Roma menjalani laga pekan ini dengan prasyarat harus menang. Ini karena jarak dengan pemimpin klasemen sementara, Juventus, membuat mereka harus memastikan 3 poin jika ingin tetap di jalur perebutan scudetto.
Meski masih memiliki kelebihan satu pertandingan dibanding Juventus, jarak 14 poin sungguh tak mudah untuk dikejar. Musim kompetisi yang sudah tinggal menyisakan 12 pertandingan mengharuskan Roma tidak boleh lagi kehilangan angka.
Namun tadi malam Roma harus menghadapi lawan yang tidak mudah. Napoli, yang bercokol di urutan ketiga, membutuhkan poin untuk mengatrol terus posisinya. Ancaman dari tim peringkat keempat, Fiorentina, yang terus menempel ketat, membuat Napoli harus meraih hasil maksimal di kandangnya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Napoli memainkan formasi tim yang berbeda dari laga sebelumnya. Gonzalo Higuain dan Raul Albiol, yang pada laga melawan Livorno tidak bisa dimainkan akibat skorsing, sudah bisa diturunkan kembali. Albiol mengisi posisi bek tengah bersama Federico Fernandez, sementara Higuaian menjadi penyerang tunggal.
Sisanya, Benitez memainkan pemain-pemain terbaik yang dimilikinya. Christian Maggio dan Faouzi Ghoulam sebagai fullback kanan dan kiri. Gokhan Inler dan Blerim Dzemaili menjadi poros ganda di tengah. Serta Dries Mertens, Marek Hamsik, dan Jose Callejon sebagai gelandang serang yang berdiri di belakang Higuain.
Adapun Roma tanpa pemain andalannya, Daniele De Rossi. Posisi De Rossi diisi oleh Miralem Pjanic yang menjadi gelandang di tengah bersama Kevin Strootman dan Radja Nainggolan. Di depan, adalah Ljajic yang harus menempati bangku cadangan, sementara Michael Bastos, Gervinho, dan Alessandro Florenzi diberikan tugas untuk mendobrak pertahanan Napoli.

[Susunan pemain kedua tim. Sumber: whoscored.com]
Roma langsung mengambil kendali pertandingan. Anak-anak asuh Rudi Garcia mampu menguasai 60% ball possession, berbanding 40% bagi sang tuan rumah Napoli.
Roma sendiri memainkan bola-bola pendek untuk membangun serangan dari belakang. Total 505 operan mereka lepaskansepanjang pertandingan. Ketiga gelandang mengatur setiap serangan dari tengah.
Ketika menyerang, kedua fullback didorong naik untuk mengisi sisi sayap. Hal ini dilakukan karena baik gelandang dan penyerang Roma cenderung berada di tengah. Hanya Bastos yang sering ikut membuka ruang di sisi kanan atau kiri. Terlihat jelas dalam positioning sepanjang pertandingan, baik gelandang maupun penyerang Roma lebih cederung berada di tengah dan sisi kanan-kiri hanya diisi oleh kedua fullback.

[Positioning pemain Roma sepanjang pertandingan: serangan ke arah kiri. Sumber: whoscored.com]
Tapi Napoli pun tak mau begitu saja diatur oleh tamunya. Mereka langsung menyambut setiap serangan yang dibangun Roma.
Pressing ketat langsung diperagakan Napoli saat Roma sudah memasuki daerah pertahanan mereka. Tidak tanggung-tanggung, minimal 3 pemain Napoli langsung menghadang setiap pemain Roma yang membawa bola. Dengan begitu sulit bagi pemain Roma manapun yang masuk membawa bola, untuk mengalirkan umpan ke depan.
Beralih ke Kanan dan Gunakan Umpan Terobosan
Dari situ Roma mencoba bermain sedikit melebar ke kanan. Penuhnya daerah tengah membuat mereka kesulitan untuk memasuki daerah pertahanan Napoli dari poros tengah.
Maicon yang bermain sebagai fullback kanan Roma diberdayakan untuk membuka ruang dari area itu. Bersama Bastos dan Pjanic yang juga sering berdiri melebar ke kanan, Maicon membuka pertahanan Napoli untuk mengalirkan bola kepada Gervinho dan Florenzi di tengah.
Hal ini terlihat dari grafik arah serangan Roma yang hingga 45% berasal dari sisi kanan. Sedangkan sisi tengah hanya 26% dan sisi kiri 29%.

[Arah serangan Roma. Sumber: whoscored.com]
Namun, Benitez tahu bahwa Roma tidak memiliki penyerang dengan aerial duel yang baik di depan. Baik Gervinho, Florenzi maupun Bastos adalah penyerang yang siap menerima bola daerah dengan kecepatannya. Maka dari itu, Roma akan segera mengembalikan bola ke tengah untuk menghindari umpan-umpan silang yang hampir mustahil bisa dimanfaatkan para penyerangnya.
Benar saja, sepanjang pertandingan Roma hanya melepaskan 5 umpan silang dan hanya 1 yang berhasil sampai di kepala pemain Roma lainnya.
Serangan Roma memang lebih berfokus pada umpan-umpan terobosan kepada para penyerangnya. Ruang di antara bek Napoli dengan kiper Pepe Reina adalah target sasaran operan gelandang-gelandang Roma. Di area itu, Gervinho maupun Florenzi siap melesat masuk untuk melanjutkan operan.
Hal ini terlihat cukup efektif. Tercatat 2 kali Gervinho berhasil lolos dari jebakan offside Napoli untuk menerima operan terobosan dan berhadapan 1 lawan 1 dengan Reina di babak pertama. Sayangnya Gervinho belum bisa memanfaatkan peluang matang ini untuk menjadi gol.
Dari chalkboard di bawah ini terlihat operan pemain Roma tertumpu pada umpan terobosan ke tengah dan sangat menghindari umpan-umpan silang dari sayap.

[Chalkboard operan Roma. Sumber: fourfourtwo.com]
Padatnya Area Pertahanan Roma
Meski bagus dalam bertahan, Napoli kesulitan untuk menembus pertahanan Roma. Pemain-pemain Roma memperagakan pertahanan zonal marking yang sangat baik.
Seluruh pemain Roma, bahkan termasuk Gervinho dan Florenzi, ikut langsung membangun pertahanan saat Napoli mulai menguasai bola. Ini dilakukan dengan cara yang berbeda dengan Napoli. Pemain Roma tidak melakukan pressing namun membiarkan Napoli memasukkan bola ke daerah pertahanan mereka.
Dengan 11 orang berada di pertahanan sendiri, daerah lapangan Roma pun menjadi sangat padat. Hal inilah yang kemudian menyebabkan Napoli tidak bisa menembus pertahanan Roma.
Marek Hamsik yang biasanya menjadi pengatur serangan Napoli, tidak bisa berbuat banyak pada pertandingan kali ini akibat sama sekali tidak memiliki ruang gerak. Pemain Slovakia ini dibuat hanya seperti pelengkap di lapangan.
Untuk seorang pengatur serangan, Hamsik terlalu sedikit menguasai bola. Sebelum digantikan pada menit ke 73 oleh Insigne, ia hanya melepaskan 26 operan dengan hanya 16 di antaranya yang berhasil.
Chalkboard aktivitas Hamsik sepanjang permainan di bawah menunjukan bagaimana minimnya kontribusi Hamsik.

[Aktivitas Marek Hamsik. Sumber: fourfourtwo.com]
Celah di Pertahanan Roma
Benitez kemudian melihat celah besar pada pertahanan Roma. Mereka memang sangat kokoh ketika bertahan akibat rapatnya setiap area, namun Roma menjadi lemah ketika menerima serangan balik.
Bagaimana tidak. Dengan naiknya kedua fullback Roma untuk ikut menyerang, maka hanya tersisa Leandro Castan dan Mehdi Benatia di lini pertahanan. Napoli pun bermain lebih sabar untuk menunggu para pemain Roma naik sebelum meluncurkan serangan balasan cepat.
Hasilnya memang cukup membuat jantung pendukung Roma berdegup kencang. Setidaknya 5 kali kedua centerback Roma harus berhadapan dengan 3-4 pemain Napoli saat serangan balik, akibat belum kembalinya kedua fullback mereka.
Masuknya Insigne menggantikan Hamsik pun membuat serangan balik Napoli semakin berbahaya. Kecepatan pemain muda ini membuat serangan balik Napoli lebih mematikan.
Kesabaran pemain-pemain Napoli berbuah sebuah gol pada menit 81. Satu tusukan yang dilakukan bek sayap kiri, Faouzi Ghoulam, yang menerima operan terobosan Insigne, berbuah umpan silang matang kepada Jose Callejon yang berada di sisi sebaliknya. Tanpa terkawal Callejon menyambar umpan silang yang sangat matang tersebut untuk mencetak gol satu-satunya pada pertandingan itu.
Setelah unggul satu gol, Benitez yang tidak mau menyia-nyiakan 3 poin yang sudah di depan mata itu, langsung memerintahkan para pemainnya untuk bermain lebih aman. Ia menarik kedua penyerang sayap Napoli untuk melapisi kedua bek sayap dalam menghadang serangan Roma.
Hal ini membuat Roma semakin tidak bisa memainkan bola di pertahanan Napoli. Hingga peluit akhir dibunyikan, Napoli tetap memimpin dengan 1 gol dan memastikan 3 poin.
Dengan hasil ini yang tersenyum paling lebar tentu adalah kubu Juventus. Roma yang kehilangan 3 poin berarti gagal mempersempit jarak dengan pimpinan klasemen. Dengan sisa 13 laga, memang masih mungkin bagi Roma untuk dapat merebut gelar juara dari Juventus. Tapi itu pun dengan catatan Juventus terpeleset sebanyak 5 kali sehingga poin "Serigala Ibukotaa" bisa melewati poin "Si Zebra".
====
* Dianalisis oleh Pandit Football Indonesia. Akun twitter: @panditfootball
(a2s/krs)