Rusia vs Korsel: Memanfaatkan Keunggulan Duel Udara

Rusia vs Korsel: Memanfaatkan Keunggulan Duel Udara

- Sepakbola
Selasa, 17 Jun 2014 15:44 WIB
Rusia vs Korsel: Memanfaatkan Keunggulan Duel Udara
AFP/Kirill Kudratvsev
Jakarta -

Bagi Korea Selatan, Piala Dunia adalah dongeng. Kisah terindah yang selalu menarik untuk diceritakan sebagai pengantar tidur. Pasalnya, hingga saat ini mereka jadi satu-satunya tim Asia yang pernah masuk semifinal Piala Dunia, yaitu pada 2002.

Pun dengan Piala Dunia 2014. Publik Korsel menganggap bahwa gelaran kali ini adalah sebuah bagian dari dongeng panjang. Bersama salah tokoh utama dalam cerita itu, Hung Myung-Bo, Korsel berhasil terbang ke Brasil. Secara dramatis, mereka mampu bertengger di posisi dua, hanya unggul selisih gol dari Uzbekistan pada Grup A kualifikasi Piala Dunia zona Asia.

Ya, dengan terhuyung-huyung dan dengan segala kelemahan, terutama di lini belakang, The Taeguk Warriors akhirnya bisa terbang ke Brasil.
Tapi perlu diingat, anak asuh Myung-Bo datang ke Brasil bukan hanya untuk menikmati mimpi, atau malah menjadi tim penghibur. Park Chu-Young dkk tentu ingin menuliskan dongeng baru yang lebih hebat dari dua belas tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, usaha ini jelas tak mudah. Pada pertandingan babak pertama Grup H, mereka langsung dihadang oleh sang Beruang Merah, Rusia. Tim yang punya rekor bagus saat menjalani babak kualifikasi Piala Dunia. Tim yang berhasil menjadi juara Grup F zona Eropa, dan berhasil memaksa Portugal untuk melakoni partai play-off agar sampai di Brasil.

Dan, saat melawan Rusia nanti, Korsel jelas tak boleh hanya mengandalkan kolektivitas, semangat, dan juga stamina. Pasalnya sang arsitek Rusia, Fabio Capello, sudah membaca kelemahan Korsel, yaitu lemah dalam antisipasi bola-bola atas.

Prediksi Line-Up



Peran Berbeda dan Umpan Crossing

Pada babak kualifikasi, Rusia lebih sering bermain dengan mengandalkan serangan balik. Namun nampaknya Capello akan menanggalkan strategi ini saat berhadapan Korsel. Ia akan menginstruksikan timnya untuk menguasai bola dan rajin melepaskan umpan silang.

Apa yang akan dipilih Capello ini bukan tanpa dasar. Don Fabio memang hendak memanfaatkan kelemahan Korsel dalam antisipasi bola-bola udara.
Untuk melancarkan taktik itu, Capello bisa memanfaatkan tenaga Aleksandr Kerzhakov. Penyerang asal Zenit St. Petersburg ini memang memiliki keunggulan dalam duel-duel udara dan juga lihai dalam penempatan posisi. Tapi tugasnya tidak berhenti sampai di sana. Kerzhakov juga harus lihai menarik perhatian duet bek tengah Korsel, Jo-Ho dan Young-Gwon, untuk menciptakan ruang berlari bagi Alan Dzagoev.

Satu hal yang harus diperhatikan oleh Capello adalah sang ujung tombak sudah tak muda lagi. Usainya kini sudah menginjak 31 tahun dan gerakannya telah melamban.

Karenanya, saat Kherzakov sudah bisa dimatikan oleh duet centerback Korsel, Capello harus cepat-cepat menggantinya dengan striker muda Alexander Kokorin. Meski masih berusia 23 tahun, penyerang Dynamo Moscow ini punya postur yang lebih baik, yaitu 188 cm. Ia juga jelas lebih eksplosif dan lebih gesit ketimbang seniornya.

Di sisi sayap, Don Fabio tampaknya akan tetap mengandalkan Yury Zhirkov di kiri dan Alexander Samedov (kanan). Dua pemain ini yang nantinya akan ditugaskan untuk rajin melepaskan umpan crossing dan jadi pelayan sang striker tunggal.

Meredam Fullback Kanan

Meski akan coba eksploitasi kelemahan bola atas Korsel, bukan berarti lini tengah akan dilupakan begitu saja. Pasalnya, area ini menjadi kunci untuk mengalirkan bola ke area sayap. Capello akan mempercayakan zona ini pada Igor Denisov dan Victor Fayzulin.

Denisov akan memainkan peran sebagai holding midfielder, atau pemain yang bertugas untuk memutus serangan lawan dan juga mengalirkan bola dari blok pertahanan ke blok penyerangan.

Sementara itu, Fayzulin akan menjadi pemain yang bertugas untuk membagi bola dan menentukan arah serangan tim 'Beruang Merah', entah ke kanan, ke kiri, atau ditujukan langsung ke jantung pertahanan Korsel. Semua dimulai dari kaki pemain 28 tahun itu.

Tapi bermain terbuka akan menjadikan Rusia rentan terkena serangan balik. Apalagi Korsel diisi oleh pemain-pemain muda yang punya kecepatan dan stamina prima.

Sebagai bentuk antisipasi, Capello akan menginstruksikan fullback kanan, Aleksei Kozlov, untuk tak terlalu sering melakukan overlap. Selain untuk mengantisipasi Kozlov terlambat turun setelah menyerang, pemain yang baru mengantongi 11 caps bersama Rusia ini juga diinstruksikan untuk mengawasi pergerakan Son Heung-Min dan Koo Ja Cheol yang sering bertukar posisi.

Sementara itu, untuk menutup celah sisi kiri pertahanan, Rusia akan mengandalkan kecepatan dan kecermatan Zhirkov dalam membaca permainan. Pemain sayap ini memang tak hanya dituntut untuk mengirimkan crossing, tapi juga turun membantu pertahanan.



Grafik Prediksi Pergerakan Pemain di Atas Lapangan

Semangat Serangan Balik

Karena kelemahan tim sudah terbaca lawan, pelatih kepala Korsel, Hong Myung-Bo, akan lebih mengandalkan semangat, stamina, kolektivitas, dan tentunya: serangan balik. Pasalnya apalagi yang mereka punya? Pengalaman bertandingan di level internasional? Jelas bukan.

Saat Rusia membangun serangan, Korsel akan bertahan secara kolektif dan melakukan pressing sedari awal. Tujuannya satu, yaitu menghalau semua suplai ke arah sayap.

Park Chu-Young akan ditugaskan membayangi Denisov dan memecah konsentrasi pemain Rusia yang memainkan peran "Makalele Role" itu. Sementara Ki Sung-Yeung dan Son Heung-Min akan menjaga Fayzulin.

Penjagaan khusus akan diberikan pada Fayzulin. Pasalnya, jika pemain itu bisa dimatikan, maka pasolam bola ke samping ataupun ke depan dapat diminimalisir. Sekaligus mengurangi kemungkinan duet centerback mereka yang minim jam terbang internasional itu "dikerjai" Kherzakov.

Kalau sudah begitu, tugas Han Kook-Young menjadi sedikit berat. Selain harus menjaga pergerakan Alan Dzagoev yang terkenal eksplosif, ia juga harus mampu menjadi pemutus serangan lawan. Terlebih jika Fayzulin dapat lolos dari penjagaan Ki dan Son. Pasalnya, jika Fayzulin bisa meloloskan diri, ia akan lebih leluasa melepaskan umpan terobosan yang akan merusak garis pertahanan Korsel.

Di depan, Koo Ja-Cheol akan menunggu bola serangan balik. Myung-Bo akan menginstruksikan penyerangnya untuk berada di sisi kiri penyerangan Korsel, sekaligus memecah konsentrasi Kozlov yang menjadi titik lemah Rusia. Saat ia berhasil menerima bola, maka Ja-Cheol akan memantulkannya ke tengah maupun ke belakang.

Di sisi kanan sendiri ada Son Heung-Min. Pemain ini memiliki kemampuan untuk menyisir sisi kanan pertahanan lawan dan melakukan cutting inside, layaknya yang selalu dilakukan saat bermain untuk Bayer Leverkusen.

Jika sudah begitu, berarti Korsel harus mengandalkan semangat dan juga stamina mereka. Karena ini adalah sebuah aksi tahan lama. Ya, sangat bergantung pada stamina.

Jika Rusia terus menerus menekan, maka mereka harus punya stamina lebih agar tetap fokus saat bertahan. Kebugaran pulalah yang akan menetukan seberapa lama mereka bisa melakukan serangan balik yang cepat, untuk memanfaatkan kelengahan Beruang Merah setelah melakukan serangan.

Key Player: Igor Denisov

Baik Rusia maupun Korsel harus sama-sama waspada pada Igor Denisov. Pemain yang memaninkan peran "Makalele Role" ini akan menjadi penentu bagi kedua tim.

Jika Rusia ingin menang, Denisov harus waspada. Sebagai holding midfielder ia tak boleh terpancing untuk terlalu naik. Bagaimanapun juga ia harus tetap menjaga posnya.

Saat timnya mendapat serangan balik, Denisov tak boleh bergerak kesamping ataupun berusaha menutup ruang yang ditinggalkan oleh duo fullback Beruang Merah. Ia harus tetap berada di tengah. Jika ia terpancing ke samping ataupun bernafsu membantu penyerangan, maka Denisov yang tua dan lamban akan mudah dikecoh oleh kecepatan Park Chu-Young ataupun Son Heung-Min.

Untuk Korsel, jika ingin meraih tiga angka, mereka harus pandai-pandai membuat repot Denisov. Sedini mungkin Park Chu-Young ataupun pemain yang akan menjaganya harus bisa memberikan tekanan pada pemain Rusia yang sudah berusia 30 tahun ini.

Selain itu, anak asuh Myung-Bo juga harus memancing Denisov untuk keluar dari posnya. Jika ini sukses dilakukan, maka Chu-Young dkk. akan lebih mudah merangsek ke sepertiga lapangan akhir lawan.

Tak mampu menutup ruang gerak Denisov bisa jadi petaka bagi Negeri Gingseng. Manakala Denisov mampu mengalirkan bola dengan baik, maka kerja Fayzulin –untuk mengalirkan bola maupun melepaskan umpan terobosanβ€”pun akan lebih mudah.

Jadi, waspadalah (pada) Denisov!



====

*dianalisis oleh @panditfootball

(roz/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads