Shakhtar Melawan Bayern dan Musuh-musuh Lainnya

Jakarta - Bertanding menghadapi Bayern Munich saja sudah susah, apalagi jika ditambah dengan musuh-musuh lainnya. Kenyataan inilah yang harus dihadapi oleh Shakhtar Donetsk, jawara Liga Ukraina.

Pertandingan kompetitif terakhir mereka dilakoni pada 10 Desember tahun lalu ketika menghadapi Porto di partai terakhir fase grup Liga Champions. Selama sekitar dua bulan jeda kompetisi tersebut, mereka hanya bermain di beberapa laga uji coba dan menjalani training camp yang tragisnya tak dapat dilakukan di kota sendiri.

Krisis keamanan di Ukraina timur yang disebabkan oleh separatis pro-Rusia membuat kota Donetsk tidak aman untuk menyelenggarakan pertandingan. Bahkan Donbass Arena kandang mereka sempat menjadi sasaran bom yang menimbulkan kerusakan, begitu juga dengan beberapa fasilitas latihan lainnya. Karena hal tersebut juga Shakhtar harus pindah markas hingga sekitar 900 km jauhnya ke kota Lviv.

Sebelumnya enam pemain utama asal Brasil sempat menolak kembali ke klub setelah menjalani pra-musim di Prancis. Alasannya tentu saja karena keamanan yang mereka anggap mampu membahayakan nyawa. Meski muncul tudingan ini hanyalah akal-akalan agar mereka dapat pindah dengan harga murah.

Sementara sang tamu, Bayern Munich tak gentar dan harusnya memang demikian. Mereka berbekal kemenangan telak 8-0 di ajang Bundesliga melawan Hamburg SV. Pep Guardiola bahkan sangat percaya diri dengan mengatakan permainan anak asuhnya telah kembali pasca mendapat sorotan di tiga laga sebelumnya. Gol-gol yang terjadi melalui skema sederhana di kotak penalti, sesuai dengan yang diharapkan oleh Pep.

Memimpin bahkan dengan telak rataan penguasaan bola, Bayern memang sempat kesulitan untuk membongkar pertahanan lawan. Hal ini terlihat jelas saat mereka dikalahkan oleh Wolfsburg 4-1 dan ditahan imbang Schalke 1-1 di kandang. Akibatnya , Die Roten kerap bergantung kepada keajaiban Robben, pencetak gol terbanyak sementara Bundesliga musim ini.