Kesuksesan High Pressing Valencia Tak Diimbangi Kualitas Penyelesaian Akhir

Liga Spanyol: Barcelona 2-0 Valencia

Kesuksesan High Pressing Valencia Tak Diimbangi Kualitas Penyelesaian Akhir

- Sepakbola
Minggu, 19 Apr 2015 15:22 WIB
David Ramos/Getty Images
Jakarta -

Barcelona kokoh di puncak klasemen sementara Primera Division setelah meraih kemenangan 2-0 atas Valencia di Stadion Camp Nou, Sabtu (18/4/2015). Gol dari Luis Suarez di menit awal dan Lionel Messi di menit akhir pertandingan memastikan Barcelona mengakhiri jornada 32 La Liga dengan poin maksimal.

Barcelona kini menempati posisi pertama dengan poin 78 dari 32 pertandingan dan unggul lima angka dari Real Madrid di peringkat kedua yang baru memainkan 31 laga.

Lionel Messi menorehkan catatan spesial di pertandingan melawan Valencia. Situs resmi Barca mencatat gol ke gawang Valencia adalah gol ke-400 Messi sejak memperkuat Los Cules pada 2004. Peraih empat gelar Pemain Terbaik Dunia itu hanya butuh 471 kali penampilan untuk mencapai catatan tersebut, atau berarti rata-rata 0,85 gol per pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Barca Kesulitan Menyerang dengan Dua Gelandang Bertahan



Luis Enrique terpaksa membuat beberapa perubahan karena minimnya ketersediaan pemain. Pertama adalah karena Andres Iniesta cedera, dan kedua karena Jordi Alba yang kondisinya kurang bugar harus digantikan oleh Adriano Correia di lini belakang. Kejutan terbesar datang di lini tengah dengan Barca menurunkan dua gelandang bertahan sekaligus, Javier Mascherano dan Sergio Busquets.

Barcelona tak butuh waktu lama untuk membobol gawang Valencia. Laga baru berjalan satu menit, Luis Suarez sudah mencatatkan namanya di papan skor seusai memaksimalkan umpan Messi. Namun dalam keadaan tertinggal, Valencia justru makin terpacu untuk melakukan pressing. Di saat itulah tanpa diduga pertandingan berjalan lebih menarik.

Valencia bermain dengan cukup berani untuk memberikan pressing kepada Barca di area sepertiga pertahanan Barca. Taktik ini membuat Barca amat sulit untuk mengalirkan bola-bola pendek melalui permainan cepat dari kaki ke kaki. Bahkan tekanan yang diberikan Valencia tak jarang membuat Barca banyak melakukan kesalahan-kesalahan umpan.



Jika melihat potongan gambar di atas, terlihat bagaimana Mathieu sama sekali tidak diberikan ruang oleh para pemain Valencia untuk melepaskan umpan pendek. Sementara itu seluruh pemain Barca yang berada lebih dekat dari Mathieu mendapat kawalan dari pemain depan dan tengah Valencia.

Pelatih Valencia, Nuno Espirito Santo, bisa dikatakan berani mengambil risiko tinggi dengan menerapkan taktik high pressing, terutama mengingat lawan yang sedang ia hadapi.

Namun, cara ini sangatlah ampuh untuk membuat Barca kesulitan mengalirkan bola ke depan. Dengan Barca yang menggunakan dua gelandang bertahan, kesukaran untuk membangun serangan pun semakin bertambah.Xavi terlihat hanya berjuang sendirian di lini tengah setelah beberapa kali harus mendapat tekanan dari Daniel Parejo.

Yang lebih mengherankan lagi, meski Valencia melakukan pressing sejak awal pertandingan, justru mereka sama sekali tidak membuat pelanggaran di 15 menit awal. Sedangkan Barcelona harus berulangkali melanggar pemain Valencia sebanyak 7 kali ketika melakukan berebutan bola.

High pressing yang dilakukan Valencia pun tak jarang menghasilkan peluang yang teramat baik bagi Los Che, seperti keteledoran umpan yang dibuat Pique di menit 21. Beruntung umpan Pique yang berhasil di potong Parejo gagal menghasilkan gol. Bahkan, Barca 15 kali kehilangan penguasaan bola pada periode 23 menit awal laga berkat usaha Valencia yang terus menerus menekan di daerah Barca.



[Proses 1 Umpan Pique yang Dipotong Parejo]



[Proses 2 Umpan Pique yang Dipotong Parejo]

Terlibatnya Messi Untuk Membantu Lini Tengah

Dengan diturunkannya dua gelandang bertipikal bertahan (Busquet dan Mascerano), lini depan Barca terlihat begitu ompong. Mereka minim mendapatkan pasokan bola. Bahkan hal tersebut sering sekali memaksa Messi untuk turun ke lini tengah dan jarang terlibat permainan di lini depan.

Xavi pun akhirnya bermain jauh di bawah harapan. Ia terlihat terisolasi oleh dua pemain Valencia, yaitu, Parejo dan Fuego.

Seringnya Messi terlibat di lini tengah juga membuat Barca terlihat seperti bermain dengan 4-3-1-2. Messi pun sering kali menjadi pengatur serangan di lini tengah dan penghubung antara lini tengah dan depan.



[Heatmap Messi]

Perubahan yang dibuat Luis Enrique di babak kedua dengan memasukkan Ivan Rakitic menggantikan Adriano dan menarik turun Javier Mascherano menjadi bek tengah juga tidak terlalu berdampak signifikan. Masuknya Rakitic hanya sekedar mengurangi pressing Valencia di sepertiga akhir pertahanan Barca.

Namun bukan berarti Valencia membiarkannya begitu saja. Rakitic yang dominan bergerak di sisi kiri daerah pertahanan Valencia, mendapat respons cepat dari Nuno. Ia pun memasukan Jose Gaya untuk menggantikan Lucas Orban. Pasalnya Orban telah mendapatkan kartu kuning di babak pertama dan terlalu sering membuat tekel-tekel yang teledor dengan empat dari 6 usahanya melakukan tekel berakhir dengan pelanggaran.

Penyelesaian Akhir Buruk

Masuknya Rakitic ternyata tidak membuat Barca dengan mudah mengacak-acak wilayah pertahanan Valencia. Namun pemain berdarah Kroasia itu membuat intensitas pressing Valencia di area pertahanan Barca menurun dengan Los Che memindahkan pressing ke wilayahnya sendiri. Pergantian yang dilakukan Enrique pun terlihat seperti tanpa hasil signifikan.



[Overall Defensive Action Valencia Babak Kedua]

Di permainan ini, andil Parejo terlihat sangat mencolok. Ia bermain dominan dengan menjadi pemain perebut bola dan penyuplai umpan untuk membangun serangan. Bahkan menurut catatan Squawka, Parejo memiliki akurasi umpan sukses sebesar 92%. Seluruh umpan yang dialirkan Parejo sendiri lebih sering diarahkan ke serong depan kanan atau kiri yang notabene menjadi kekuatan Valencia di babak pertama dalam mendobrak pertahanan Barca.

Namun, dari berbagai upaya serangan yang dibangun oleh Valencia, mereka terhitung teramat buruk dalam hal penyelesaian akhir. Dari 11 tembakan, mereka hanya mampu membuat 2 tembakan yang mengarah ke gawang, dengan satu di antaranya tercipta melalui titik putih. Otomatis hanya ada satu tembakan yang mengarah tepat sasaran melalui permainan terbuka.

Catatan baik Valencia dalam bertahan dan memberikan high pressing pun harus ternodai di detik-detik akhir pertandingan setelah mereka melakukan hal gila dengan seluruh pemain meninggalkan wilayahnya untuk mengejar gol penyama kedudukan. Dalam serangan balik, Messi pun menghukum kesalahan Valencia tersebut dengan mencetak gol kedua Barca.



Kesimpulan

Secara keseluruhan Barca tidak mampu melepaskan diri dari pressing yang dilakukan para pemain Valencia. Minimnya pilihan pemain di sektor tengah juga menjadi kendala yang besar untuk Enrique. Busquet yang bermain lebih agak ke depan tidak mampu memberikan pasokan bola ke barisan pemain depan Barca. Usaha Busquet dalam memberikan umpan brilian hanya terjadi di menit awal ketika memberikan umpan kunci di dalam proses gol Lusi Suarez.

Meskipun kesulitan membongkar lini pertahanan Valencia, Barca menunjukan kelasnya dengan memanfaatkan kesalahan Valencia yang dibuat pada menit awal pertandingan dan menit akhir pertandingan.

Valencia sendiri sesungguhnya telah melakukan hal benar untuk mematikan permainan umpan-umpan pendek Barca, yaitu dengan melakukan pressing sedini mungkin di depan kotak penalti Barca. Cara ini juga pernah dilakukan AS Roma pada 2012 ketika menumbangkan Juventus dan Dortmund ketika menumbangkan Arsenal di babak grup Liga Champions 2013/2014.

Namun keberhasilan Valencia dalam memberikan pressing terhadap Barca tidak didukung dengan penyelesaian akhir yang baik. Bahkan bisa dikatakan Valencia harus tunduk dalam waktu dua menit, yaitu satu menit di awal pertandingan dan satu menit di akhir pertandingan.

(rin/rin)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads