Persebaya Surabaya kembali gagal meraih poin penuh pada babak delapan besar Liga Super Indonesia. Bermain di hadapan pendukungnya sendiri, 'Bajul Ijo' harus berbagi angka dengan tamunya, Persib Bandung, dengan skor 1-1.
Garis pertahanan rendah yang diperagakan Persib menjadi faktor Persebaya kesulitan menembus lini pertahanan Maung Bandung. Empat gelandang Persib yang membantu pertahanan pun tak pernah absen menjadi tembok pertama lini pertahanan Persib. Inilah yang membuat Persebaya kesulitan menembus pertahanan Persib Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kubu tuan rumah menjalani misi wajib menang pada laga ini. Dua hasil imbang di dua pertandingan terakhir membuat kemenangan menjadi harga mutlak untuk diraih pada laga ini. Karena itu, Persebaya langsung mengambil inisiatif serangan sejak menit pertama.
Persebaya mengandalkan umpan pendek cepat dalam setiap serangannya. Kecepatan yang dimiliki Fandi Eko Utomo, M. Ilham, Isaac Pupo, dan Greg Nwokolo menjadi komposisi utama dalam serangan yang dibangun Persebaya ini.
Menggunakan formasi 4-4-2, serangan yang dilancarkan Persebaya selalu bermula dari Isaac Pupo sang pengatur serangan. Maka dari itu, bola dari lini pertahanan selalu digulirkan ke tengah area lingkar tengah lapangan di mana Pupo berada.
Dari sini, bola dialirkan ke segala arah oleh Pupo. Persebaya tak memiliki jalur khusus sebagai pusat serangan. Umpan yang diberikan Pupo pun tak terfokus pada satu area. Ia kadang mendistribusikan bola ke sayap atau pun memberi umpan langsung mendatar pada duet striker Greg dan Emmanuele Kenmogne.
Namun tampaknya pelatih Persib, Jajang Nurjaman telah mengantisipasi serangan Persebaya ini. Ia menerapkan garis pertahanan rendah ketika tak menguasai bola. Empat bek sejajar bermain rapat di depan penjaga gawang I Made Wirawan untuk mengantisipasi serangan yang masuk ke area kotak penalti.
Tak hanya itu, Persib pun membentuk pertahanan ganda dengan melapisi tembok pertahanannya menggunakan empat gelandang yang mundur hingga sekitar area kotak penalti. Bermain flat, empat gelandang ini bertugas menjadi tembok pertama pertahanan Persib.

Strategi bertahan ini membuat Persebaya keteteran kala mencoba menembus ke area kotak penalti. Rapatnya barisan pertahanan Persib membuat tak banyak celah yang tak bisa dimanfaatkan para pemain Persebaya. Serangan demi serangan Persebaya punakhirnya selalu bisa dimentahkan para pemain Persib.
Efektivitas Dua Gelandang Bertahan Persib
Pada laga ini, Persib tampil tanpa kapten mereka, Firman Utina. Firman absen karena kebugaran fisiknya sedang tak dalam kondisi fit.
Untuk mengakalinya, Janur memasang Agung Pribadi yang kemudian diduetkan dengan Taufiq sebagai gelandang bertahan. Agung Pribadi ini fungsinya kurang lebih sama seperti Hariono, menjadi perebut bola dan pemotong serangan lawan.
Keputusan ini ternyata sangat efektif mematikan serangan Persebaya. Apalagi dengan Isaac Pupo yang difungsikan sebagai pengatur serangan Persebaya ditempatkan di tengah, bola sering bergulir di sekitar wilayah kekuasaan duo gelandang bertahan Persib, Agung dan Taufiq.

Β
Isaac Pupo sering mendapat pengawalan ketat dari Agung Pribadi dan Taufiq
Maka pendistribusian bola Persebaya dari tengah ke depan pun sering menjadi tersendat. Baik Agung dan Taufiq selalu berhasil memblok bahkan mengintersep setiap bola yang diarahkan pada permain Persebaya yang berada di area kotak penalti. Atau setidaknya, dua pemain ini sering membuat Persebaya mengembalikkan bola ke belakang karena celah ke lini penyerangan selalu ditutupi keduanya.
Taufik dan Agung dengan sangat disiplin dan rapi mengendalikan ruang di depan garis pertahanan. Mereka main dengan cara yang sungguh terukur, jarang "mengambil sekali", sesekali saja mereka dengan cepat langsung berduel untuk merebut bola. Lebih sering mereka melakukan zonal marking di lini tengah.
Dua pemain ini juga dengan baik, secara bergantian, mengalirkan bola ke kanan atau kiri, ke depan atau kadang juga ke belakang. Agung dan Taufik sangat sabar dalam men-delay permainan. Keduanya menjadi aktor kunci dari cara bermain Persib kemarin.
Konate kemudian menjadi penghubung. Pemain asal Mali ini sangat mobile beroperasi di belakang Ferdinand Sinaga, kadang bergerak ke kiri atau ke kanan, saat Atep dan Tantan sedang turun ke bawah. Dengan cara inilah, Persib bisa sangat merepotkan Persebaya. Sepanjang babak pertama, nyaris tak ada serangan Persib yang sia-sia, hampir selalu sampai ke kotak penalti lawan.
Meskipun begitu, Persebaya masih cukup dominan dengan penguasaan bola. Namun karena rapatnya pertahanan yang digalang para pemain Persib ini, serangan yang dilancarkan pun lebih sering diakhiri dengan tembakan spekulasi dari luar kotak penalti. Sementara kiper Persib, I Made, dengan cekatan selalu berhasil mementahkan setiap bola yang mengarah ke gawangnya.
Konate sebagai Gelandang Serang
Bermain dengan dua gelandang bertahan, membuat legiun asing Persib, Makan Konate, bermain sebagai gelandang serang di belakang penyerang. Ia menggantikan peran Firman Utina sebagai pengatur serangan pada laga ini.
Biasanya, bila Firman Utina bermain, Konate sering ditempatkan menemani Taufiq atau Hariono untuk menjaga kedalaman lini tengah. Bahkan dalam beberapa kesempatan, ia ditempatkan lebih melebar ke sisi kanan. Sedangkan pada laga ini, Konate diberikan keleluasaan dalam bergerak, menguasai bola, mengatur serangan dan melakukan attempts.
Keberhasilan penempatan ini sudah terlihat sejak menit ke-11. Konate mendapatkan umpan dari Atep yang mendapatkan bola salah umpan dari lini pertahanan Persebaya. Konate yang berada di depan kotak penalti itu pun langsung melepaskan tembakan jarak jauh dengan kaki kirinya. Dan tendangan kerasnya tak mampu dibendung kiper Persebaya, Jendri Pitoy.
Laga ini memang seolah menjadi panggung pertunjukkan bagi Konate. Meski hanya mencetak satu gol, tapi pergerakannya ketika menguasai bola sangat enak disaksikan. Ia beberapa kali mampu menarik beberapa pemain bertahan Persebaya untuk melakukan penjagaan padanya. Dengan kemampuan individu yang mumpuni, ia seringkali berhasil melepaskan penjagaan para pemain lawan.
Tak hanya dribbling mautnya, umpan-umpannya pun sangat memanjakan lini penyerangan Persib. Mendapatkan keleluasaan bermain memang menjadikan Konate bisa mencari posisi ideal untuk menerima dan mendistribusikan bola.
Cedera Greg, Ubah Pola Permainan Persebaya
Pada laga ini sebenarnya Persebaya dirundung masalah yang cukup serius. Setelah bermain tanpa Ricardo Salampessy dan Dedi Kusnandar, skuat asuhan Rahmad Darmawan pun harus bermain tanpa kapten sekaligus penyerang andalan mereka, Greg Nwokolo.
Greg harus ditarik keluar pada menit ke 34 setelah 10 menit sebelumnya mendapat hantaman keras dari kiper Persib, I Made. Benturan tersebut menyebabkan adanya masalah di lutut Greg.
Keputusan berani dipilih Rahmada Darmawan menyikapi cederanya Greg ini. Ia lebih memilih untuk mengubah skemanya dengan memasukkan seorang pemain bertahan, yaitu Zaenal Haq.
Masuknya Haq pola formasi Persebaya pun berubah. Jika sebelumnya menggunakan formasi 4-4-2, kali ini Persebaya menggunakan formasi 3-4-3. Haq menemani Ambrizal dan O.K. John di lini belakang.
Perubahan posisi dialami beberapa pemain lain. Alfin Tuasalamony bermain sebagai gelandang bertahan, Manahati Lestusen ditempatkan sebagai wingback kiri, dan Hasyim Kipauw didorong ke depan untuk menjadi wingback kanan. Sementara Fandi Eko dan M. Ilham, mengapit Emmanuele βPachoβ Kenmogne yang menjadi penyerang tengah.

Posisi pemain Persebaya ketika menyerang
Efeknya pun terasa pada babak kedua. Pada 45 menit terakhir ini Persebaya semakin mendominasi jalannya pertandingan. Lewat sisi kanan, di mana M. Ilham dan Hasyim Kipauw berkombinasi dengan baik menjadi titik serangan Persebaya bermula.
Puncaknya baru terjadi pada menit ke-74. Hasyim Kipauw mendapatkan bola dari sisi kanan, kemudian ia mengirim umpan silang pada Kenmogne yang beradad di depan area kotak penalti. Kenmogne kali ini hanya memantulkan bola, namun pantulannya tersebut mengarah tepat pada Isaac Pupo yang tak terkawal di area kotak penalti.
Pupo pun lantas mengirim umpan mendatar ke tengah yang diarahkan pada Kenmogne. Umpan Pupo tersebut diantisipasi oleh bek sayap Persib, Supardi. Hanya saja antisipasi Supardi salah dan malah mengakibatkan bola meluncur ke gawangnya sendiri.
Sebelumnya, Jajang sempat memasukkan Firman Utina untuk menggantikan Tantan. Setelah gol penyama kedudukan Persebaya tercipta, penyegaran kembali dilakukan dengan menarik keluar Ferdinand untuk digantikan Djibril Coulibaly.
Namun Persib kesulitan menambah torehan golnya pada 15 menit pertandingan terakhir. Hal ini dikarenakan Persebaya mematikan pergerakan Makan Konate dengan menaikkan Haq. Memang beberapa kali Haq sering terlewati oleh Konate, tapi tugas Haq di sini adalah untuk memperlambat serangan Persib. Karena ketika Haq membatasi pergerakan Konate yang menjadi kreator serangan Persib, duo wingback Persebaya, Lestusen dan Kipuw, buru-buru mundur membantu lini pertahanan.

Posisi pemain Persebaya ketika bertahan
Menyadari strategi bertahan Persebaya sulit ditembus, akhirnya coach Jajang Nurjaman pun lebih memilih bermain aman dan berupaya untuk mengamankan skor 1-1 menjelang pertandingan berakhir. Salah satu caranya adalah menambah pemain belakang dengan memasukkan Abdulrahman menggantikan Taufiq.
Agak mengherankan sebenarnya kenapa Persib menggantikan Tantang dengan Firman. Tantan menjadi aktor penting dalam membongkar pertahanan Persebaya dari sisi lapangan. Dia selalu berhasil merepotkan pertahanan Persebaya terutama dengan kecepatannya.
Menggantikan Tantan dengan pemain yang punya kecepatan dan power sepertinya akan menjaga konsistensi teror yang diberikan Persib pada lini pertahanan Persebaya, khususnya sisi kiri. Opsi memasukkan Sigit Hermawan, misalnya, sesungguhnya menarik untuk diambil. Dengan kecepatan dan tenaganya yang masih segar, dia punya potensi untuk setidaknya melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Tantan.
Kesimpulan
Kegagalan Persebaya meraih poin penuh pada laga ini terjadi karena mereka kesulitan menembus pertahanan berlapis Persib yang menggunakan delapan pemain ketika bertahan. Sepanjang babak pertama, setiap serangan mereka selalu kandas di kaki para pemain Persib.
Namun penampilan Bajul Ijo membaik ketika Greg cedera dan mengubah formasinya. Serangan Persebaya lebih hidup dan menghasilkan gol penyama kedudukan pada babak kedua. Meski terjadi lewat gol bunuh diri Supardi, serangan yang dibangun merupakan hasil dari perubahan skema permainan anak asuh Rahmad Darmawan.
Hasil imbang ini tentunya membuat langkah Persebaya tersendat untuk menuju babak semi-final. Bertengger di posisi ketiga dengan tiga poin membuat mereka harus berebur tiket terakhir bersama Mitra Kukar dan Pelita Bandung Raya.
Ya, hasil imbang ini sudah sangat menguntungkan bagi kubu Persib Bandung. Menjadi pemuncak klasemen dengan tujuh poin lalu akan menjalani tiga partai sisa di Bandung membuat kans melaju ke babak semi final sangat terbuka lebar bagi Makan Konate dkk.
Laga ini memperlihatkan bagaimana Persib bisa bermain dengan cara yang bisa dikatakan βtidak biasaβ. Mereka bermain sabar, rapi, mengunci ruang di lini tengah dengan zonal marking yang diperagakan dengan baik. Laga ini menunjukkan bahwa Persib sangat siap juga untuk bermain defensif jika diperlukan, dan berhasil berjalan dengan baik.
Gol bunuh diri Supardi memang mencoreng keberhasilan taktikal Persib. Bukan skemanya yang salah, karena skema ini berjalan sangat baik, bahkan setelah Supardi bunuh diri sekali pun. Hanya saja, harus diakui, kinerja pemain Persib menurun di 20 menit terakhir, sehingga skema tak bisa dijalankan sesempurna seperti babak pertama.
====
*dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini.
(roz/krs)











































