Babak 12 Besar Divisi Utama yang dioperatori PT Liga Indonesia sudah dimulai sejak 28 Juni lalu. Kontestannya adalah Persisko Tanjungjabung Barat (klub Kabupaten Bangko yang berpindah homebase ke Kabupaten Tanjungjabung Barat), PS Bangka, Persikabo Bogor, PSCS Cilacap, PSIS Semarang, Perseta Tulungagung, Persik Kediri, Persebaya Surabaya, Rheza Mojokerto Putra (sebelumnya Mojokerto Putra), Perseba Bangkalan, PSBS Biak, dan Perseru Serui.
Namun, di balik kemeriahan putaran final Divisi Utama LI 2013 itu, sebetulnya ada cerita menarik yang luput dari perhatian. Apa itu? Tentu saja pertandingan-pertandingan yang berakhir WO (walk over). Apalagi cerita itu semakin terlupakan karena tidak mempengaruhi klub-klub peserta lain secara langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di Grup 1, hasil WO pun terjadi di Grup 4. Bahkan tidak tanggung-tanggung. Ada 8 pertandingan yang berakhir WO, dua di antaranya dialami tuan rumah Perssin Sinjai. Ya, pada awal-awal kompetisi, Perssin tampak belum siap. Akhirnya mereka "memberikan" kemenangan tanpa tanding kepada PSBS (9 Februari) dan Perseru (14 Februari). Kedua klub lawannya itu pula yang akhirnya mewakili Grup 4 ke Babak 12 Besar.
Dua kali kekalahan WO ini membuat Perssin kehilangan potensi kemenangan enam poin di kandang. Sebaliknya, lolosnya PSBS meraih peringkat dua besar Grup 4 tidak lepas dari kemenangan WO atas Persigo Gorontalo (12 Mei), meskipun PSBS pun pernah memberikan kemenangan yang sama karena tidak hadir di kandang Perseka Kaimana (30 Mei). Hal itu dilatarbelakangi oleh rasa percaya diri PSBS yang berpeluang untuk menghantam tamunya, yaitu Perssin (4 Juni) dan PS Sumbawa Barat (9 Juni) menjelang masa akhir kompetisi. Tampak sebuah hasil secara keseluruhan yang tidak memengaruhi hasil kompetisi secara langsung.
Lalu, bagaimana untuk menentukan peringkat guna pembagian jatah Divisi Utama dan Divisi I yang disebabkan oleh pergantian peserta karena pengunduran diri misalnya?
Kasus Persiwa di ISL 2013
Berbeda dari Divisi Utama LI 2013, hal yang sama terjadi di Indonesian Super League (ISL) 2013. Hal ini dialami oleh Persiwa Wamena yang "menyerah" 0-3 kepada tuan rumah Persipura Jayapura (10 Februari). Ketika itu Persiwa masih menjadi klub yang disegani di papan atas.
Namun, bagaimana jika Persiwa berjibaku dengan peserta lainnya untuk menghindari ancaman degradasi? Bagaimana status pengurangan tiga poinnya? Terlepas dari ada atau tidak adanya pengurangan poin, jangan sampai hal itu menciptakan bom waktu ke depannya. Tentu saja, jika dibandingkan dengan Divisi Utama yang tidak berpengaruh secara langsung, hal yang sama (baca: WO) boleh jadi sangat berpengaruh.
IPL 2013
Jika hasil WO hanya terjadi sekali di ISL 2013 (data sampai 26 Juni), bagaimana dengan Indonesian Premier League (IPL) 2013? Ternyata sudah ada 15 pertandingan yang dinyatakan WO (data sampai 22 Juni). Jika keadaannya demikian, boleh jadi peringkat klub-klub di IPL tidak sama dengan klasemen sementara yang ditampilkan ke publik.
Jika kekalahan WO itu diberikan sanksi pengurangan tiga poin, boleh jadi nilai yang diraih Persebaya bukan 24, tetapi 21 (data per 22 Juni). Sebagaimana diketahui, Persebaya "menyerah" 0-3 kepada tuan rumah Semen Padang (14 April). Itu berarti bahwa Persebaya berada di peringkat ke-5.
Maknanya ke depan ialah (seandainya IPL sudah berakhir), Persebaya tidak bisa promosi ke liga unifikasi musim depan karena jatah sesuai Kongres Luar Biasa PSSI adalah empat tim teratas dari IPL. (Khusus bagi Persebaya, itu pun tergantung pada "perdamaian" antara Persebaya DU dan Persebaya 1927).
PSSI harus Proaktif
Jika melihat beberapa hasil pertandingan tadi, tampak ada yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Sejarah sepakbola Indonesia pun sesungguhnya pernah mengalami keadaan yang merujuk ke sana. Dalam Divisi Utama LI 2009/2010 misalnya, Persikabo gagal lolos ke Babak 8 Besar karena kalah bersaing dengan Deltras Sidoarjo dan Mojokerto Putra.
Saat itu babak 8 Besar diikuti oleh juara dan runner-up setiap grup (I, II, dan III). Dua peserta tambahan diambil dari dua peringkat ketiga terbaik, yaitu Deltras (bernilai 37) dan Mojokerto Putra (bernilai 33). Padahal Persikabo memiliki nilai 35 dan menempati peringkat runner-up Grup I. Sayangnya, Persikabo terkena sanksi kehilangan tiga poin sehingga nilainya menjadi 32 dan menempati peringkat ke-4. Sementara itu, Persita Tangerang yang menempati peringkat ke-3 Grup I hanya mampu meraih 32 poin sehingga kalah bersaing dengan Deltras dan Mojokerto Putra.
Apa penyebab Persikabo dikenai sanksi pengurangan tiga poin? Ternyata Persikabo memiliki masalah pada kompetisi periode sebelumnya. Kala itu manajemen lama Persikabo belum menyelesaikan pemutusan kontrak pemain asingnya, Ndjee Bakena Noah, yang mengalami cedera kaki. Apa boleh buat, Persikabo harus menerima sanksi pengurangan tiga poin di Divisi Utama LI 2009/2010. Namun, yang menjadi kekecewaan ialah pengurangan itu terjadi ketika masa-masa akhir babak penyisihan (reguler) Divisi Utama LI 2009/2010 segera berakhir. Padahal Persikabo masih berpotensi untuk menjadi peserta putaran final babak 8 Besar Divisi Utama LI 2009/2010.
Lain Persikabo, lain pula Madina Medan Jaya dan Gaspa. Sanksi yang tampak lebih berat menimpa Madina Medan Jaya dan Gaspa. Madina Medan Jaya yang ketika itu berpindah homebase ke Kabupaten Mandailing Natal (Madina), dicoret sebagai peserta Divisi I LI 2009/2010 karena mendapat sanksi sebagai akibat tidak memberi gaji kepada pemainnya pada kompetisi periode sebelumnya.
Ada juga Gaspa (Gabungan Sepak bola Palopo). Salah satu variasi nama Perserikatan yang diawali 'Ga' ini dicoret sebagai peserta Divisi I LI 2009/2010 karena memperoleh sanksi akibat belum memenuhi kewajiban atas kontrak eks pemain asing, yaitu Anthonio S. Fonggan dan Marthen Tanniche. Bukan terjadi pada kompetisi musim sebelumnya, tetapi justru pada tahun 2005!
Berdasarkan fakta sejarah ini, PSSI harus bersikap proaktif. Kongkretnya yang terdekat, bagaimana status WO tersebut? Tanggapi atau putuskan segera, dan jangan sampai menjadi bom waktu!
===
* Penulis adalah peneliti sejarah sepakbola, kontributor situs database RSSSF, kini menulis untuk @panditfootball
(din/a2s)