Manchester United kembali meraih hasil positif setelah menundukkan Southampton 2-1, Selasa (9/12/2014) dinihari WIB. Dua gol Robin van Persie mengantarkan The Red Devils menduduki peringkat tiga klasemen sementara Liga Inggris.
Dalam pertandingan yang dihelat di Stadion Saint Mary, Southampton, tersebut, MU unggul terlebih dulu pada menit ke-12. Backpass bek Southampton, Jose Fonte, mampu dicuri Van Persie untuk menempatkan bola di antara kedua kaki kiper Frasser Forster.
Southampton sempat menyamakan kedudukan pada menit ke-31 lewat gol Graziano Pelle.Ia menghukum kelengahan lini pertahanan MU dan mengunci hasil imbang hingga turun minum. Skuat asuhan Louis van Gaal akhirnya menjauh pada menit ke-71. Umpan tendangan bebas Wayne Rooney berhasil dituntaskan Van Persie yang berlari tak terkawal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Variasi 3-5-2 dan 4-4-2
Van Gaal menempatkan Ashley Young dan Antonio Valencia sebagai wingback. Ia seolah ingin mengulang penampilan Young yang tampil apik kala mengalahkan Stoke City pekan lalu. Kala itu Young yang ditempatkan sebagai fullback, mampu memberi penampilan terbaik. Bahkan, ia berperan dalam kemenangan timnya setelah menahan bola tepat di garis gawang.
Di lini serang, kondisi Rooney sudah mulai membaik. Ia pun diduetkan dengan Van Persie yang masih belum menunjukkan penampilan terbaiknya pada musim ini. Duet Van Persie-Rooney memberi sejumlah opsi serangan bagi Van Gaal.

Hal ini juga ditunjang dengan kehadiran trio Carrick-Juan Mata-Marouane Fellaini di lini tengah. Ada sejumlah opsi yang bisa digunakan seperti mendorong Mata berdiri di belakang striker, atau menarik Rooney ke belakang dan menggeser Mata ke kiri, dan Fellaini di kanan.
Di kubu Southampton, manajer Ronald Koeman menurunkan duet Victor Wanayama dan Steven Davis sebagai jangkar di depan lini pertahanan. Kecepatan Sadio Mane dan Shane Long di kedua sisi, melengkapi pergerakan Dusan Tadic dan Grazziano Pelle.
Di babak pertama MU bermain lebih sabar. Mereka meladeni serangan Southampton dengan pertahanan yang rapat. Kala bertahan MU menggunakan formasi empat bek. Paddy Mc Nair digeser ke kanan, sementara Young ditarik sebagai fullback kiri.
Peran penting diemban Fellaini. Ia menjadi pemain yang bertugas mengganggu pergerakan pemain lawan yang membawa bola. Van Gaal tampaknya telah mempelajari pola serangan Southampton yang lebih terpusat ke sisi kanan pertahanan timnya. Ini yang membuat adanya tiga lapisan di sisi kanan pertahanan MU.
Sadio Mane yang bergerak di sisi ini mesti menghindari agresivitas Fellaini. Jika lolos, Valencia siap menghadang. Kalau lolos, McNair sudah menanti di kotak penalti.
Ini juga terlihat dari penempatan Young di sisi kiri pertahanan MU dan hanya dibantu Juan Mata yang sejujurnya tidak begitu terlihat perannya.
Saat menyerang MU lebih sering memulainya dari tengah atau kiri. Sisi kanan seolah tak bisa mengembangkan permainan. Valencia tidak berada dalam performa terbaiknya. Beberapa kali pergerakannya mampu dibaca Ryan Betrand yang bermain disiplin di lini pertahanan Southampton.

[Grafik umpan Michael Carrick]
Carrick menjadi distributor utama di lini tengah MU. Perannya amat penting terutama sebagai pengatur tempo dan arah serangan. Dalam pertandingan tersebut ia mencatatkan total keberhasilan umpan mencapai 86 persen dengan total 37 umpan sukses dan empat umpan yang gagal.
Dari grafik di atas terlihat bagaimana Carrick bertugas mengumpan bola ke kedua sisi. Ia juga berperan serta menjaga kedalaman MU, serta menjadi penahan pertama pergerakan Tadic yang kerap merepotkan.
Serangan Balik Lambat
Southampton memiliki masalah terkait fleksibilitas taktik. Saat menggunakan 4-2-3-1, yang berubah menjadi 4-1-3-1-1 saat menyerang, ada ruang di lini tengah yang kerap dimanfaatkan lini serang MU.
Dengan hanya menempatkan Wanayama sebagai gelandang bertahan, Southampton sering kecolongan dengan pergerakan lini kedua MU. Saat bertahan, dua bek Southampton menjaga Rooney dan Van Persie, ini yang kemudian menciptakan celah di lini belakang.
Beruntung bagi Southampton karena serangan MU terkesan sporadis dengan mengandalkan serangan balik. Dukungan dari lini kedua MU minim, terutama pergerakan Mata yang mestinya mampu memecah kebuntuan lini serang.

[Kiri: arah serangan Southampton; Kanan: arah serangan MU]
Saat bola dikuasai Rooney yang membelakangi gawang lawan, Mata, dan Fellaini semestinya bisa muncul dari lini kedua untuk memanfaatkan celah di lini pertahanan Southampton. Namun, hal tersebut urung terjadi. Serangan MU kerap patah sebelum mencapai kotak penalti Southampton.
Ada nuansa kaku dalam taktik yang digunakan Koeman. Maksudnya, hampir tidak terlihat pertukaran posisi Mane dan Long di kedua sisi. Padahal, kalau mau, Southampton bisa memanfaatkan sisi kiri pertahanan MU yang dihuni Young. Di sisi tersebut ancaman bisa diminimalisasi karena Mata lebih sering bergerak ke tengah ketimbang menjaga area sisi lapangan.
Dalam beberapa kesempatan, serangan balik Southampton seringkali tertahan di depan kotak penalti MU. Padahal, di babak pertama koordinasi lini pertahanan MU tak begitu baik. Tidak ada komunikasi soal pemain mana yang mesti dijaga. Beberapa kali pula McNair terlihat ragu apakah akan menguntit lawan, atau bertahan di areanya sendiri.
Gol pertama Southampton berawal dari koordinasi buruk ini.

[Umpan Southampton di sepertiga akhir lapangan]
Dari grafik di atas terlihat bagaimana Southampton kerap gagal memberi umpan ke dalam kotak penalti. Di sisi kanan penyerangan, bahkan tidak ada umpan yang mencapai batas garis kotak penalti. Kedisiplinan Young di babak pertama menjadi alasan.
Dari umpan silang, Southampton sebenarnya lebih berpeluang mencetak gol. Dari 18 umpan silang, lima umpan dari sisi kiri berhasil menjadi peluang. Di sisi kanan, hanya satu umpan silang yang menjadi peluang, satu di antaranya hanya berhasil mencapai sasaran.
Pergerakan Long di sisi kanan menjadi soal. Ia tak secepat Mane di sisi kiri. Padahal, di sisi ini, utamanya pada babak kedua, Young kerap meninggalkan posisinya dan membuat lubang di lini pertahanan MU.
Memanfaatkan Ruang
Dalam pertandingan tersebut, Southampton lebih dominan dalam penguasaan bola. Mereka mendapat 52 persen berbanding 48 persen. Salah satu keunggulan Southampton dalam pertandingan semalam adalah kemampuan mereka mengeksploitasi ruang.
Aktor utamanya adalah Tadic yang memiliki visi yang baik kala menyerang. Ia sering mengirimkan bola ke ruang kosong di lini pertahanan MU. Hal ini jelas terlihat terutama pada babak kedua.
Van Gaal memutuskan menarik McNair dan memasukkan Ander Herrera. Artinya, lini pertahanan MU hanya dihuni tiga bek: Jonny Evans, Michael Carrick, dan Marcos Rojo. Sementara itu, Young tak lagi ditempatkan sejajar dengan tiga bek, melainkan berposisi sama seperti Valencia sebagai wingback.
Entah karena konsentrasi yang menurun atau bagaimana, yang jelas dua wingback MU jarang turun membantu pertahanan. Pun dengan lini tengah. Ditariknya Carrick menjadi bek tengah, membuat adanya kebingungan antara Herrera, Mata, dan Fellaini. Awalnya, Fellaini bermain apik dengan menjaga sisi kanan. Namun, di babak kedua ia lebih sering berjibaku di tengah menutup Herrera yang sering naik membantu serangan.
Ini yang membuat Southampton secara statistik lebih banyak menciptakan peluang pada babak kedua. Pada babak pertama, mereka melakukan tujuh tendangan berbanding delapan tendangan dengan di babak kedua. Mereka memberi lima peluang pada babak pertama, dan tujuh peluang pada babak kedua.
Beruntung bagi MU karena Southampton tidak bisa memanfaatkan sejumlah peluang tersebut. Pada menit ke-52 misalnya. Shane Long berhasil menyambut umpan kiriman Tadic yang dengan cerdik mengirim umpan ke sisi kanan serangan Southampton, yang tidak terjaga sama sekali. Saat itu kondisinya ada tiga bek United dan empat pemain Southampton. Meski tak menjadi gol, tapi pola ini amat membahayakan. Beruntung De Gea masih mampu menahan sundulan yang mengarah kepadanya tersebut.
Tim tamu seperti memberi nafas segar bagi Southampton dengan seolah membiarkan mereka memberi umpan ke ruang kosong tanpa ancaman. Praktis ketika menghadapi serangan balik hanya tiga bek MU yang ambil bagian, sisanya terlambat bertahan.
Kakunya Penempatan Pemain Soton
Dua gol MU tak lepas dari kakunya penempatan pemain Southampton. Saat menyerang pola yang sudah pasti adalah dua fullback naik, dan meninggalkan dua bek tengah di lini pertahanan. Hal ini selalu dilakukan meski bola dipegang oleh bek, atau masih ada di lini tengah.

[Grafik gol pertama MU]
Gol pertama menjadi bukti. Posisi saat itu MU tengah menyerang. Dari grafik di atas terlihat posisi fullback yang naik meski MU tengah membantu serangan. Hal serupa juga dilakukan saat Southampton mengambil alih penguasaan bola.
Mengapa Fonte memberi backpass? Karena dia tahu yang ada di sampingnya hanya Maya Yoshida. Sementara itu Betrand dan Nathan Clyne naik membantu serangan. Selain itu, tidak ada komunikasi antara Yoshida dan Fonte untuk memberi peringatan. Padahal, Yoshida dalam kondisi mengawal Van Persie yang berdiri di depannya.

[Proses gol kedua MU, terlihat bagaimana penempatan posisi pemain Southampton]
Sementara itu, gol kedua MU memperlihatkan betapa kakunya penempatan posisi pemain Southampton. Keberhasilan Van Persie menyambut bola adalah berkah terlalu percayanya lini pertahanan Southampton terhadap rekan-rekannya yang lain. Mereka, dengan sempurna membuat sebuah garis lurus yang sejajar.
Artinya, ketika bek di kanan berhenti, otomatis bek yang di kiri ikut berhenti. Tentu saja, ini menjadi peluan bagi Van Persie untuk menyambut umpan tersebut dan mencetak gol.
Kesimpulan
Manchester United sebenarnya tak bermain lebih bagus dari Southampton. Mereka hanya mencatatkan tiga attemp dan dua di antaranya menjadi gol. Sementara itu, momentum mencetak gol didapatkan Southampton sejak babak pertama. Namun, kegemilangan lini pertahanan MU membuat kesempatan tersebut hanya berhasil dikonversi menjadi sebiji gol.
Di babak kedua, ada celah besar di lini pertahanan MU. Dengan ditariknya Young menjadi fullback, lini pertahanan MU terlihat kedodoran. Tiga bek tengah mereka berjaga di tengah, sementara Southampton memiliki pemain yang bergerak di sisi. Beruntung bagi MU karena tidak ada gol yang tercipta.
Kemenangan ini tentu menambah kepercayaan diri pemain dan fans. Siapapun tentu tak akan puas dengan hanya bermain bagus, tapi tak mencatatkan kemenangan. Untuk sementara, kemenangan ini membawa MU kembali ke jalur yang benar. Namun, jika penampilan mereka terus-terusan seperti ini, yang kesulitan membangun serangan dan mencetak gol, jangan harap bisa bersaing dengan Chelsea yang begitu berhasrat menjadi juara musim ini.
====
* Dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini
(a2s/din)











































