Kejelian Arema Memanfaatkan Sisi Sayap

8 Besar ISL: Arema 2-1 Semen Padang

Kejelian Arema Memanfaatkan Sisi Sayap

- Sepakbola
Minggu, 05 Okt 2014 16:44 WIB
Kejelian Arema Memanfaatkan Sisi Sayap
Antara/Ari Bowo Sucipto
Jakarta -

Arema Cronus memulai babak delapan besar Liga Super Indonesia dengan kemenangan. Menjamu Semen Padang di stadion Kanjuruhan, Malang, Singo Edan berhasil menjungkalkan Kabau Sirah dengan skor 2-1.

Keberhasilan Arema memenangi pertandingan, Sabtu (4/10/2014), merupakan buah dari kejelian pelatih Arema, Suharno, yang mampu membaca situasi pertandingan. Sehingga Arema mampu mendominasi pertandingan. Itulah yang menjadi kunci Arema menjaga keunggulan karena unggul cepat pada awal laga.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Gol Cepat Pengubah Jalannya Pertandingan

Semen Padang datang ke kandang Arema berbekal kepercayaan diri tinggi. Pernah menaklukkan Arema di Kanjuruhan pada fase grup menjadi modal tersendiri bagi skuat asuhan Jafri Satya. Tentunya ia ingin kembali mencuri poin meski bermain di Kanjuruhan.

Maka strategi yang sama kembali digunakan Jafri Satya pada laga ini. Tanpa adanya pemain utama yang cedera, formasi 4-4-2 dengan menduetkan Airlangga Sutjipto dan Osas Saha di lini depan kembali diandalkan.

Sedangkan pengatur serangan mereka, Esteban Vizcarra, seperti biasa diplot pada pos sayap kiri. Semen Padang pun kembali menerapkan strategi bertahan dengan garis pertahanan rendah yang dibantu oleh empat gelandang mereka yang menjadi tembok pertama pertahanan.

Ini dilakukan agar pertahanan Semen Padang tak memiliki ruang yang cukup bagi Arema untuk melakukan umpan-umpan pendek satu-dua, di mana Christian Gonzales berperan sebagai pemantul di tengah.


Empat gelandang Semen Padang yang menjadi tembok pertama lini pertahanan


Strategi ini sama dengan yang dilakukan Semen Padang pada pertemuan Mei lalu. Kala itu, Semen Padang bermain menunggu di lini pertahanan lalu melakukan serangan balik cepat dengan mengirim umpan panjang untuk Osas. Osas dengan skill individunya pun mampu mengecoh lini pertahanan lawan dan kemudian mencetak gol.

Jafri Satya agaknya mengharapkan strategi seperti ini akan menghasilkan skor akhir yang sama seperti sebelumnya. Ia berharap kembali bisa menang dengan cara mengandalkan serangan balik.

Namun sebuah kesalahan dilakukan lini pertahanan. Bek tengah Semen Padang, Seftya Hadi, gagal menyapu bola dengan baik umpan silang yang dikirimkan pemain Arema, Gustavo Lopez.

Sapuannya justru membelokkan arah bola dan jatuh ke kaki Gonzales. Gonzeles pun kemudian mengoper bola tersebut pada Samsul Arif yang berdiri bebas. Arema memimpin 1-0.

Ketinggalan satu gol membuat Semen Padang harus sesegera mungkin menciptakan gol penyama kedudukan. Semen Padang lalu mulai berani bermain terbuka.

Umpan-umpan panjang tak lagi dilakukan sebagai upaya untuk menembus pertahanan Arema. Setelah gol Samsul tercipta, gelandang Semen Padang diinstruksikan untuk ikut menekan lini pertahanan lawan.



Semen Padang yang menggunakan tujuh pemainnya kala melakukan serangan


Dengan bermain terbuka, jelas Semen Padang perlu khawatir. Karena jika bola berhasil dicuri, Arema akan memanfaatkannya dengan serangan balik. Di mana dalam hal ini, kecepatan Samsul dan Beto Goncalves yang bermain melebar bisa mengancam secara serius.

Bantu I

Hanya Hyun Koo yang tak terlambat turun membantu lini pertahanan Semen Padang


Vizcarra- Hendra Bayauw (dan juga Eka Ramdani) yang sebelumnya melindungi fullback tak terlihat pada grafik di atas. Keduanya memang difungsikan menjadi lebih ofensif setelah gol pertama Arema tercipta. Ini membuat Arema terus mengeksploitasi sisi sasap pertahanan Semen Padang.

Arema pun berkali-kali menembus pertahanan Semen Padang baik dengan umpan silang maupun kemampuan individu para pemainnya. Namun, Jandia Eka yang ada di bawah mistar gawang Semen Padang bermain gemilang dengan berhasil mengagalkan sejumlah peluang.

Mematikan Vizcarra dan Osas

Vizcarra adalah roh permainan Semen Padang musim ini. Ia memiliki kemampuan menggiring bola yang mumpuni, visi bermain yang luar biasa, serta selalu bisa menemukan posisi ideal untuk mencetak gol.

Maka ini menjadi tugas utama Suharno pada laga ini. Dan sesuai instruksinya, Vizcarra pun kewalahan pada laga ini dan tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Taktik penjagaan ketat diberikan pada Vizcarra. Dua bahkan tiga pemain selalu terlihat menjaga playmaker asal Argentina ini. Juan Revi yang berperan sebagai gelandang jangkar Arema, ditugaskan secara khusus untuk selalu mengikuti dan menghambat pergerakan Vizcarra.



Vizcarra yang dikepung para pemain Arema


Selain penjagaan ketat, para pemain Arema pun tak ragu untuk melanggar Vizcarra. Vizcarra seringkali dilanggar bahkan sejak di area tengah lapangan. Karena skema bertahan ini, aliran bola Semen Padang pada lini depannya pun menjadi tersendat.

Tak hanya Vizcarra yang mendapat perhatian ekstra, Osas pun mendapat perlakuan serupa dari lini pertahanan Arema. Dua gol Osas sebelumnya sepertinya telah menjadi pelajaran berharga betapa membahayakannya seorang Osas jika dibiarkan begitu bebas.

Osas memang tak menonjol seperti ketika ia mencetak dua gol ke gawang Arema seperti laga sebelumnya. Selain dijaga dua-tiga pemain, Osas pun ditempel ketat oleh bek naturlisasi asal Nigeria, Victor Igbonefo. Dan Igbonefo bermain lugas dan disiplin. Ia berhasil membuat Osas tak berkutik sepanjang pertandingan.



Perubahan Strategi Babak Dua

Semen Padang yang bernafsu mengejar ketertinggalan langsung melakukan pergantian pemain cepat pada menit ke-52. Airlangga yang bermain kurang maksimal, digantikan oleh supersub, Nur Iskandar.

Namun perubahan ini tak mengubah pakem Semen Padang, di mana mereka tetap menggunakan 4-4-2. Kehadiran Nur Iskandar malah memberikan angin segar bagi lini serangan Semen Padang.

Nur Iskandar lebih aktif bermain di area pertahanan Arema dan mencoba memanfaatkan sebaik mungkin kecepatannya. Nur Iskandar dengan kecepatannya sering bisa melepaskan penjagaannya.

Lalu meski diduetkan dengan Osas, tapi Nur Iskandar sering turun ke tengah lapangan untuk menjemput bola, hal yang tak dilakukan Airlangga Sucipto. Sering mundurnya Nur Iskandar membuat aliran bola dari tengah ke depan menjadi lebih lancar.





Perbedaan pergerakan Airlangga (atas) dan Nur Iskandar (bawah)


Selain Nur Iskandar, Semen Padang pun memasukkan Ricky Ohorella untuk menggantikan Hengki Ardiles. Lalu Ricky diinstruksikan untuk lebih rajin overlap membantu lini penyerangan Semen Padang.

Maka dari itu, dengan dua pergantian ini serangan yang dilancarkan Semen Padang pada babak kedua bisa dibilang lebih berbahaya dari sebelumnya.

Arema tak tinggal diam melihat perubahan strategi yang dilakukan Semen Padang. Coach Suharno kemudian memasukkan Benny Wahyudi untuk menggantikan Gonzales.

Peran Gonzales sebagai pemantul di tengah memang tak berjalan pada skema serangan sayap yang dilancarkan Arema kali ini.

Mengganti pemain depan dengan pemain belakang bukan berarti Arema ingin memainkan strategi defensif. Sebaliknya, dengan pergantian ini, Suharno ingin memaksimalkan serangan Arema yang sejak babak pertama menggunakan sisi sayap untuk menembus pertahanan Semen Padang.

Benny diposisikan sebagai bek kiri, sementara Ahmad Al Farizi dinaikkan menjadi sayap kiri. Lalu Gustavo Lopez dipindahkan ke sisi sebelah kanan. Dan Beto, menjadi tandem Samsul Arif di lini depan. Maka formasi Arema telah berubah dari 4-3-3 menjadi 4-4-2.

Keberhasilan ini terlihat ketika gol kedua Arema tercipta pada menit ke-79. Al Farizi dari sisi kiri berhasil memancing Ricky meninggalkan posnya di bek kanan. Pos yang ditinggalkannya tersebut dimanfaatkan Samsul Arif yang bergerak melebar.


Sebelum gol kedua Samsul Arif terjadi, di mana Ricky Ohorella meninggalkan ruang kosong


Lantas Beto yang mundur ke tengah pun menggiring bola dari tengah lapangan sebelum melakukan umpan satu dua dengan Gustavo yang bergerak ke tengah. Mampu menyentuh kotak penalti, bola di kaki Beto berhasil dihambat kiper Semen Padang, Jandia Eka, namun kurang sempurna. Kemudian di sana lah Samsul Arif muncul dan menyambar bola liar.

Strategi Semen Padang sendiri baru berhasil ketika Nur Iskandar sukses menciptakan gol dengan memanfaatkan umpan silang Ricky Ohorella yang melakukan overlap.

Namun gol tersebut terjadi terlalu terlambat karena baru tercipta empat menit jelang bubaran. Dan dengan Arema yang terus mendominasi dan menguasai bola, skor 2-1 pun menjadi skor akhir pertandingan ini.

Kesimpulan

Keberhasilan Arema menjungkalkan Semen Padang merupakan keberhasilan pelatih mereka, coach Suharno, yang mampu menutupi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan Arema takluk pada babak fase grup.

Mematikan pergerakan Vizcarra dan Osas menjadi kunci bagaimana serangan Semen Padang selalu berhasil dipatahkan.

Kejelian Suharno dalam mengubah strategi pun perlu diacungi jempol. Ia tak terpaku pada satu skema, sempat menyerang lewat tengah namun gagal, lalu menyerang lewat sayap yang ternyata lebih efektif. Keberanian mengganti Gonzales pun menghasilkan gol kedua bagi Arema Cronus.

Sementara bagi Semen Padang, kecolongan gol di awal-awal babak pertama memaksa mereka mengubah skema permainan yang menjadi andalannya. Permainan terbuka sebagai strategi alternatif terbukti tak berhasil membongkar pertahanan Arema. Sehingga akhirnya, Kabau Sirah harus mengakui keunggulan Singo Edan.

====

*dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini.



(cas/cas)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads