Buah Kesabaran dan Keberhasilan Mengatasi Pressing Tinggi Lawan

Pra Piala Asia U-19: Indonesia 4-0 Laos

Buah Kesabaran dan Keberhasilan Mengatasi Pressing Tinggi Lawan

- Sepakbola
Rabu, 09 Okt 2013 17:52 WIB
ANTARA/Ismar Patrizki
Jakarta - Menghadapi Laos pada laga pertama kualifikasi Piala Asia U-19, Indonesia mampu unggul dengan skor telak 4-0. Evan Dimas menjadi bintang lapangan dengan catatan fantastisnya: 1 gol dan 2 assist untuk gol Muchlis Hadi, plus 1 key pass atas gol yang diciptakan oleh Paulo Oktavianus Sitanggang.

Bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Indonesia mampu tampil dengan menguasai jalannya pertandingan, meski Laos juga bermain rapi. Terlebih ketika Laos harus tampil dengan 9 pemain setelah Phithack dan Xouxana menerima kartu merah. Indonesia pun kemudian mampu mendominasi dan mencetak dengan dua gol tambahan yang dicetak oleh Paulo dan Evan.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Grafik percobaan mencetak gol. Terlihat dominasi Indonesia dalam menciptakan peluang]

Bertahan Mulai dari Lini Depan

Laos yang tampil dengan formasi 4-2-3-1 bermain apik dengan menerapkan high pressing terhadap setiap pergerakan pemain Indonesia. Bahkan Phithack yang pada laga ini berposisi sebagai ujung tombak, acapkali melakukan tekel terhadap pemain-pemain tuan rumah. Ini artinya, pelatih Laos, Chandalaphone Liepvisay, menginstruksikan kepada para penyerangnya untuk berperan sebagai pertahanan lapis pertama.

Pressing ketat ini terbukti cukup menyulitkan barisan penyerangan Indonesia dalam membangun serangan. Terlebih di babak pertama, di mana tidak banyak pergerakan yang dilakukan oleh trio penyerng Maldini, Muchlis dan Ilham Udin.

Namun, Laos seolah melakukan blunder atas strategi pressing ketatnya itu dengan cenderung menerapkannya dengan kasar. Sehingga, tak ayal hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia, yang kemudian memanfaatkan peluang melalui bola-bola mati di tengah buntunya penyerangan melalui skema open play. Gol yang berhasil dicetak oleh Muchlis di menit ke-10 pun berawal dari pelanggaran yang dilakukan oleh pemain bertahan Laos.

Triangular Indonesia yang Tidak Bekerja

Dengan melakukan pressing ketat bahkan dari pertahanan Indonesia, 3 striker dan 3 gelandang tengah Laos bisa maju secara sporadis menekan lini belakang Indonesia yang menguasai bola. Akibat pressing ini pola triangle dengan umpan pendek antara 3 gelandang Indonesia berjalan hanya pada tengah lapangan, bahkan cenderung di area pertahanan sendiri.

Padahal, biasanya umpan-umpan pendek antara trio lini tengah Indonesia lebih sering berada di daerah pertahanan lawan. Pada kondisi sebelumnya, pola triangle ini kerap merepotkan pertahanan lawan dengan melakukan umpan 1-2 yang diakhiri dengan trough pass di depan kotak penalti lawan. Praktis Evan Dimas lebih banyak melakukan longball yang diarahkan ke arah sayap, terutama ke Ilham yang mengisi winger kiri.



[Grafik passing di sepertiga lapangan akhir babak pertama. Terlihat minimnya umpan-umpan pendek di area tengah yang biasanya jadi ciri khas indonesia]

Paulo Sitanggang Sebagai Pembeda

Pelatih Indra Sjafri melakukan pola counter terhadap taktik Laos ini dengan mengganti Hargiyanto dengan Paulo Sitanggang. Hargiyanto yang diplot sebagai DM memang bermain terlalu dalam. Hal ini bisa sangat berbahaya jika melihat pola pressing yang dilakukan Laos, Indra menginginkan tim Indonesia "keluar" dari tekanan yang diberikan Laos.

Selain itu, semalam Hergiyanto juga terlihat hanya memiliki satu "senjata" sebagai gelandang untuk melakukan serangan, yaitu umpan panjang ke arah sayap. Dengan memainkan Paolo, peran membagi bola bisa dialihkan ke kaki Zulfiandi, sementara Paolo bisa turun-naik dan menjadi seorang box-to-box midfielder.

Hasilnya langsung terlihat. Jika sebelumnya Indonesia menguasai possession di daerah pertahanan sendiri, setelah itu lini tengah Indonesia banyak bertarung dengan 3 gelandang Laos di daerah pertahanan lawan. Tekanan akhirnya berpindah ke Laos, yang berakibat para pemainnya mulai tampak frustasi. Dua kartu merah yang diterima dan praktik "cedera" yang ditunjukan kiper Laos jelas menunjukkan bagaimana tekanan berada di pundak Laos.

Suksesnya Transisi Bertahan ke Menyerang Laos

Terlepas dari pola pressing yang diterapkan, kredit khusus patut disematkan pada Laos. Bola hasil dari intersep dan clearance acap berhasil dikonversi menjadi penguasaan bola bagi Laos. Faktor inilah yang turut menjadikan Indonesia sulit untuk masuk ke area pertahanan Laos, terlebih pada 25 menit awal pertandingan.

Bahkan, tak jarang serangan balik yang digencarkan oleh Laos mampu memberikan ancaman bagi barisan pertahanan Indonesia. Akan tetapi, barisan pertahanan Indonesia tampil cukup baik pada laga kali ini dengan bermain pada garis pertahanan yang rendah.



[Grafik aksi bertahan Indonesia. Terlihat di babak pertama Indonesia menggunakan garis lini pertahanan yang rendah]

Pola Set-Piece Indonesia

Hal menarik pada laga kali ini adalah ketika melihat bagaimana skema set piece yang diterapkan oleh coach Indra. Tercatat, dari total 5 kali corner dan 1 kali free kick yang berasal dari area kiri penyerangan Indonesia, empat di antaranya acapkali diarahkan menuju tiang jauh gawang Laos. Dan dari skema yang diterapkan tersebut, 3 di antaranya berhasil menjadi attempt bagi Indonesia.

Bahkan, gol yang dicetak oleh Mukhlis di menit ke-10 pun tak lepas dari skema tersebut. Kurang baiknya kemampuan duel udara pemain bertahan Laos dan kerap lepasnya penjagaan pemain Indonesia oleh para pemain bertahan Laos menyebabkan skema tersebut dapat berjalan dengan baik.

Pressing yang Tidak Konstan

Berbicara mengenai bagaimana pola pressing yang diterapkan oleh Laos, dapat dikatakan Laos menerapkan strategi yang sama dengan apa yang diterapkan oleh Vietnam pada laga final Piala AFF U-19 yang di gelar di Sidoarjo. Pressing ketat serta konversi atas intersep dan clearance yang baik memang mampu membuat Indonesia kesulitan dalam membangun serangan.



Terlihat dari grafik di atas bahwa pemain depan dan pemain tengah Laos kerap melakukan intersepsi atas umpan-umpan pemain Indonesia. Inilah yang menyulitkan berkembangnya permainan Indonesia. Bahkan bek kiri Fatchu Rohman, yang biasanya membantu Ilham dalam menyerang, pun di babak pertama jarang merangsek ke depan.

Namun sayangnya, skema tersebut tidak berjalan lurus dengan kekuatan fisik pemain Laos yang tidak konstan. Sebagaimana halnya dengan Vietnam, strategi Laos hanya mampu bertahan selama 25 menit. Terlebih setelah Indra mengganti Hargiyanto dengan Paulo. Serangan Indonesia sudah tidak mampu terbendung. Akibat faktor inilah pada akhirnya Laos sering melakukan pelanggaran yang tidak perlu.

Kesimpulan

Indonesia mampu tampil dominan dengan menerapkan pola permainan yang sama dengan apa yang diterapkan di Piala AFF U-19. Selain itu, pelatih Indra juga mampu menunjukkan kembali kemampuannya dalam meredam pola pressing ketat yang diterapkan oleh Laos, dengan bermain sabar dan menjaga penguasaan bola dengan melakukan passing-passing pendek di area pertahanan Indonesia.

Penampilan apik juga mampu ditunjukkan oleh Evan Dimas. Pergerakan pemain asal Persebaya 1927 ini setidaknya mampu merepotkan barisan pertahanan Laos. Terlihat, Evan Dimas di-pressing oleh 2 atau bahkan 3 pemain pada laga ini. Apalagi, dengan masuknya Paulo, Evan acap bertukar posisi dengan rekannya itu.

Satu kelebihan dari sang kapten juga terlihat dari gol yang dicetaknya. Saat menerima bola, Evan masih sempat melihat posisi kiper sebelum melepaskan tembakan dan menempatkan bola ke pojok kanan bawah gawang. Hal inilah yang menjadi pembeda dari Evan dengan, misalnya, Ilham atau Maldini. Kedua pemain sayap tersebut sebenarnya mendapatkan kesempatan untuk mencetak gol, tapi kerap kali diakhiri dengan terburu-buru tanpa memperhatikan posisi kiper atau pemain belakang lawan.

Dengan raihan kemenangan melawan Laos, tentunya hal ini menjadi suntikan moral tersendiri bagi Indonesia dalam menghadapi dua laga berikutnya melawan Filipina dan Korea Selatan. Terlebih, Korea Selatan sendiri pada laga sebelumnya mampu meraih kemenangan juga dengan skor 4-0.


===

* Ditulis oleh Pandit Football Indonesia. Tulisan lain lihat di sini


(a2s/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads