Pertarungan Dua Tim dengan Gaya Bermain Serupa

<I>Preview</I> Belanda vs Kosta Rika

Pertarungan Dua Tim dengan Gaya Bermain Serupa

- Sepakbola
Sabtu, 05 Jul 2014 10:37 WIB
Georginio Wijnaldum, Cristian Gamboa (Getty Images)
Jakarta -

Selangkah lagi Belanda akan mencapai targetnya: sampai di semifinal. Tapi, yang selangkah lagi itu biasanya tak mudah. Apalagi Der Oranje harus mampu menyingkirkan Kosta Rika terlebih dahulu untuk sampai di semifinal. Tim yang tampil paling mengejutkan sejauh ini.

Ya, Kosta Rika adalah kejutan terbesar Piala Dunia tahun ini. Los Ticos tak terkalahkan di babak grup dengan menang melawan Uruguay dan Italia, dan berhasil menahan imbang Inggris di pertandingan ketiga.

Namun, tampaknya tim asuhan Jorge Luis Pinto ini punya sedikit masalah jika dipaksa bermain di luar kebiasan. Ketika tim ini berstatus unggulan dan lebih sering menguasai bola, seperti saat melawan Yunani di babak 16 besar, mereka justru kesulitan mengalahkan lawan. Sedangkan saat menjadi underdog, Bryan Ruiz dkk justru bisa bermain lepas dan memberi banyak kejutan, sebagaimana mereka tunjukkan saat melawan Uruguay dan Italia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nanti malam, Kosta Rika akan kembali berstatus underdog. Mereka bisa kembali pada "khittah-nya" untuk menjaga kerapatan antarpemain, fokus bertahan, dan sabar menunggu momentum untuk melakukan serangan balik cepat.

Dengan kembalinya Kosta Rika ke pola biasa, Arjen Robben pun menjadi sedikit khawatir. "Mereka (Kosta Rika) adalah tim yang kuat. Tim yang sangat impresif sejauh ini. Karenanya, kami akan mempersiapkan diri sebaik mungkin," kata Robben saat ditanya wartawan.

Kekhawatiran yang sangat wajar, memang. Apalagi kedua tim punya gaya bermain yang kurang lebih serupa, yaitu sama-sama mengandalkan serangan balik dan juga menyerang degan memanfaatkan lebar lapangan.

Telebih lagi Belanda juga memiliki kendala dengan cederanya gelandang bertahan mereka, Nigel De Jong. Jadi, selain harus mencari celah untuk mengakali kemiripan gaya permainan, Van Gaal juga harus mencari pengganti tepat untuk menjadi jangkar pertahanan.

Mengandalkan Wingback

Meski diperkirakan akan turun dengan pola berbeda --Belanda dengan pola 5-3-2 dan Kosta Rika dengan pola 5-4-1-- tapi kedua kesebelasan ini punya kemiripan gaya. Saat menyerang, pola mereka akan berubah menjadi 3-5-2. Keduanya juga lebih sering fokus bertahan dengan sesekali menyerang dengan mengandalkan kecepatan sayap.

Di kubu Belanda, ketika menyerang, Louis van Gaal akan menginstruksikan duo wingback-nya untuk sedikit naik membantu lini tengah. Pun demikian dengan Kosta Rika. Saat menguasai bola, Pinto juga akan menginstruksikan hal serupa pada anak didiknya.

Yang kemudian sedikit berbeda adalah pergerakan lini depan. Di kubu Belanda, seperti biasanya Robben dan Robin van Persie akan sering bertukar posisi. Selain untuk mengelabui bek-bek lawan, pergerakan ini juga dimaksudkan agar keduanya bisa bergantian mengeluarkan kelebihan mereka, yaitu melakukan cutting inside.

Sementara di kubu Kosta Rika, saat memegang bola, Ruiz akan diinstruksikan untuk bergerak ke menusuk ke kotak penalti dari tengah. Pergerakan Ruiz inilah yang nantinya diharapkan dapat meringankan tugas Joel Campbell, sekaligus membantu membuka ruang untuk sang striker. Pos yang ditinggal Ruiz sendiri lalu akan diisi oleh wingback kanan Kosta Rika, Cristian Gamboa.

Jika sudah demikian, maka poros ganda kedua kesebelasan yang akan memegang peran vital. Karena merekalah yang akan bertugas untuk menjaga keseimbangan tim. Baik saat menyerang maupun bertahan.

Saat bertahan, salah satu dari poros ganda harus bisa memutus serangan lawan dan melindungi barisan pertahanan, lalu mengirimkan bola ke blok penyerangan. Sedangkan satu pemain lagi akan bertugas untuk menjaga pergerakan dan menutup ruang gelandang serang lawan.

Mencari Pengganti De Jong

Jika kunci berada pada poros ganda, Belanda sendiri memiliki kendala. Seperti yang telah disebutkan, pada pertandingan nanti malam, Nigel De Jong tak bisa bermain karena cedera saat bermain di babak 16 besar.

Dan di sinilah letak perbedaan kedua tim. Kosta Rika jelas tak punya masalah. Yeltsin Tajeda bisa diturunkan dan ditugaskan sebagai pemutus serangan. Begitu juga dengan Celso Borges. Pemain berusia 26 tahun ini kemungkinan besar tetap bisa diturunkan untuk mengemban tugas sebagai penjaga gelandang serangan lawan.

Sebenarnya, Van Gaal bisa saja mendorong Bruno Martins Indi sedikit ke depan untuk mengisi pos yang ditinggalkan De Jong. Namun, hal ini tentu akan sedikit mengganggu keharmonisan trio center back Belanda, mengingat trio Indi-Vlaa-De Vrij adalah komposisi lini belakang paling padu Belanda.

Selain itu, Van Gaal sebenarnya juga bisa menurunkan kembali Daley Blind di posisi holding midfielder. Tapi, perlu diingat, Blind tidak terlalu bagus saat bertugas menjaga kedalaman dan sering dilewati gelandang lawan. Lagi pula, ia juga bukan seorang tipe petarung.

Karena itulah, pada pertandingan nanti malam, Van Gaal tampaknya akan memilih menurunkan Georginio Wijnaldum untuk mengisi pos yang ditinggalkan De Jong. Karena, meski minim jam terbang internasional, Wijnaldum adalah pemain pekerja keras. Ia juga punya kemampuan passing yang baik, karena ia sering dimainkan sebagai gelandang serang di level klub. Kemampuan pemain milik Feyernord inilah yang nantinya diharapkan dapat meredam serangan balik cepat ala Kosta Rika, sekaligus membantu Jonathan De Guzman untuk menginisasi serangan dari lini tengah.


[Grafis perkiraan formasi kedua tim]

Selain itu, kemampuan Wijnaldum dalam melepaskan umpan-umpan panjang, tampaknya juga akan menjadi tumpuan Belanda malam nanti. Saat Sneijder bisa dimatikan oleh Borges mapun Tajeda, Wijnaldum harus bisa tampil sebagai pembeda. Dengan umpan-umpan panjang akuratnya, ia diharapkan dapat membantu rekan-rekannya meloloskan diri dari jebakan offside.

Namun, tugas itu jelas bukan pekerjaan mudah bagi Belanda. Pasalnya, meski sering melakukan pressing saat pemain lawan membawa bola, garis pertahanan Kosta Rika tetap tinggi. Selain untuk menjaga jarak antarpemain, taktik ini juga dipilih Pinto untuk menerapkan jebakan offside. Italia, misalnya, tercatat 11 kali menjadi korban jebakan offside mereka.

Hal inilah patut diwaspadai Van Gaal. Karena, meski ditinggal Oscar Duarte yang terkena akumulasi kartu, pertahanan Kosta Rika akan tetap solid. Apalagi jika mengingat Jhonny Acosta, yang diperkirakan akan menggantikan Duarte, kualitasnya juga tak jauh berbeda dengan pemain asal klub Bruges itu.

Jadi, Belanda harus benar-benar sabar dalam membongkar rapatnya pertahanan Kosta Rika. Mereka tak boleh terburu-buru dan terlalu bernafsu mencari gol. Jika tidak, mereka akan rawan terkena serangan balik dan kemungkinan akan bernasib sama seperti Italia.

Lewat Sayap Kiri

Satu hal lain yang bisa dimanfaatkan oleh Belanda adalah celah di sisi kanan pertahanan Kosta Rika. Ketika Ruiz naik sejajar dengan Campbell di lini depan, maka Gamboa akan naik untuk menopang serangan. Terbukti, Gamboa saat ini jadi salah satu pemain dengan jumlah crossing terbanyak timnya, yaitu 12 umpan silang. Ini berbeda dengan wingback kiri, Junior Diaz, yang diminta untuk meredam pergerakan.

Karena itu, kombinasi Daley Blind-Sneijder-Robben/Van Persie di sisi kiri serangan Belanda akan memegang peranan penting dalam menembus serangan lawan. Blind sendiri memiliki umpan lambung dari dalam yang cukup baik untuk menyuplai bola bagi van Persie. Kombinasi keduanya bisa jadi senjata tajam untuk menembus jebakan offside lini pertahanan Kosta Rika.

Apalagi Kosta Rika rentan jika ditembus dari tengah, terutama menghadapi striker yang tak takut beradu fisik. Terlihat saat melawan Yunani, Kosta Rika kewalahan untuk menjaga pergerakan sang ujung tombak, Georgios Samaras, yang sering mendapatkan umpan lambung dari belakang. Demikian pula saat melawan Italia. Mario Balotelli tercatat dua kali bisa menembus jebakan offside Kosta Rika berkat umpan lambung dari dalam.

Jika Van Persie bisa lebih efektif dari Balotelli dan Samaras dalam memanfaatkan umpan, maka penyerang Manchester United ini bisa memegang peranan penting untuk membantu timnya lolos ke semi final.

Prediksi

Sebenarnya, sedikit sulit untuk memprediksi skor akhir pertandingan ini. Kedua kesebelasan punya gaya bermain yang hampir sama, yaitu sama-sama mengandalkan serangan balik lewat wingback.

Kosta Rika tentu akan mengandalkan kolektivitas tim dalam bertahan, sementara Belanda punya bintang-bintang papan atas dunia. Mereka memiliki pelatih jenius dalam diri Van Gaal, tapi arsitek tim lawannya juga tak bisa disebut sembarangan. Dengan bermaterikan pemain kelas dua, Pinto mampu membawa Kosta Rika mencetak sejarah lolos ke perempat final pertama kali.

Ya, dilihat dari berbagai faktor memang agak sulit untuk memprediksikan laga ini. Tapi, jika Van Persie, Wijnaldum dan Daley Blind berada dalam performa terbaik, maka Belanda bisa menang tipis dalam pertandingan ini.

Jika memang masih buntu, maka Belanda masih memilki stok cadangan yang bisa mengubah pertandingan dalam diri Memphis Depay, Klaas-Jan Huntelaar dan Leroy Fer. Satu kemewahan yang tidak dimiliki oleh Kosta Rika.

====

* Pandit Football Indonesia Mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia, meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Twitter: @panditfootball Facebook: panditfootball Website: www.panditfootball.com.

(a2s/din)

Hide Ads