Mengunci Xabi Alonso vs Memanfaatkan Lini Kedua

Liga Champions: Bayern 1-0 City

Mengunci Xabi Alonso vs Memanfaatkan Lini Kedua

- Sepakbola
Kamis, 18 Sep 2014 14:25 WIB
Mengunci Xabi Alonso vs Memanfaatkan Lini Kedua
FC Bayern via Getty Images/Alexander Hassenstein
Jakarta - Bayern Munich dan Manchester City kembali bertemu pada fase grup Liga Champions. Kedua tim ini juga bertemu pada tahap yang sama tahun lalu. Dan kali ini, kedua tim bertemu pada laga pertama mereka di Liga antar klub paling bergengsi di Eropa ini.

Bayern berkesempatan untuk menjadi tuan rumah terlebih dahulu. Tahun lalu, mereka harus mengakui kemenangan Manchester City di kandang mereka dengan skor 3-2. Kini juara Liga Jerman ini tidak mau lagi dipermalukan Manchester City. Mereka berhasil menumbangkan Manchester City 1-0 melalui gol Jerome Boateng pada menit-menit akhir pertandingan.

Bayern Munich harus menghadapi kenyataan beberapa pemain mereka yang tidak bisa tampil pada laga ini. Javi Martinez, Bastian Schweinsteiger, Franck Ribery, Thiago Alcantara, dan Holger Badstuber belum sembuh dari cedera. Beruntung bagi Bayern, bek sayap kanan mereka yang sebelumnya diragukan untuk tampil, Rafinha, akhirnya mampu tampil sejak awal pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pep Guardiola masih mengandalkan pola dasar 4-3-3 dengan berpusat pada Xabi Alonso yang berada di tengah. Alonso dibantu oleh David Alaba dan Philipp Lahm untuk mengalirkan bola dari tengah. Di depan, Pep lebih memilih untuk menurunkan Mario Gotze terlebih dahulu ketimbang bintang asal Belanda, Arjen Robben.

Sedangkan pada kubu Manchester City, dua pemain andalan mereka pun tidak bisa tampil akibat masalah cedera. Stevan Jovetic dan Fernando masih belum bisa kembali fit 100%. Sedangkan bek sayap mereka, Pablo Zabaleta, masih menjalani hukuman kartu yang diterimanya.

Manchester City kemudian memainkan satu penyerang saja dalam laga ini. Edin Dzeko ditempatkan sebagai striker tunggal dengan hanya didampingi seorang gelandang serang, David Silva. Sedangkan di tengah, Fernandino menggantikan Fernando yang tidak bisa tampil untuk mendampingi Yaya Toure. Di barisan pertahanan, mantan bek Arsenal, Bacary Sagna mengisi posisi bek kanan.



Starting XI Bayern Munich (kiri) dan Manchester City (kanan)

Mengunci Xabi Alonso dan Garis Pertahanan Rendah

Bayern Munich lagi-lagi kesulitan menghadapi Manchester City di kandangnya sendiri. Meski akhirnya mampu meraih tiga poin, namun secara garis besar, Machester City sebenarnya mampu meredam gempuran Bayern Munich.

Hal pertama yang dilakukan Manchester City adalah mengunci sang pengatur serangan Bayern, Xabi Alonso. Sudah menjadi rahasia umum memang peran Xabi Alonso yang begitu vital dalam aliran bola Bayern. Beberapa kalangan bahkan menyebutkan Xabi Alonso layaknya berperan sebagai seorang quarterback dalam permainan American Football di mana setiap bola yang dialirkan ke depan pasti melalui dirinya.

David Silva akan sedikit maju saat City bertahan. Dia berdiri sejajar dengan Edin Dzeko sehingga City mengubah formasinya menjadi 4-4-2. Dua pemain depan inilah yang bertugas untuk mengunci pergerakan Xabi Alonso saat akan mengatur serangan.

Kedua pemain Manchester City ini akan maju untuk melakukan tekanan hingga garis pertahanan Bayern. Dari segi jumlah mungkin mereka kalah 2 melawan 3. Namun, menjadi tidak masalah jika sebenarnya yang mereka kejar hanya satu pemain, Xabi Alonso.

Baik Silva maupun Dzeko yang menekan ke depan hanya ditugaskan untuk membuat Xabi Alonso tidak memiliki kesempatan untuk melepaskan bola ke depan. Salah satu dari kedua pemain ini akan langsung menekan saat Xabi Alonso menguasai bola. Sedangkan saat Boateng atau Benatia memegang bola, mereka tidak perlu menekan terlalu ketat dan tetap berkonsentrasi pada pergerakan Alonso.

Di sisi lain, delapan pemain Manchester City lainnya akan berdiri rapat di dengan garis pertahanan yang rendah. Empat pemain tengah dan pemain belakang berdiri rapat dan tidak membuat ruang di antara keduanya.

Hal ini memang akan membuka ruang antara empat pemain tengah dengan Dzeko dan Silva di depan. Namun, mereka tidak mempermasalahkannya karena memang tidak ada pemain Bayern yang berada di sana. Sesekali ketika Lahm atau Alaba masuk ke ruang kosong ini untuk meminta bola, salah satu pemain tengah Manchester City baru bergerak untuk mengganggu penguasaan bola Bayern.



Gambaran posisi para pemain saat Manchester City bertahan

Permainan Operan Pendek Bayern

Dengan pertahanan yang rapat dari Manchester City, ditambah Xabi Alonso yang dikunci, tidak terlihat banyak operan-operan mematikan Alonso ke jantung pertahanan City. Munich hanya memulai serangan dengan umpan pendek ke Lahm dan Alaba di tengah atau Rafinha dn Bernat di sisi sayap. Para pemain City yang berdiri rapat pun menyulitkan Bayern untuk membuka peluang.

Namun Bayern juga bukan klub sembarangan. Gaya permainan operan pendek dari kaki ke kaki juga merupakan salah satu gaya permainan keahlian mereka. Ruang sempit tidak menjadi alasan bagi mereka untuk menciptakan peluang.

Mario Goetze yang tadinya berada di depan bersama Lewandowski dan Muller akan bergerak sedikit ke belakang. Dengan begini, Bayern unggul jumlah pemain 5 lawan 4 di wilayah tengah. Meski dalam kondisi yang sempit, mereka tetap dapat masuk ke celah-celah pertahanan City dengan operan-operan pendek.

Bayern mulai menemui masalah lagi saat mereka harus melepaskan operan ke kotak penalti. Mereka hanya memiliki dua pemain disana, Thomas Mueller dan Robert Lewandoski. Sedangkan City menempatkan empat pemain bertahan.

Serangan Bayern pun akhirnya mentok ketika bertemu dengan barisan pertahanan City. Sepanjang babak pertama mereka hanya melepaskan empat operan terobosan ke kotak penalti. Meski ada dua di antaranya yang berhasil dan hampir berbuah gol, namun secara garis besar mereka kesulitan untuk menembus pertahanan City.

Bayern akhirnya mencari alternatif dengan membuka serangan melalui sayap. Namun lagi-lagi minimnya jumlah pemain di tengah membuat bola hampir selalu bisa dihalau pemain City ketika masuk ke kotak penalti.

Solusinya, Bayern menggunakan para pemain dari second line mereka untuk melepaskan bola dari jauh. Mueller dan Lewandowski akan memberikan bola pantulan kepada para gelandang Bayern yang sudah menunggu di baris kedua. Terlihat dalam grafik key passes yang diciptakan para pemain Bayern 8 di antaranya yang diarahkan ke belakang atau ke samping. Termasuk salah satu di antaranya yang berbuah gol Jerome Boateng di menit-menit akhir.


Grafik key passes yang dilepaskan para pemain Bayern Munich sepanjang pertandingan

Pelanggaran Untuk Menghindar Serangan Balik City

Bayern mengubah formasinya menjadi 4-1-4-1 saat bertahan. Mueller dan Goetze akan mundur dan berdiri sejajar dengan Alaba dan Lahm membentuk empat pemain di tengah. Sedangkan Xabi Alonso berdiri di antara pemain tengah dan pemain belakang menjaga bola yang masuk dari sektor tengah lapangan.

Jika Silva mengunci pergerakan Alonso saat bertahan, kini giliran Alonso yang menutup pergerakan Silva saat menyerang. Silva yang beroperasi di daerah tempat Alonso berdiri, tidak diizinkan masuk ke daerah pertahanan Bayern Munich. Akibatnya, pemain ini pun terpaksa harus menepi ke sisi kanan maupun kiri untuk bisa memulai serangan.

Terkuncinya David Silva dari wilayah tengah membuat Yaya Toure harus lebih bekerja keras dalam mengalirkan bola dari tengah. Dia tidak memiliki jalan yang menghubungkannya dengan Edin Dzeko di depan. Hasilnya, bola pun terpaksa diarahkan ke sisi sayap kanan maupun kiri yang terdapat Samir Nasri atau Jesus Navas yang dibantu Gael Clichy atau Bacary Sagna. Namun serangan dari sisi sayap ini pun tidak bisa efektif karena Bayern juga sudah menempatkan dua pemainnya.

City sebenarnya memiliki satu kesempatan untuk membongkar pertahanan Bayern lebih mudah. Tujuh pemain Bayern akan maju ke depan ketika mereka menyerang. Hal ini menyebabkan Bayern sebenarnya sangat rentan untuk terkena serangan balik.

Pertahanan Bayern dalam kondisi yang sangat rapuh ketika formasi 4-1-4-1 mereka belum terbentuk akibat para pemainnya belum kembali setelah menyerang. Namun, Bayern berhasil menghindari serangan cepat City dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran. Hal ini membuat serangan City terputus dan Bayern bisa membentuk pertahanan mereka.

Jika kita lihat pada lokasi pelanggaran yang dilakukan para pemian Bayern, seluruhnya mereka lakukan pada posisi yang masih jauh dari gawang. Hal ini bertujuan untuk memutus serangan balik Manchester City.



Lokasi pemain Bayern Munich melakukan pelanggaran

Tidak Banyak Perubahan di Babak Kedua

Kedua tim tidak banyak melakukan perubahan pada babak kedua. Pertandingan masih berjalan dengan cara yang tidak jauh berbeda dengan babak pertama.

City memang melakukan pergantian pemain di menit ke-58. Samir Nasri ditarik keluar digantikan James Milner. Pergantian ini membuat David Silva digeser ke sayap kiri dan mendorong Yaya Toure mengisi posisi Silva. James Milner yang baru masuk ditempatkan sebagai gelandang bertahan bersama Fernandinho.

Pergantian ini hanya sedikit mengubah jalannya pertandingan. Yaya Toure yang lebih memiliki kemampuan duel lebih baik dari David Silva memang mampu melayani perlawanan Alonso. Sehingga dia tidak perlu bergeser ke sisi sayap sebagai gelandang serang. Namun di belakang, James Milner tidak cukup baik untuk memainkan peran yang sebelumnya dimainkan Yaya Toure dalam mengalirkan bola. Aliran bola City akhirnya tetap tidak berjalan lancar pada babak kedua.

Bayern baru melakukan perubahan setelah pertandingan menyisakan 15 menit terakhir. Arjen Robben masuk menggantikan Thomas Muller. Kemudian disusul Claudio Pizarro menggantikan Rafinha.
Β 
Pergantian pemain ini membuat Bayern kini memainkan formasi 4-4-2 dengan Pizarro mendampingi Lewandowski di depan dengan sedikit berada lebih belakang. Alaba kini berada sejajar dengan Alonso. Dengan begitu dia bisa membantu Alonso untuk mengalirkan bola dari belakang.

Alonso tidak lagi terkunci sehingga aliran bola Bayern berjalan lebih lancar. Hanya saja kini jumlah pemain Bayern di depan berkurang. City yang tidak mau membuka ruang di daerah pertahanan tetap mampu menyulitkan Bayern dalam menyerang. Penampilan cemerlang Joe Hart menyebabkan tembakan para pemain Bayern dari second line pun selalu berhasil dimentahkan.

Hanya saja pada menit-menit akhir satu tendangan dari Jerome Boateng gagal diantisipasi Joe Hart sehingga berbuah gol satu-satunya bagi Bayern pada pertandingan tersebut.

Kesimpulan

Terkuncinya Alonso membuat aliran bola Bayern Munich menjadi tidak berjalan lancar. Ditambah dengan rapatnya pertahanan City dengan garis pertahanan yang sangat rendah membuat Bayern sangat kesulitan menembus pertahanan City.

Sekilas memang terkesan pertandingan ini membosankan. Apa lagi hanya tercipta satu gol dan kedua tim sama-sama kesulitan untuk menciptakan peluang. Hanya saja dari segi taktik, kedua tim sama-sama menunjukan kualitas dunia mereka. Manchester City mematikan kekuatan utama Bayern dan Bayern terus memanfaatkan kelemahan Manchester City.

Sebuah laga yang minim gol, tapi kaya dengan eksplorasi taktik dan strategi.

====

*dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini.



(roz/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads