Dari Lewandumbski hingga Lewangoalski

Dari Lewandumbski hingga Lewangoalski

- Sepakbola
Jumat, 24 Mei 2013 14:30 WIB
Dari Lewandumbski hingga Lewangoalski
AFP/Pierre-Philippe Marcou
Jakarta - Bagi fans Borussia Dortmund, Robert Lewandowski adalah nama yang sakral. Namanya kini hampir disejajarkan dengan deretan nama generasi emas Dortmund era 90an seperti Andreas Moeller, Stephane Chapuisat, Karl-Heinz Riedle, Lars Ricken, Matthias Sammer dan Paul Lambert.

Menjadi kampiun Eropa adalah kebanggaan. Hal itulah yang pernah dilakukan pahlawan-pahlawan Die Borussen di tahun 1997 silam, yaitu saat mempecundangi "Si Nyonya Besar" Juventus di kandang sang rival: Bayern Munich.

Jika sang pendahulu berhasil membuat fans Munich gigit jari karena kandang mereka, Stadion Olimpic, dijadikan tempat berpesta pora pendukung Dortmund, Sabtu (25/5/) nanti Lewandowski dituntut melakukan hal yang serupa. Hanya saja pesta itu bisa dilakukan tepat di depan hidung fans Munich sendiri. Sebuah kisah prestise manis yang nantinya pasti jadi folklore di Kota Dortmund sepanjang masa. Ya, kemenangan atas Bayern Munich di final Liga Champions nanti akan membuat kesakralan nama Lewandoski setara dengan pendahulunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika publik sepakbola Jerman, khususnya fans Dortmund, mensakralkan nama Lewandowski, sesungguhnya itu tak terlalu berlebihan. Miroslav Klose menyebut dia seorang "pemain super", sementara Franck Ribery pun mengatakan yang serupa. Publik Munich menginstruksikan bos Bayern untuk merekrut dia. Bahkan, Leo Beenhakker, pelatih Belanda yang menjadi pelatih timnas Polandia, menggambarkan Lewandowski sebagai " masa depan sepakbola Polandia ".

Juergen Klopp, seseorang yang tak pernah memuji pemain secara hiperbola, pun mengatakan kepada media bahwa Lewandowski adalah "the most exciting player I have seen in the last 10 to 15 years". Ucapan langka yang teramat jarang keluar dari mulut Klopp. (Selanjutnya klik next)


ANAK YATIM YANG JARANG DAPAT KESEMPATAN

Karir Lewandowski tak lepas dari gen olahragawan yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Krzysztof Lewandowski adalah seorang pejudo juara nasional sekaligus pemain sepakbola di klub Hutnik Warszawa. Sementara ibunya, Iwona, adalah mantan pemain klub voli AZS Warszawa dan saat ini menjabat sebagai wakil presiden klub Partyzant Leszno.

Jika genetika sepakbola dari sang ayah diturunkan ke Lewandowski, maka gen voli sang Ibu mengalir pada sang adik, Milena, yang kini menjadi pemain timnas voli U-21 Polandia.

Orang terdekat Lewandowski pun seakan sudah ditakdirkan jadi seorang olahragawan. Sang tunangan, Anna Stachurska, adalah seorang karateka. Prestasinya juga tak tanggung-tanggung: menyabet medali perunggu di ajang Kejuaraan Karate Dunia tahun 2009. Ini bisa jadi sebuah keuntungan, yaitu jika berjalan bersama tunangannya, Lewandowski tak butuh pengawalan bodyguard!

Meski mendapat gen olahragawan dari ayahnya, sejak umur 7 Tahun, Lewandowski telah menjadi anak yatim. Ayahnya meninggal akibat suatu kecelakaan tahun 1995.

Tapi bakatnya sebagai olahragawan sudah tampak sejak kecil. Lewandowski kecil kerap menjuarai perlombaan cross country di negaranya. Oleh banyak gurunya ia kemudian disarankan untuk fokus di olahraga atletik. Tetapi ia bergeming dan memilih sepakbola sebagai jalan hidupnya. Sepakbola mulai dikenalnya dari sang ayah, yang sebelum meninggal sempat mendaftarkannya ke klub kecil Varsovia Warszawa.

Meski di klub itu bakatnya semakin diasah oleh pelatih Mark Siweckiemu, setelah tujuh tahun bersama Varsovia, Lewandowski dipaksa angkat kaki akibat dibubarkannya tim junior mereka. Akhirnya, pada tahun 2004 ia hijrah ke tim satu kota Delta Warsawa. Namun, karena tak mendapatkan tempat di tim utama, setahun kemudian ia pun pindah lagi. Kali ini ke Legia II Warsawa. Cerita yang sama lalu berulang ketika ia hanya selalu jadi penghuni bench. Hampir putus asa, akhirnya ia pun pindah ke klub divisi tiga Znicz Pruszkow.

SANG IBU YANG JADI AWAL TONGGAK KESUKSESAN

Di klub Znicz Pruszkow, Lewandowski juga tak menemukan adanya ada tanda perbaikan karier. Masa-masa suram pun sudah membayangi dirinya.

Akan tetapi, sesosok malaikat akhirnya datang dalam sosok Iwona, sang ibu. Kepada warsawa.sport Lewandowski bercerita bahwa ibunya nekat menemui pelatih klub agar memberikan kepercayaan kepada dirinya.

"Saya adalah seorang pelatih bola voli di Pruszkow. Saat ini saya sedang berlari bersama anak-anak saya untuk menggapai mimpi-mimpi kami. Saya pikir di sini banyak orang baik yang bisa membantu itu, karenanya mungkin Robert bisa mendapatkan kesempatan," ucapnya menirukan Iwona yang mengiba-iba kepada pelatih klub.

Rasa malu sang ibu berhasil ditebus Lewandowski dengan torehan 16 gol dari 17 pertandingan. Alhasil Znicz Pruszkow promosi ke divisi dua. Di musim selanjutnya, Lewandowski lalu jadi langganan starter.Β  Total 21 gol berhasil ia cetak dari 34 penampilan bersama tim. Namanya juga tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang musim.

Lewandowski semakin jadi buah bibir di Polandia. Di usianya yang masih 20 tahun, klub besar Polandia Lench Poznan akhirnya merekrutnya. Di tahun yang sama, Leo Beenhakker memanggilnya untuk mengisi pos barisan penyerang timnas Polandia. Laga perdananya saat kontra San Mariono di ajang kualifikasi Piala Dunia 2010Β  menuai banyak pujian. Satu gol yang ia cetak membuat namanya kian masyhur.

GARA-GARA GUNUNG MELETUS, GAGAL HIJRAH KE INGGRIS

Selama dua musim membela Lench Poznan, Lewandowski berhasil mencetak 41 gol. Tampilan impresifnya di Piala UEFA membuat banyak klub liga Inggris mengincarnya. Salah satunya adalah Blackburn Rovers. Pelatihnya kalah itu, Sam Allardyce, bahkan sudah sengaja datang ke Polandia guna menyaksikan Lewandowski berlaga secara langsung.

Big Sam menjuluki Lewandowski dengan sebutan 'Rushie' karena ia merasa pemain tersebut adalah Ian Rush dalam versi Polandia. Ia yakin, Lewandowski pasti akan menerima pinangannya. Bermain di klub Premiere League adalah sebuah impian dan kesempatan sebagai batu loncatan untuk lebih dikenal dunia luas.

Niat Allardyce ternyata tak bertepuk sebelah tangan. Lewandowski tertarik menerima pinangan Blackburn untuk membawanya ke Ewood Park di musim panas 2010. "Robert menegaskan ia tertarik karena dia selalu membayangkan mencoba keberuntungan di sepakbola Inggris," ucap rekan terdekat Lewandowski kepada The Sun.

Untuk menggaet Lewandowski, Lench Poznan mematok harga 4,5 juta poundsterling bagi siapapun klub yang ingin memakai jasanya. Dengan bersusah payah Blackburn menggalang dana untuk mewujudkan target itu.Β  Kesepakatan pun hampir terjadi. Lewandowski diundang datang ke Inggris untuk menandatangani kesepakatan itu.

Sayang beribu sayang, Gunung Eyjafjallajokull di Islandia meletus sangat dasyat. Imbasnya Eropa lumpuh total dan ribuan jadwal penerbangan dibatalkan akibat asap letusan yang menghalangi jarak pandang pesawat. "Jadi, Sam mengundangnya, penerbangannya sudah dipesan dan semua pihak berharap kesepakatan bisa dilakukan. Tapi kemudian karena awan abu penerbangan harus dibatalkan," kata orang terdekat Lewandowski.

"Saya tahu bahwa Sam sangat kecewa dan Blackburn gagal menggaetnya, tetapi toh Robert juga merasakan hal yang sama. Kendati pernah gagal, ia tetap memiliki ambisi untuk bermain di Inggris," lanjutnya.

Jika melihat Lewandowski bermain berkostum Dormund, Allardyce yang saat ini melatih West Ham United selalu teringat kejadian buruk dalam hidupnya itu. "Ya, ya, ya! Saya berpikir tentang kesialan saya setiap kali saya melihatnya bermain," keluh orang ini.

CEDERA YANG MEMBAWA BERKAH

Melihat kegagalan Lewandowski, dengan gesit Dormund menikung. Dengan harga yang sama, Lewandowski langsung diboyong ke Bundesliga dan dikenalkan ke publik Westfalenstadion.

Gelar sebagai topskorer di klub sebelumnya bukan jaminan ia langsung masuk tim utama. Apalagi sudah jadi kebiasaan Juergen Klopp untuk memasang satu striker di depan. Dan Lewandowski gagal mendapatkan peran itu. Di musim pertamanya ia gagal bersaing dengan penyerang asal Paraguay, Lucas Barrios, dalam memperebutkan posisi pemain inti.

Selama paruh musim pertama bersama Dortmund, Lewandowski hanya mampu mencetak 4 gol. Kondisi ini membuat pemain yang kala itu berusia 21 tahun mendapat tekanan dari media. Bahkan tabloid olahraga ternama Bild bahkan menjulukinya "Lewandumbski".

Tak tinggal diam, Klopp pun membela anak asuhnya ini. "Apa yang saya harapkan dari dia adalah bahwa dia akan menjadi yang terbaik. Saya yakin dia bisa. Robert sangat berbakat, tapi dia harus menunjukkan lebih banyak, banyak lagi," bela Klopp.

Keberuntungan itu akhirnya datang juga. Jelang paruh kedua, playmaker Shinji Kagawa mengalami cedera yang membuatnya harus duduk di bangku pesakitan hingga akhir musim. Secara mengejutkan, Klopp mengestafetkan tugas yang diemban Kagawa kepada Lewandowski.

"Saya tidak peduli di mana posisi saya bermain. Tujuan utama saya adalah untuk memenangkan tempat di tim. Saya masih muda dan mau belajar banyak, karenanya saya akan bermain di mana pelatih memainkan saya dan akan bekerja maksimal dengannya," ucapnya.

Posisi yang harus dijalani Lewandowski adalah sebagai playmaker pengatur ritme serangan.Β  Bermain yang dibukan posisinya, peran Lewandowski jadi tak termaksimalkan. Kendati sering tampil sebagai starter dan Dortmund mampu meraih titel Bundesliga, dia banyak dicela oleh suporter. Sebagai pemain yang bertipikal menyerang, gol yang dicetaknya pun sangat sedikit, yaitu hanya empat.

"Ini adalah tahun pertama saya di Bundesliga. Saya butuh beradaptasi berapa waktu. Saya memainkan posisi nomor sepuluh pada paruh kedua musim ini dan itu adalah posisi baru bagi saya," katanya.

Pulihnya kembali Kagawa membuat Lewandowski getir. Posisinya kembali terancam. Namun siapa sangka Dewi fortuna kembali menghampirinya. Di musim 2011/2012, di saat liga belum berjalan, Barrios dinyatakan mengalami cedera yang cukup parah saat membela timnas Paraguay. Alhasil Lewandowski pun kembali ke khitahnya sebagai seorang striker murni.

Kepercayaan yang diberikan Klopp dibayarnya dengan torehan gol-gol yang tak sedikit jumlahnya. Duapuluh dua gol yang ia cetak sepanjang musim membuat Dormund dapat mempertahankan gelar sebagai die Meister Bundesliga selama dua musim berturut-turut.Β  Torehan ini membuat fans menjulukinya sebagai Lewangoalski.

'RUSHIE' YANG SEMAKIN BERSINAR

Musim ini adalah musim ketiga Lewandowski bersama Dortmund. Semakin hari ia semakin mampu menunjukkan kematangannya sebagai striker handal. Tercatat 35 gol telah ia cetak musim ini di berbagai ajang, dan 24 di antaranya di kompetisi Bundesliga. Ini membuat Lewandowski sebagai pencetak gol terbanyak kedua setelah Stefan Kiessling dari Bayer Leverkusen.

Sisa 10 gol lainnya, ia cetak di ajang Liga Champions. Di ajang ini, peluangnya untuk mnejadi topskorer pun semakin terbuka lebar. Apalagi selisih antara dirinya dan topskorer sementara Critiano Ronaldo, yang telah tersingkir, hanya berbeda 2 gol.

Andaikan penampilan agresifnya saat melawan Real Madrid kembali dikeluarkan, tak mustahil ambisi tersebut akan tercapai. Toh, secara statistik, average attempt on target per-match Lewandowski masih cukup baik, yaitu mencapai 2 attempts on target per match.

Klopp sering memuji teknik dan kontrol Lewandowski yang bersekutu dengan naluri untuk mencetak gol. Bahkan permainannya dikatakan dapat merusak konsentrasi lawan secara siginifikan.

Saat ini Lewandowski pun sudah menjadi detak jantung dari permainan menyerang Dortmund. Tak hanya mencetak gol, ia pun sering terlihat bekerja di lini tengah sembari mengambil dan mendistribusikan bola. Tak jarang ia terlihat sebagai pemain no 10. "Striker juga dapat menetapkan tujuan," ungkapnya.

Dortmund sempat diuji dengan formasi taktis baru yang diterapkan Klopp dengan memasang Mario Goetze sebagai "false nine".Β  Dengan strategi ini Lewandowski cocok dengan perannya yang menjadi otak serangan saat mendistribuskan bola ke sayap. Setelah melakukan tugasnya, dengan cepat ia pun kembali kedalam kotak penalti untuk mengeksekusi serangan sehingga berbuah menjadi gol.

LEGENDA ROBERT

Itulah Lewandowski. Namanya kini sudah jadi legenda karena hat-trick yang ia ciptakan saat membobol gawang Bayern Munich di final DFB-Pokal tahun 2012 lalu sudah menjadi folklore yang diceritakan kepada anak-anak di Dortmund.

Prediksi sang ayah yang memberi nama dirinya dengan kata "Robert" pun sudah tercapai. Kala itu, agar mudah diingat orang, maka ia memberikan satu nama yang gampang dilafalkan dan diingat.

"Dia memberikan nama Robert agar orang asing dapat dengan mudah mengucapkan nama saya nanti," katanya.

Padahal, sangatlah tak lazim, jika seorang Polandia diberi nama Robert. Tetapi sang ayah, Krzysztof Lewandowski, yakin bahwa anaknya kelak akan menjadi pesepakbola ternama dunia.

Jika berhasil mencetak gol dan membawa Dortmund menjuarai Liga Champions, tentu namanya akan makin diingat orang banyak. Robert Lewandowski.




===

* Akun twitter penulis @aqfiazfan dari @panditfootball
* Foto-foto: AFP, Getty Images

Halaman 2 dari 7
Karir Lewandowski tak lepas dari gen olahragawan yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Krzysztof Lewandowski adalah seorang pejudo juara nasional sekaligus pemain sepakbola di klub Hutnik Warszawa. Sementara ibunya, Iwona, adalah mantan pemain klub voli AZS Warszawa dan saat ini menjabat sebagai wakil presiden klub Partyzant Leszno.

Jika genetika sepakbola dari sang ayah diturunkan ke Lewandowski, maka gen voli sang Ibu mengalir pada sang adik, Milena, yang kini menjadi pemain timnas voli U-21 Polandia.

Orang terdekat Lewandowski pun seakan sudah ditakdirkan jadi seorang olahragawan. Sang tunangan, Anna Stachurska, adalah seorang karateka. Prestasinya juga tak tanggung-tanggung: menyabet medali perunggu di ajang Kejuaraan Karate Dunia tahun 2009. Ini bisa jadi sebuah keuntungan, yaitu jika berjalan bersama tunangannya, Lewandowski tak butuh pengawalan bodyguard!

Meski mendapat gen olahragawan dari ayahnya, sejak umur 7 Tahun, Lewandowski telah menjadi anak yatim. Ayahnya meninggal akibat suatu kecelakaan tahun 1995.

Tapi bakatnya sebagai olahragawan sudah tampak sejak kecil. Lewandowski kecil kerap menjuarai perlombaan cross country di negaranya. Oleh banyak gurunya ia kemudian disarankan untuk fokus di olahraga atletik. Tetapi ia bergeming dan memilih sepakbola sebagai jalan hidupnya. Sepakbola mulai dikenalnya dari sang ayah, yang sebelum meninggal sempat mendaftarkannya ke klub kecil Varsovia Warszawa.

Meski di klub itu bakatnya semakin diasah oleh pelatih Mark Siweckiemu, setelah tujuh tahun bersama Varsovia, Lewandowski dipaksa angkat kaki akibat dibubarkannya tim junior mereka. Akhirnya, pada tahun 2004 ia hijrah ke tim satu kota Delta Warsawa. Namun, karena tak mendapatkan tempat di tim utama, setahun kemudian ia pun pindah lagi. Kali ini ke Legia II Warsawa. Cerita yang sama lalu berulang ketika ia hanya selalu jadi penghuni bench. Hampir putus asa, akhirnya ia pun pindah ke klub divisi tiga Znicz Pruszkow.

Di klub Znicz Pruszkow, Lewandowski juga tak menemukan adanya ada tanda perbaikan karier. Masa-masa suram pun sudah membayangi dirinya.

Akan tetapi, sesosok malaikat akhirnya datang dalam sosok Iwona, sang ibu. Kepada warsawa.sport Lewandowski bercerita bahwa ibunya nekat menemui pelatih klub agar memberikan kepercayaan kepada dirinya.

"Saya adalah seorang pelatih bola voli di Pruszkow. Saat ini saya sedang berlari bersama anak-anak saya untuk menggapai mimpi-mimpi kami. Saya pikir di sini banyak orang baik yang bisa membantu itu, karenanya mungkin Robert bisa mendapatkan kesempatan," ucapnya menirukan Iwona yang mengiba-iba kepada pelatih klub.

Rasa malu sang ibu berhasil ditebus Lewandowski dengan torehan 16 gol dari 17 pertandingan. Alhasil Znicz Pruszkow promosi ke divisi dua. Di musim selanjutnya, Lewandowski lalu jadi langganan starter.Β  Total 21 gol berhasil ia cetak dari 34 penampilan bersama tim. Namanya juga tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang musim.

Lewandowski semakin jadi buah bibir di Polandia. Di usianya yang masih 20 tahun, klub besar Polandia Lench Poznan akhirnya merekrutnya. Di tahun yang sama, Leo Beenhakker memanggilnya untuk mengisi pos barisan penyerang timnas Polandia. Laga perdananya saat kontra San Mariono di ajang kualifikasi Piala Dunia 2010Β  menuai banyak pujian. Satu gol yang ia cetak membuat namanya kian masyhur.

Selama dua musim membela Lench Poznan, Lewandowski berhasil mencetak 41 gol. Tampilan impresifnya di Piala UEFA membuat banyak klub liga Inggris mengincarnya. Salah satunya adalah Blackburn Rovers. Pelatihnya kalah itu, Sam Allardyce, bahkan sudah sengaja datang ke Polandia guna menyaksikan Lewandowski berlaga secara langsung.

Big Sam menjuluki Lewandowski dengan sebutan 'Rushie' karena ia merasa pemain tersebut adalah Ian Rush dalam versi Polandia. Ia yakin, Lewandowski pasti akan menerima pinangannya. Bermain di klub Premiere League adalah sebuah impian dan kesempatan sebagai batu loncatan untuk lebih dikenal dunia luas.

Niat Allardyce ternyata tak bertepuk sebelah tangan. Lewandowski tertarik menerima pinangan Blackburn untuk membawanya ke Ewood Park di musim panas 2010. "Robert menegaskan ia tertarik karena dia selalu membayangkan mencoba keberuntungan di sepakbola Inggris," ucap rekan terdekat Lewandowski kepada The Sun.

Untuk menggaet Lewandowski, Lench Poznan mematok harga 4,5 juta poundsterling bagi siapapun klub yang ingin memakai jasanya. Dengan bersusah payah Blackburn menggalang dana untuk mewujudkan target itu.Β  Kesepakatan pun hampir terjadi. Lewandowski diundang datang ke Inggris untuk menandatangani kesepakatan itu.

Sayang beribu sayang, Gunung Eyjafjallajokull di Islandia meletus sangat dasyat. Imbasnya Eropa lumpuh total dan ribuan jadwal penerbangan dibatalkan akibat asap letusan yang menghalangi jarak pandang pesawat. "Jadi, Sam mengundangnya, penerbangannya sudah dipesan dan semua pihak berharap kesepakatan bisa dilakukan. Tapi kemudian karena awan abu penerbangan harus dibatalkan," kata orang terdekat Lewandowski.

"Saya tahu bahwa Sam sangat kecewa dan Blackburn gagal menggaetnya, tetapi toh Robert juga merasakan hal yang sama. Kendati pernah gagal, ia tetap memiliki ambisi untuk bermain di Inggris," lanjutnya.

Jika melihat Lewandowski bermain berkostum Dormund, Allardyce yang saat ini melatih West Ham United selalu teringat kejadian buruk dalam hidupnya itu. "Ya, ya, ya! Saya berpikir tentang kesialan saya setiap kali saya melihatnya bermain," keluh orang ini.

Melihat kegagalan Lewandowski, dengan gesit Dormund menikung. Dengan harga yang sama, Lewandowski langsung diboyong ke Bundesliga dan dikenalkan ke publik Westfalenstadion.

Gelar sebagai topskorer di klub sebelumnya bukan jaminan ia langsung masuk tim utama. Apalagi sudah jadi kebiasaan Juergen Klopp untuk memasang satu striker di depan. Dan Lewandowski gagal mendapatkan peran itu. Di musim pertamanya ia gagal bersaing dengan penyerang asal Paraguay, Lucas Barrios, dalam memperebutkan posisi pemain inti.

Selama paruh musim pertama bersama Dortmund, Lewandowski hanya mampu mencetak 4 gol. Kondisi ini membuat pemain yang kala itu berusia 21 tahun mendapat tekanan dari media. Bahkan tabloid olahraga ternama Bild bahkan menjulukinya "Lewandumbski".

Tak tinggal diam, Klopp pun membela anak asuhnya ini. "Apa yang saya harapkan dari dia adalah bahwa dia akan menjadi yang terbaik. Saya yakin dia bisa. Robert sangat berbakat, tapi dia harus menunjukkan lebih banyak, banyak lagi," bela Klopp.

Keberuntungan itu akhirnya datang juga. Jelang paruh kedua, playmaker Shinji Kagawa mengalami cedera yang membuatnya harus duduk di bangku pesakitan hingga akhir musim. Secara mengejutkan, Klopp mengestafetkan tugas yang diemban Kagawa kepada Lewandowski.

"Saya tidak peduli di mana posisi saya bermain. Tujuan utama saya adalah untuk memenangkan tempat di tim. Saya masih muda dan mau belajar banyak, karenanya saya akan bermain di mana pelatih memainkan saya dan akan bekerja maksimal dengannya," ucapnya.

Posisi yang harus dijalani Lewandowski adalah sebagai playmaker pengatur ritme serangan.Β  Bermain yang dibukan posisinya, peran Lewandowski jadi tak termaksimalkan. Kendati sering tampil sebagai starter dan Dortmund mampu meraih titel Bundesliga, dia banyak dicela oleh suporter. Sebagai pemain yang bertipikal menyerang, gol yang dicetaknya pun sangat sedikit, yaitu hanya empat.

"Ini adalah tahun pertama saya di Bundesliga. Saya butuh beradaptasi berapa waktu. Saya memainkan posisi nomor sepuluh pada paruh kedua musim ini dan itu adalah posisi baru bagi saya," katanya.

Pulihnya kembali Kagawa membuat Lewandowski getir. Posisinya kembali terancam. Namun siapa sangka Dewi fortuna kembali menghampirinya. Di musim 2011/2012, di saat liga belum berjalan, Barrios dinyatakan mengalami cedera yang cukup parah saat membela timnas Paraguay. Alhasil Lewandowski pun kembali ke khitahnya sebagai seorang striker murni.

Kepercayaan yang diberikan Klopp dibayarnya dengan torehan gol-gol yang tak sedikit jumlahnya. Duapuluh dua gol yang ia cetak sepanjang musim membuat Dormund dapat mempertahankan gelar sebagai die Meister Bundesliga selama dua musim berturut-turut.Β  Torehan ini membuat fans menjulukinya sebagai Lewangoalski.

Musim ini adalah musim ketiga Lewandowski bersama Dortmund. Semakin hari ia semakin mampu menunjukkan kematangannya sebagai striker handal. Tercatat 35 gol telah ia cetak musim ini di berbagai ajang, dan 24 di antaranya di kompetisi Bundesliga. Ini membuat Lewandowski sebagai pencetak gol terbanyak kedua setelah Stefan Kiessling dari Bayer Leverkusen.

Sisa 10 gol lainnya, ia cetak di ajang Liga Champions. Di ajang ini, peluangnya untuk mnejadi topskorer pun semakin terbuka lebar. Apalagi selisih antara dirinya dan topskorer sementara Critiano Ronaldo, yang telah tersingkir, hanya berbeda 2 gol.

Andaikan penampilan agresifnya saat melawan Real Madrid kembali dikeluarkan, tak mustahil ambisi tersebut akan tercapai. Toh, secara statistik, average attempt on target per-match Lewandowski masih cukup baik, yaitu mencapai 2 attempts on target per match.

Klopp sering memuji teknik dan kontrol Lewandowski yang bersekutu dengan naluri untuk mencetak gol. Bahkan permainannya dikatakan dapat merusak konsentrasi lawan secara siginifikan.

Saat ini Lewandowski pun sudah menjadi detak jantung dari permainan menyerang Dortmund. Tak hanya mencetak gol, ia pun sering terlihat bekerja di lini tengah sembari mengambil dan mendistribusikan bola. Tak jarang ia terlihat sebagai pemain no 10. "Striker juga dapat menetapkan tujuan," ungkapnya.

Dortmund sempat diuji dengan formasi taktis baru yang diterapkan Klopp dengan memasang Mario Goetze sebagai "false nine".Β  Dengan strategi ini Lewandowski cocok dengan perannya yang menjadi otak serangan saat mendistribuskan bola ke sayap. Setelah melakukan tugasnya, dengan cepat ia pun kembali kedalam kotak penalti untuk mengeksekusi serangan sehingga berbuah menjadi gol.

Itulah Lewandowski. Namanya kini sudah jadi legenda karena hat-trick yang ia ciptakan saat membobol gawang Bayern Munich di final DFB-Pokal tahun 2012 lalu sudah menjadi folklore yang diceritakan kepada anak-anak di Dortmund.

Prediksi sang ayah yang memberi nama dirinya dengan kata "Robert" pun sudah tercapai. Kala itu, agar mudah diingat orang, maka ia memberikan satu nama yang gampang dilafalkan dan diingat.

"Dia memberikan nama Robert agar orang asing dapat dengan mudah mengucapkan nama saya nanti," katanya.

Padahal, sangatlah tak lazim, jika seorang Polandia diberi nama Robert. Tetapi sang ayah, Krzysztof Lewandowski, yakin bahwa anaknya kelak akan menjadi pesepakbola ternama dunia.

Jika berhasil mencetak gol dan membawa Dortmund menjuarai Liga Champions, tentu namanya akan makin diingat orang banyak. Robert Lewandowski.




===

* Akun twitter penulis @aqfiazfan dari @panditfootball
* Foto-foto: AFP, Getty Images

(rin/a2s)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads