Swiss merupakan salah satu kuda hitam di setiap Piala Dunia. Pada Piala Dunia 2006 Jerman, La Nati tak sekalipun kebobolan sepanjang turnamen. Mereka terpaksa tersingkir di babak 16 hanya karena kalah adu penalti dari Ukraina.
Β
Begitu juga pada Piala Dunia 2010. Swiss hanya kebobolan satu gol. Bahkan mereka secara mengejutkan mengalahkan Spanyol yang ketika itu berstatus juara Piala Eropa di partai perdana. Namun di dua pertandingan berikutnya, mereka dikalahkan Chile 0-1 dan bermain imbang 0-0 dengan Honduras.
Swiss punya pertahanan bagus. Apalagi ketika Ottmar Hitzfeld mulai menangani tim pada 2008. Bekas pelatih Bayern Muenchen ini dinilai menerapkan taktik sepakbola negatif dengan bermain sangat defensif. Tapi kapabilitasnya tetap dipertanyakan karena gagal membawa Swiss ke babak 16 besar Piala Dunia 2010.
Perubahan Taktik Hitzfeld
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2010, Gelson Fernandes, Tranquillo Barnetta, dan Valon Behrami bergantian mengisi kedua sayap. Tapi hanya Barnetta yang asli berstatus winger, sementara Fernandes dan Behrami merupakan pemain tengah yang dimodifikasi ke sayap.
Fernandes dan Behrami cukup baik ketika membantu pertahanan. Namun keduanya cenderung telat membantu tim saat menyerang. Akibatnya mereka hanya mengandalkan umpan panjang ke striker veteran Alexander Frei dan Eren Derdiyok.
Tapi para pemain "anyar" mampu memberi warna tersendiri dengan tipikal permainan menyerang. Misalnya, Shaqiri dengan kecepatan dan skill individunya mampu memberi dimensi berbeda di sisi kanan penyerangan Swiss.
Bola jauh hanya dilepaskan oleh duo fullback, Ricardo Rodriguez dan Stephan Lichsteiner, yang juga rajin membantu serangan. Keduanya pun cukup apik dalam memberikan umpan silang ke dalam kotak penalti.
Transformasi tersebut ternyata mengubah penampilan Swiss secara signifikan. Swiss mulai meninggalkan permainan bertahan dan berbalik membangun serangan perlahan dari area pertahanan sebelum meningkatkan kecepatan begitu memasuki area pertahanan lawan.
Tapi bukan berarti pertahanan Swiss melemah. Pertahanan tetap solid berkat kepiawaian duo fullback yang melakukan transisi menyerang-bertahan dengan baik.
Selain itu, dua sayap Swiss bermain agak ke tengah ketika tak melakukan penjagaan. Maksudnya agar dua pemain tengah, Behrami dan Gokhan Inler, bisa bergeser mendekati posisi bola.


Stocker dan Xhaka yang berposisi sebagai pemain sayap mendekat ke tengah ketika tak mengejar bola
Keduanya pun ball winner sekaligus pemutus serangan dini lawan. Ketika menerima serangan, keduanya akan saling mendukung untuk merebut bola lawan.
Kemudian Josip Drmic sebagai penyerang tunggal biasanya membayangi di belakang pemain lawan yang menguasai bola. Sehingga dengan skema pertahanan seperti ini, jarak antar pemain menjadi lebih dekat serta mampu mempersempit ruang gerak dan jalur passing pemain lawan.
Perkiraan Starting XI
Hitzfield sempat khawatir ketika sejumlah pemainnya cedera dan terhadang kebugaran fisik menjelang persiapan Piala Dunia. Diego Benaglio, Shaqiri, Fabian Schar, Phillippe Senderos, dan Barnetta sempat absen di klubnya masing-masing pada fase akhir kompetisi liga.
Di posisi penjaga gawang, kiper sarat pengalaman Diego Benaglio menjadi pilihan utama. Dari 14 pertandingan Swiss di Piala Dunia, kiper Wolfsburg ini berhasil melakukan 10 cleansheets.
Tak ada keraguan untuk pengisi pos fullback. Lichsteiner, pemain reguler Juventus, dan Rodriguez yang tak tergantikan sebagai bek kiri Wolfsburg menjadi andalan.
Hitzfeld sempat merotasi pengisi dua bek tengah. Namun melihat track record selama kualifikasi, Steve von Bergen dipastikan mengamankan satu jatah. Pengalamannya akan dibutuhkan untuk menggalang lini pertahanan bersama Johan Djourou atau Schar.
Trio Napoli Behrami-Inler-Blerin Dzemaili akan bergantian mengisi dua posisi gelandang tengah Swiss. Mereka akan menopang gelandang serang yang berdiri di depannya. Tapi Xhaka yang biasa mengisi pos gelandang serang, justru tampil mengecewakan untuk Borusia Moenchengladbach di akhir musim Bundesliga lalu. Posisinya justru terancam oleh Admir Mehmedi yang mampu mencetak 12 gol untuk Freiburg di Bundesliga.
Jika Mehmedi dan Xhaka dimainkan berbarengan, maka posisi yang terancam adalah Shaqiri di sebelah kanan. Mehmedi yang sejatinya berposisi sebagai sayap kiri, sering dicoba sebagai sayap kanan ataupun gelandang serang tengah. Sementara pos sayap kiri akan ditempati Stocker yang "menendang" Barnetta ke bangku cadangan.
Hitzfelfd sempat kesulitan memilih penyerang. Derdiyok yang sebelumnya merupakan andalan, kini jarang dimainkan oleh klubnya β Bayer Leverkusen. Akibatnya, Swiss lemah dalam penyelesaian akhir dan kerap menang dengan selisih satu gol. Tidak heran Hitzfield mengambil langkah ekstrem dengan memanggil Drmic dan Mario Gavranovic, untuk melengkapi Harris Seferovic di barisan penyerang berusia awal 20-an.
Melihat kualitas Drmic bersama Nuernberg dengan mencetak 17 gol di Bundesliga lalu, pemain berusia 21 tahun ini akan mengisi pos penyerang tunggal Swiss. Selain itu, Drmic sempat memborong dua gol ke gawang Kroasia dalam laga persahabatan yang berakhir 2-2 pada Maret 2014.

Prediksi
Dengan skuat ini, Swiss diprediksi tidak akan mengulangi penampilan mengecewakan empat tahun lalu. Namun di samping kepercayaan diri pada kekuatan lini pertahanan, Hitzfield harus bisa memecahkan kemandulan lini depan.
Pertandingan pertama melawan Ekuador di Grup E akan menjadi kunci Swiss untuk melenggang ke babak selanjutnya. Mereka patut mengamankan tiga poin karena partai melawan Prancis dan Honduras akan relatif lebih sulit.
Kekuatan Prancis kebetulan masih sulit diprediksi. Namun Les Blues dalam kondisi siap tempur, sehingga Hitzfield dan skuatnya patut waspada. Apalagi Prancis berhasil menggulung Jamaika 8-0 pada partai pemanasan terakhirnya sebelum Piala Dunia 2014.
Melawan Honduras melahirkan trauma tersendiri karena kedua tim pernah berada di grup yang sama empat tahun lalu. Swiss pasti tak mau mengalami dejavu dengan hasil imbang 0-0. Honduras tak bisa dianggap sebelah mata karena tampil kembali di Piala Dunia adalah bukti.
Namun keraguan bisa dipatahkan selama Swiss tampil konsisten seperti yang diperlihatkan di babak kualifikasi dan partai latih tanding. Bila Drmic sebagai ujung tombak andalan mampu membuktikan ketajamannya mencetak gol maka Swiss bisa melaju dari grup dan mengalahkan Bosnia atau Nigeria di 16 Besar.
====
*dianalisis oleh @panditfootball
(roz/krs)











































