Tidak tanggung-tanggung, De Oranje membuat La Roja layaknya tim semenjana. Belanda menang 5-1. Hasil yang tentu sangat memukul tim Matador, sampai-sampai pelatih Spanyol, Vicente del Bosque, harus menepuk pundak seluruh pemain dan ofisial tim yang duduk di bench sebelum masuk ke ruang ganti. Pertanda bahwa mereka harus tetap tegar dan harus segera bangkit untuk mengumpulkan tiga angka di partai kedua.
Skema Baru Belanda
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini berbeda dengan Belanda yang tampil dengan skema barunya, 5-3-2.
Sang pelatih, Louis van Gaal menempatkan Daley Blind dan Daryl Janmaat di posisi wingback untuk menjaga kedalaman. Hal ini tak semata sebagai perjudian. Namun skema ini sudah dipikirkan masak-masak oleh LvG. Pasalnya, sejak akhir Mei lalu, saat melakukan pemusatan latihan di Portugal, calon pelatih Manchester United ini memang sudah menyiapkan skema ini untuk menghadapi tim yang mengandalkan penguasaan bola, layaknya Spanyol. Dan hasilnya? Berkat kedisiplinan duo wingback Janmaat-Blind, Belanda bisa meraih tiga angka pertama mereka di Piala Dunia 2014.

Grafik line-up kedua tim
Memaksa Spanyol Melepaskan Bola
Kemenangan Belanda kali ini adalah buah dari kerelaan van Gaal menurunkan egonya. Ia rela tak menampilkan permainan menyerang nan atraktif khas Total Football, dan lebih memilih fokus bertahan sambil sesekali melakukan serangan.
Meski begitu, Van Gaal tak sepenuhnya meninggalkan khasanah sepakbola Belanda. Malam tadi mereka masih mengandalkan pressing-pressing ketat dan juga cairnya pergerakan para pemain.
Saat pemain Spanyol membawa bola, pemain-pemain Belanda langsung melakukan pressing ketat. Mereka tak memberi kesempatan penggawa La Roja berlama-lama memegang bola. Ini jadi hal yang sangat mencolok pada pertandingan tadi malam, yaitu pemain-pemain Spanyol tak nyaman dalam menguasai bola.
Tekanan ini yang kemudian memaksa pemain Spanyol untuk segera melepaskan bola setelah melakukan tiga sentuhan. Bahkan Andres Iniesta, yang terkenal dengan kontrol bola yang baik, pun terpengaruh oleh pressing Belanda ini. Jika tidak, mereka akan akan kehilangan bola.
Pressing inilah yang kemudian memecah konsentrasi para pemain Spanyol. Hal ini terlihat dengan jumlah intersepsi yang berhasil dilakukan pemain Belanda. Sepanjang babak pertama, De Oranje berhasil melakukan 11 kali intercept di babak pertama dan 8 intercept di babak kedua.

Grafik interception Belanda
Banyaknya intercept yang dilakukan pemain-pemain Belanda inilah yang membuat Diego Costa tak begitu menonjol semalam. Pasalnya, ia terisolasi. Tak mendapat banyak suplai bola dari lini tengah.
Selain memaksa pemain Spanyol tak bisa berlama-lama memegang bola, pressing yang dilakukan Belanda juga memaksa Spanyol untuk mengandalkan umpan-umpan terobosan atas untuk masuk ke sepertiga akhir lapangan lawan, bukan umpan terobosan mendatar seperti ciri khas Spanyol selama ini.
Gol keempat Belanda, yang dicetak Van Persie, juga merupakan keberhasilan pressing yang dilakukan pemain-pemain De Oranje. Iker Casillas yang gugup lantaran mendapat pressing, akhirnya merelakan bola yang sudah berada dalam penguasaannya dicuri oleh Van Persie.
Spanyol yang Terkecoh
Sejak awal, Vicente del Bosque menginstruksikan anak didiknya untuk menyerang lewat kanan (kiri pertahan Belanda). Pasalnya, di sisi itulah Daley Blind beroperasi. Bek muda asal Ajax ini memang belum terlalu fasih bermain dengan pola 5-3-2. Tak ayal, area yang dijaganya hendak dieksploitasi Spanyol agar bisa merangsek masuk ke kotak penalti Belanda.
Namun di luar dugaan Blind bermain sangat disiplin. Saat bertahan, pemain berusia 24 tahun ini tak mau terpancing keluar dari posisinya. Meski Iniesta dan Silva berganti-gantian memancingnya untuk keluar, anak dari legenda Ajax, Danny Blind, ini tetap setia menjaga pos.
Tak menemui hasil, Spanyol pun mengubah arah serangan. Hasilnya cukup baik karena sebuah gol tercipta. Terlepas Diego Costa melakukan diving atau tidak, gol tersebut merupakan hasil dari kecerdikan Xavi memanfaatkan celah di sisi kanan pertahanan Belanda.

Grafik proses terjadinya penalti Spanyol
Pada babak kedua, Spanyol tetap kukuh pada pendirian mereka, menyerang lewat kanan dan mengeksploitasi Daley Blind.
Namun usaha mereka justru berujung petaka. Gol kelima Belanda adalah bukti nyata bahwa Del Bosque salah terka. Martins Indi dan Blind yang menutup sisi kiri pertahan Belanda bisa mencuri bola, lalu mengirimkan umpan kepada Wesley Sneijder. Mantan pemain Inter Milan itu pun melihat celah di pertahanan Spanyol dan langsung mengirim umpan kepada Robben.
Dengan kecepatannya, Robben dapat mengelabui Gerard Pique dengan mudah. Dalam sekejap ia sudah berada dalam posisi one on one, kondisi yang memudahkan pemain asal Bayern Munich ini untuk mencetak gol keduanya.

Β
Proses gol kelima Belanda yang dicetak Arjen Robben
Ya, tadi malam, Spanyol benar-benar terkecoh. Sisi yang menurut mereka lemah, ternyata justru menjadi sisi terkuat Belanda.
Cairnya Pergerakan RvP-Robben
Salah satu faktor kemenangan Belanda adalah cairnya pergerakan duet penyerang mereka, Robin van Persie dan Arjen Robben. Sejak awal, duet baru ini memang diberikan keleluasan untuk bergerak dan bertukar posisi.
Selain untuk mengelabui duet centre-back Spanyol, Ramos-Pique, pertukaran posisi dapat memudahkan dua pemain ini untuk mengeluarkan kelebihannya, yaitu melakukuan cutting inside. Maklum, RvP maupun Robben sama-sama mengandalkan kaki kiri. Itu berarti, jika ingin melakukan cutting inside lalu melepaskan tembakan ke arah gawang, mereka harus berlari dari kanan ke kiri.
Gol yang diciptakan RvP pada menit ke-44 tak lepas dari peran Robben yang berhasil memecah konsentrasi duet centre-back Spanyol, Ramos-Pique. Sebelum Daley Blind melepaskan umpan, Robben berhasil melakukan pergerakan tanpa bola. Karena sedikit panik dan hendak mengantisipasi kecepatan Robben, Pique yang lamban pun mengambil jarak agak ke belakang. Hal inilah yang menjadikan posisi Pique tak lagi sejajar dengan Ramos.
Kondisi tersebut memudahkan Van Persie untuk mencuri start untuk menyambut umpan Blind, lantaran masih berada pada posisi onside.

Grafik proses terjadinya gol pertama Robin van Persie
Tak hanya itu, RvP-Robben juga baik saat berperan sebagai decoy. Ketika mereka mendapat bola dari lini belakang, mereka tak segan untuk mengembalikan bola ke belakang barang sebentar lalu berlari mencari ruang kosong.
Danke, Blind!
Belanda patut berterimakasih pada Daley Blind. Ya, tak ada kata lain selain: terimakasih. Karena Blind berhasil mengubah sisi terlemah Belanda menjadi sisi terkuat Der Oranje. Dua assist, satu untuk Van Persie dan satu untuk Robben, cukup menjadi buktinya.
Meski sempat diragukan dapat bermain dengan baik saat melakoni peran wingback, nyatanya Blind sangat disiplin. Ia juga tak terpancing oleh dua pemain kelas dunia, Iniesta dan Silva.
Saat timnya menguasai bola, Blind dengan cepat naik membantu penyerangan. Ia juga pandai dalam menempatkan posisi, sehingga tak bertabrakan dengan RvP atau Robben yang juga melebar saat membuka ruang. Umpan-umpan crossing-nya pun sangat memanjakan duet striker Oranje.
Namun, kegemilangan Blind kali ini tak lepas dari peran Martins Indi. Saat Blind membantu penyerangan, Indi dengan sigap bergeser ke samping untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan pemain Ajax itu.

Grafik pergerakan lini belakang Belanda saat menguasai bola
Kesimpulan
Kemenangan ini adalah hasil persiapan matang van Gaal saat melakukan pemusatan pelatihan di Portugal sebelum berangkat ke Brasil. Selama melakukan persiapan di Portugal sejak akhir Mei lalu, van Gaal memang memfokuskan latihan timnya untuk bermain dengan pola 5-3-2. Satu skema yang memang disiapkan secara khusus untuk menghadapi Spanyol yang terkenal gemar menguasai bola. Hasilnya pun terbukti, pasukan Belanda mampu mengeksekusi perintah van Gaal dengan sempurna.
Terlepas dari buruknya antisipasi Iker Casillas, pertandingan tadi malam adalah salah satu bukti baru. Bahwasanya tiki-taka pun mampu diredam dengan mengunakan skema serangan balik dan juga pressing ketat.
====
*dianalisis oleh @panditfootball
(roz/mfi)











































