Preview Derby della Madonnina

Preview Derby della Madonnina

- Sepakbola
Minggu, 19 Apr 2015 13:36 WIB
Preview Derby della Madonnina
Valerio Pennicino/Getty Images
Jakarta -

AC Milan dan Internazionale sama-sama sedang dalam fase terpuruknya. Derby della Madonnina" kali ini pun bahkan bisa dibilang tak lebih menarik dari derby kota Genoa sekali pun.

Walau demikian, sejarah tetaplah menjadi alasan mengapa Derby Madonnina pada Senin (20/4) dinihari di Giuseppe Meazza nanti tetaplah patut disaksikan. Derby tetaplah derby, dan gengsi antarkesebelasan yang bertetangga tetap akan membuat kesebelasan bersangkutan bermain ngotot.

Inter diyakini akan menghadapi partai ini dengan kepercayaan diri tinggi. Sebelumnya mereka baru meraih hasil positif dengan mengalahkan Hellas Verona dengan skor 3-0. Hal ini berkebalikan dari Milan yang ditahan imbang 1-1 Sampdoria di San Siro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya Derby Madonnina menjadi pembuktikan Filippo Inzaghi, pelatih Milan, untuk menahbiskan kesebelasannya sebagai raja kota Milan sebelum ia dilengserkan pada akhir musim nanti. Tentu beberapa strategi bisa dicoba Inzaghi agar Milan mampu menaklukan Inter yang berstatus sebagai tuan rumah.



Mengincar Kelambanan Gary Medel

Inzaghi mesti jeli melihat situasi di daerah luar kotak penalti Inter yang biasa dihuni gelandang bertahan Gary Medel. Sebabnya, Nerazzurri di tangan Roberto Mancini bermain dengan tempo tinggi. Mancini juga meminta para pemainnya tidak tanggung untuk maju mengejar bola, bahkan sampai melibatkan gelandang bertahannya untuk naik ke depan ketika membangun serangan.

Jika Inter kembali menerapkan hal tersebut, maka area depan kotak penalti bisa menjadi sasaran empuk serangan balik Milan. Apalagi Gary Medel sering terlambat kembali ke posisinya ketika mengantisipasi serangan balik lawan.

Bahkan ketika didampingi Fredy Guarin pun terkadang ia dan Medel sering kewalahan mengantisipasi serangan balik cepat lawan. Guarin yang tidak bisa diturunkan karena akumulasi kartu bisa membuat Medel kewalahan menggalang area kotak penalti sendirian.

Keterlambatan Inter untuk mengantisipasi serangan balik pun bisa dimanfaatkan Rossoneri dengan mengandalkan para gelandang yang memiliki kecepatan seperti Giacomo Bonaventura atau penyerang sayap cepat yang menjadi karakter Jeremy Menez atau Keisuke Honda.

Perlu dicatat, Milan sering disiapkan Inzaghi untuk bermain dengan pola bertahan. Maka serangan balik cepat dengan memanfaatkan kekosongan depan area kotak penalti bisa dimanfaatkan mereka.

Tekan Milan Melalui Kedua Sayap

Di tangan Inzaghi Milan menjadi tim yang cenderung bermain aman dan sering melakukan penguasaan bola terlalu lama di area pertahanan. Maka, Mancini perlu untuk memaksa para pemainnya bermain dengan tempo tinggi dan terus menekan para pemain lawan.

Mancini juga bisa merancang fokus serangan pada sisi sayap yang merupakan sisi terlemah dari Milan. Pasalnya, kedua full-back Milan, yakni Luca Antonelli di sisi kiri dan Ignazio Abate di kanan, merupakan dua bek sayap yang aktif ikut membantu serangan.

Antonelli yang baru tampil delapan kali sejak Januari 2015 sudah mencetak satu gol dan melepaskan delapan umpan kunci, sedangkan Abate dalam 17 laganya melepaskan 11 umpan kunci dan menyumbang empat asisst.

Inter bisa terus menekan kedua bek sayap tersebut terutama pada sisi yang dihuni Antonelli. Bek yang direkrut dari Genoa pada transfer Januari tersebut kerap meninggalkan posnya di bek kiri ketika melakukan serangan balik.

Tapi, absennya beberapa pemain akan menghambat Mancini untuk melancarkan tekanan tersebut. Duo lini tengah Marcelo Brozovic dan Guarin absen karena akumulasi kartu. Padahal dua pemain tersebut merupakan tipikal pemain yang berani tempur menekan di pertahanan lawan. Pemain lain, yakni Zdravko Kuzmanovic pun masih cedera hingga akhir April.

Maka Mancini tinggal berharap Hernanes bisa kembali ke peforma terbaiknya seperti setengah musim sebelumnya. Mancini pun bisa melimpahkan tugas memberikan tekanan pada duet Rodrigo Palacio dengan Mauro Icardi sebagai tipikal pemain yang tidak pernah lelah mengejar bola.

Dengan memberikan tekanan kepada dua sisi Milan, diharapkan Rossoneri kesulitan bertahan sehingga terkurung di area sendiri. Dari situ juga Nerazzurri bisa mencari celah untuk mendapat kesempatan mencetak gol melalui bola-bola mati.

Pada pertandingan Serie A sebelumnya pun Milan sangat direpotkan Sampdoria yang mengandalkan tekanan tinggi di wilayah pertahanan mereka. Sebanyak tiga pemain Sampdoria berada di kotak penalti, ditambah dua pemain di luar kotak, menyebabkan Milan kebobolan terlebih dahulu.

Kesimpulan

Milan harus lebih jeli melihat kelengahan Inter dan menyerang balik secara cepat, terutama dalam memanfaatkan ruang kosong di depan lini pertahanan yang ditinggalkan Medel. Satu hal yang harus dipastikan adalah Milan tak boleh membiarkan kesalahan para penyerangnya, yaitu memiliki penyelesaian akhir tidak terlalu baik, tidak terulang kembali.

Sementara itu, Inter bisa mengatasi sulitnya membongkar strategi bertahan Milan dengan memberikan tekanan dengan sangat deras sehingga lawan membuat kesalahan sendiri dan membuka celah untuk mencetak gol. Di sisi lain, Andrea Rannochia dkk harus menghindari tendangan-tendangan jarak jauh karena Diego Lopez, kiper Milan, cukup pintar membaca tendangan dari luar kotak penalti.

Pertandingan akan berjalan sedikit monoton karena Inter butuh bekerja keras untuk menembus pertahanan Milan yang senang menyimpan penguasaan bola di area pertahanan sendiri. Lalu, dengan kemampuan penyelesaian akhir yang kurang baik dari Milan, tak akan terlalu mengejutkan jika hasil pertandingan imbang dengan skor kacamata.

(a2s/rin)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads