun itu.

Portugal melaju ke babak semifinal Piala Eropa setelah mengalahkan Polandia dalam laga yang berlangsung sampai babak adu penalti. Di babak tos-tosan, A Seleccao das Quinas, menang dengan skor 5-3 usai imbang 1-1 selama 120 menit.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stade Velodrome, Jumat (1/7/2016) dini hari WIB, Portugal mengawali pertandingan dengan kurang oke. Gawang mereka sudah dibobol oleh Robert Lewandowski di menit kedua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya Portugal untuk menyamakan kedudukan baru membuahkan hasil di menit 33. Bukan Cristiano Ronaldo atau Luis Nani, yang merupakan dua top skorer Portugal pencetaknya, melainkan Renato.

Renato memanfaatkan umpan dari Nani untuk menceploskan bola ke dalam gawang yang dikawal oleh Lukasz Fabianski.

Dengan gol itu, Renato dicatat oleh Opta menjadi pemain termuda yang mencetak gol di fase knock-out Piala Eropa. Usianya 18 tahun 316 hari.

Gol dari Renato itu pada prosesnya membuat pertandingan berlanjut hingga babak adu tendangan penalti. Tak ada gol lagi di sisa pertandingan.

Di babak tos-tosan, Renato kembali unjuk kebolehan. Menjadi penendang kedua usai Cristiano Ronaldo. Dia bisa menceploskan bola ke dalam gawang. Di akhir pertandingan, Renato pun dinobatkan menjadi penampil terbaik.

Dengan kontribusi yang diberikan Renato itu, hal itu memang wajar. Di saat pemain seperti Ronaldo dan Nani beberapa kali menyia-nyiakan peluang, dia tampil sebagai pembeda.

Renato tampil dominan di lini tengah. Dia dicatat oleh Whoscored melakukan sentuhan paling banyak dengan catatan 98 kali. Satu sepakan on target yang dia bukukan juga berbuah gol.

Dengan penampilannya yang gemilang di laga melawan Polandia, wajar kalau dia menganggap saat di Marseille ini sebagai saat momen yang luar biasa.

"Ini merupakan momen yang luar biasa untuk tim, buat saya. Kami sudah bekerja sangat keras dan kami sudah melakukan yang terbaik. Orang-orang mengkritik kami, tapi kami tak peduli karena sudah menjejak ke semifinal," kata Renato di situs UEFA.

"Kami kebobolan gol sangat cepat, tapi kami tetap mempunyai keyakinan sampai akhir pertandingan."

"Untuk penalti, pelatih bertanya siapa yang ingin menjadi penendang. Cristiano menjadi yang pertama lalu saya bilang bahwa saya bisa menjadi yang kedua. Pelatih mempunyai keyakinan pada diri saya dan saya cukup percaya diri diminta menjadi penendang."

"Saya berpikir mengenai mencetak gol, saya sangat tenang, sangat kolektif, melakukan yang selalu saya lakukan dan menentukan sisi tembakan, dan meletakannya di sana, imbuhnya.

(cas/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads