5 Bek Kiri Terbaik Saat Ini

5 Bek Kiri Terbaik Saat Ini

- Sepakbola
Jumat, 19 Jul 2013 15:52 WIB
5 Bek Kiri Terbaik Saat Ini
Getty Images
Jakarta - Menentukan siapa bek kiri terbaik saat ini memang tidak mudah. Konsistensi permainan bek-bek senior serta kemunculan banyak pemain muda, membuat penentuan siapa yang terbaik menjadi makin sulit.

Perihal kriteria penilaiannya sendiri tentu disesuaikan dengan tugas bek kiri (fullback) di era sepak bola modern, yaitu yang tak lagi hanya soal bertahan, tapi juga siap dalam membantu penyerangan. Tak heran beberapa diantaranya juga kerap memberikan assist bahkan gol penentu kemenangan. Namun, tentu label pemain terbaik sendiri bersifat dinamis. Ini artinya penilaian akan tergantung pada permainan setiap musim, faktor cedera, dan taktik dalam tim.

Berikut 5 bek kiri terbaik saat ini berdasarkan potensi, statistik, dan kontribusinya bersama tim:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

====

*akun Twitter penulis: @mildandaru dari @panditfootball
*foto-foto: Getty Images

*Baca Juga: Menyoal Langkanya Bek Kiri





5. David Alaba

Pemain dengan julukan The Next Lizarazu ini merupakan pemegang rekor debut termuda di timnas Austria di usianya yang masih 17 tahun. Masuk dalam skuad Bayern Munich dari tahun 2008, Alaba muda masih harus bermain dalam tim junior dan reserve tim sebelum menjadi bagian tim utama seperti sekarang. Bahkan, di tahun 2011 ia sempat dipinjamkan ke 1899 Hoffenheim selama satu musim.

Pemain serba bisa ini pernah bermain sebagai gelandang tengah serta winger kanan dan kiri sebelum akhirnya dipermanenkan sebagai bek kiri oleh Jupp Heynckes. Pada 2009 ia juga pernah didaulat sebagai asisten pelatih Munich U-11. Di tahun 2011, di umur 19 tahun, Alaba terpilih sebagai Austrian Footballer of the Year dan kini menjadi salah satu pemain sepakbola paling terkenal di Austria.

Salah satu karier emasnya bersama Munich adalah raihan treble winner musim lalu, sebagai bagian dari tim utama. Kala itu ia masih 21 tahun. Dengan kemampuanya menahan bola yang baik, Alaba mampu tampil kompak bersama Ribery di sayap kiri Munich. Penampilan 90 menit nan gemilang di final UCL melawan Dortmund pun mampu ia suguhkan.

4. Leighton Baines

Memperoleh penghargaan Best XI PFA Team of the Year selama dua musim terakhir, jadi pembuktian kemampuanya sebagai salah satu bek kiri terbaik Premier League. Tak heran kini Baines dirumorkan ikut diboyong oleh David Moyes dari Everton ke Manchester United, meski akhirnya rumor ini mulai meredup.

Pemain yang mengawali karir bersama Wigan ini resmi pindah ke Everton di tahun 2007, dengan nilai transfer yang ditaksir sekitar 6 juta pounds. Di musim perdananya bersama The Royal Blues, Baines sendiri masih belum mendapatkan tempat di tim utama karena kalah bersaing dengan Phil Jagielka dan Joleon Lescott. Baru dimusim keduanya, Baines mulai berkembang dan bermain secara reguler.

Bersama timnas Inggris prestasi Baines tidak terlalu cemerlang. Meski pemanggilan perdananya terjadi pada Maret 2009, ia baru menjalani debut bermain penuh tepat setahun kemudian. Saat itu Inggris berhadapan dengan Mesir dalam uji coba di stadion Wembley. Ini dikarenakan Baines selalu kalah bersaing dengan Ashley Cole, meski sebelumnya ia sudah bermain di Inggris U-21.

Di level klub, Baines adalah salah satu pemain paling penting Everton pada dua musim terakhir. Bahkan dia telah mencetak rekor bermain, dengan menjadi satu – satunya outfield player (pemain non-kiper) yang bermain diseluruh partai liga Inggris selama satu musim bersama Everton.

Tak hanya itu, gelar PFA Premier League Team of the Year yang diraihnya di tahun 2012 dan 2013 juga menjadikanya sebagai salah satu legenda Everton saat ini. Terakhir kali pemain Everton mengirimkan dutanya di PFA Premier League Team of the Year adalah 22 tahun silam, yaitu melaluiΒ  Neville Southall.

Tak heran klub besar eropa seperti Manchester United dan PSG memburu tanda tanganya.

3. Jordi Alba

Lahir dari akademi Barcelona, nama JordiΒ  Alba justru mencuat ketika membela Valencia. Keluar dari La Masia di usia 16 tahun, Alba lebih dulu bergabung ke Cornella selama dua musim. Valencia kemudian memboyongnya dengan nilai transfer 6.000 Euro untuk bergabung, meski di awal karirnya dia harus dipinjamkan ke Gimnastic.

Penampilan impresif Alba bersama timnas Spanyol di Euro 2012 membuat Barcelona merogoh kocek sebanyak 16 juta Euro untuk menariknya kembali. Alaba pun langsung mendapatkan tempat utama di Camp Nou, karena tidak sulit baginya untuk beradaptasi dengan gaya bermain Barca. Bagaimanapun juga "DNA Barca" sudah tertanam padanya semenjak lulus dari La Masia.

Dengan kemampuan bertahan yang mumpuni, dan kecepatanya dalam skema serangan balik, Alba adalah salah satu pionir full-back modern dewasa ini. Maka tak heran, pelatih Spanyol Vicente Del Bosque menjadikanya tumpuan utama di posisi bek kiri. Kehadirannya pun membantu Spanyol dalam meraih dua gelar prestisius sekaligus, piala eropa dan piala. Alba juga kini jadi salah satu tulang punggung Barcelona musim kemarin.

2. Marcelo

Selalu dibanding-bandingkan dengan legenda Brazil Roberto Carlos, dan mendapat pujian dari dua legenda hidup, Paolo Maldini dan Maradona, Roberto Carlos dengan rendah hati mengatakan bahwa teknik Marcelo masih lebih baik dari dirinya.

Dipinang Real Madrid dari Fluminense di usia 19 tahun, Marcelo langsung menjadi bagian dari tim utama. Juande Ramos dan Pellegrini pun pernah memplotnya jadi winger karena kecepatan dan kemampuanya dalam bertahan maupun menyerang. Memang, meski bermain di flank kiri Real Madrid, Marcelo masih mengemban tanggung jawab untuk menyerang dan bertahan sekaligus.

Di tangan Jose Mourinho, Marcelo kembali ke posisi naturalnya sebagai bek kiri sehingga ia masuk ke dalam UEFA Team of the Year 2011. Namun ditangan Mourinho jugalah musim lalu ia banyak berbagi tempat dengan Fabio Coentrao karena faktor cedera yang dialaminya.

Sebagai bek kiri, Marcelo meraih titel individu FIFA World XI 2012, atau sebelas pemain terbaik dunia berdasarkan masing-masing posisinya. Di level internasional, Marcelo juga menjadi salah satu kunci keberhasilan Brazil meraih juara piala konfederasi 2013. Di turnamen ini ia selalu jadi starter di semua pertandingan.

1. Ashley Cole

Di usia yang tidak lagi muda, 32 tahun, Cole masih mampu menjaga level permainannya dan masih jadi bagian utama tim Chelsea. Justru kematangan usianya ini membuat Cole tampil lebih tenang.

Ini terlihat dari catatan pelanggarannya yang terendah diantara bek kiri top eropa lainya. Cole hanya mempunyai rataan pelanggaran 0,5 per pertandingan. Bandingkan dengan bek kiri yang terkenal bermain bersih lainnya seperti Evra (1,1), Baines (0,8), Alba (1,1), dan Coentrao (0,9). Nama Ashley Cole sendiri tidak bisa lepas dari Arsenal, tim idolanya semasa kecil.

Bergabung bersama tim junior pada tahun 1997, di musim berikutnya Cole mampu langsung promosi ke tim utama. Cole juga lah yang membantu Arsenal meraih 3 gelar piala FA, dan 2 gelar liga Inggris (musim 2001/2002 dan 2003/2004), yang belum mampu diulangi kembali oleh Arsenal hingga saat ini.

Lepas dari Arsenal, Cole kemudian pindah ke Chelsea pada tahun 2006. Ia membantu Chelsea meraih 1 gelar liga Inggris, 4 gelar FA Cup, dan masing-masing satu gelar liga champion dan UEFA Cup. Tentu masih belum hilang di ingatan bagaimana Cole menjadi Man Of The Match di final UCL melawan Bayern Munich. Arjen Robben kala itu tak mampu berbuat banyak di bawah kawalan Cole.

Di level internasional, Cole masih menjadi pilihan utama sebagai bek kiri Inggris. Kehadirannya juga yang membuat bek kiri Everton, Baines, hanya mampu menyaksikan Inggris bermain dari bangku cadangan. Dengan kematangan dan kemampuanya yang mumpuni, Ashley Cole belum bisa lepas dari predikat sebagai salah satu bek kiri terbaik dunia.
Halaman 2 dari 6
Pemain dengan julukan The Next Lizarazu ini merupakan pemegang rekor debut termuda di timnas Austria di usianya yang masih 17 tahun. Masuk dalam skuad Bayern Munich dari tahun 2008, Alaba muda masih harus bermain dalam tim junior dan reserve tim sebelum menjadi bagian tim utama seperti sekarang. Bahkan, di tahun 2011 ia sempat dipinjamkan ke 1899 Hoffenheim selama satu musim.

Pemain serba bisa ini pernah bermain sebagai gelandang tengah serta winger kanan dan kiri sebelum akhirnya dipermanenkan sebagai bek kiri oleh Jupp Heynckes. Pada 2009 ia juga pernah didaulat sebagai asisten pelatih Munich U-11. Di tahun 2011, di umur 19 tahun, Alaba terpilih sebagai Austrian Footballer of the Year dan kini menjadi salah satu pemain sepakbola paling terkenal di Austria.

Salah satu karier emasnya bersama Munich adalah raihan treble winner musim lalu, sebagai bagian dari tim utama. Kala itu ia masih 21 tahun. Dengan kemampuanya menahan bola yang baik, Alaba mampu tampil kompak bersama Ribery di sayap kiri Munich. Penampilan 90 menit nan gemilang di final UCL melawan Dortmund pun mampu ia suguhkan.

Memperoleh penghargaan Best XI PFA Team of the Year selama dua musim terakhir, jadi pembuktian kemampuanya sebagai salah satu bek kiri terbaik Premier League. Tak heran kini Baines dirumorkan ikut diboyong oleh David Moyes dari Everton ke Manchester United, meski akhirnya rumor ini mulai meredup.

Pemain yang mengawali karir bersama Wigan ini resmi pindah ke Everton di tahun 2007, dengan nilai transfer yang ditaksir sekitar 6 juta pounds. Di musim perdananya bersama The Royal Blues, Baines sendiri masih belum mendapatkan tempat di tim utama karena kalah bersaing dengan Phil Jagielka dan Joleon Lescott. Baru dimusim keduanya, Baines mulai berkembang dan bermain secara reguler.

Bersama timnas Inggris prestasi Baines tidak terlalu cemerlang. Meski pemanggilan perdananya terjadi pada Maret 2009, ia baru menjalani debut bermain penuh tepat setahun kemudian. Saat itu Inggris berhadapan dengan Mesir dalam uji coba di stadion Wembley. Ini dikarenakan Baines selalu kalah bersaing dengan Ashley Cole, meski sebelumnya ia sudah bermain di Inggris U-21.

Di level klub, Baines adalah salah satu pemain paling penting Everton pada dua musim terakhir. Bahkan dia telah mencetak rekor bermain, dengan menjadi satu – satunya outfield player (pemain non-kiper) yang bermain diseluruh partai liga Inggris selama satu musim bersama Everton.

Tak hanya itu, gelar PFA Premier League Team of the Year yang diraihnya di tahun 2012 dan 2013 juga menjadikanya sebagai salah satu legenda Everton saat ini. Terakhir kali pemain Everton mengirimkan dutanya di PFA Premier League Team of the Year adalah 22 tahun silam, yaitu melaluiΒ  Neville Southall.

Tak heran klub besar eropa seperti Manchester United dan PSG memburu tanda tanganya.

Lahir dari akademi Barcelona, nama JordiΒ  Alba justru mencuat ketika membela Valencia. Keluar dari La Masia di usia 16 tahun, Alba lebih dulu bergabung ke Cornella selama dua musim. Valencia kemudian memboyongnya dengan nilai transfer 6.000 Euro untuk bergabung, meski di awal karirnya dia harus dipinjamkan ke Gimnastic.

Penampilan impresif Alba bersama timnas Spanyol di Euro 2012 membuat Barcelona merogoh kocek sebanyak 16 juta Euro untuk menariknya kembali. Alaba pun langsung mendapatkan tempat utama di Camp Nou, karena tidak sulit baginya untuk beradaptasi dengan gaya bermain Barca. Bagaimanapun juga "DNA Barca" sudah tertanam padanya semenjak lulus dari La Masia.

Dengan kemampuan bertahan yang mumpuni, dan kecepatanya dalam skema serangan balik, Alba adalah salah satu pionir full-back modern dewasa ini. Maka tak heran, pelatih Spanyol Vicente Del Bosque menjadikanya tumpuan utama di posisi bek kiri. Kehadirannya pun membantu Spanyol dalam meraih dua gelar prestisius sekaligus, piala eropa dan piala. Alba juga kini jadi salah satu tulang punggung Barcelona musim kemarin.

Selalu dibanding-bandingkan dengan legenda Brazil Roberto Carlos, dan mendapat pujian dari dua legenda hidup, Paolo Maldini dan Maradona, Roberto Carlos dengan rendah hati mengatakan bahwa teknik Marcelo masih lebih baik dari dirinya.

Dipinang Real Madrid dari Fluminense di usia 19 tahun, Marcelo langsung menjadi bagian dari tim utama. Juande Ramos dan Pellegrini pun pernah memplotnya jadi winger karena kecepatan dan kemampuanya dalam bertahan maupun menyerang. Memang, meski bermain di flank kiri Real Madrid, Marcelo masih mengemban tanggung jawab untuk menyerang dan bertahan sekaligus.

Di tangan Jose Mourinho, Marcelo kembali ke posisi naturalnya sebagai bek kiri sehingga ia masuk ke dalam UEFA Team of the Year 2011. Namun ditangan Mourinho jugalah musim lalu ia banyak berbagi tempat dengan Fabio Coentrao karena faktor cedera yang dialaminya.

Sebagai bek kiri, Marcelo meraih titel individu FIFA World XI 2012, atau sebelas pemain terbaik dunia berdasarkan masing-masing posisinya. Di level internasional, Marcelo juga menjadi salah satu kunci keberhasilan Brazil meraih juara piala konfederasi 2013. Di turnamen ini ia selalu jadi starter di semua pertandingan.

Di usia yang tidak lagi muda, 32 tahun, Cole masih mampu menjaga level permainannya dan masih jadi bagian utama tim Chelsea. Justru kematangan usianya ini membuat Cole tampil lebih tenang.

Ini terlihat dari catatan pelanggarannya yang terendah diantara bek kiri top eropa lainya. Cole hanya mempunyai rataan pelanggaran 0,5 per pertandingan. Bandingkan dengan bek kiri yang terkenal bermain bersih lainnya seperti Evra (1,1), Baines (0,8), Alba (1,1), dan Coentrao (0,9). Nama Ashley Cole sendiri tidak bisa lepas dari Arsenal, tim idolanya semasa kecil.

Bergabung bersama tim junior pada tahun 1997, di musim berikutnya Cole mampu langsung promosi ke tim utama. Cole juga lah yang membantu Arsenal meraih 3 gelar piala FA, dan 2 gelar liga Inggris (musim 2001/2002 dan 2003/2004), yang belum mampu diulangi kembali oleh Arsenal hingga saat ini.

Lepas dari Arsenal, Cole kemudian pindah ke Chelsea pada tahun 2006. Ia membantu Chelsea meraih 1 gelar liga Inggris, 4 gelar FA Cup, dan masing-masing satu gelar liga champion dan UEFA Cup. Tentu masih belum hilang di ingatan bagaimana Cole menjadi Man Of The Match di final UCL melawan Bayern Munich. Arjen Robben kala itu tak mampu berbuat banyak di bawah kawalan Cole.

Di level internasional, Cole masih menjadi pilihan utama sebagai bek kiri Inggris. Kehadirannya juga yang membuat bek kiri Everton, Baines, hanya mampu menyaksikan Inggris bermain dari bangku cadangan. Dengan kematangan dan kemampuanya yang mumpuni, Ashley Cole belum bisa lepas dari predikat sebagai salah satu bek kiri terbaik dunia.

(roz/krs)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads