Soal partisipasi tim asing di turnamen dalam negeri, akhir pekan ini penggila sepakbola tanah air akan bisa kembali merasakannya. Dalam perhelatan bertajuk Piala Menpora ada tiga tim asing yang berpartisipasi yakni timnas Malaysia U-23, Loyola Meralco Sparks (Filipina), dan Central Coast Mariners (Australia). Sepanjang 20-29 September mereka akan bersaing dengan lima klub lokal Sriwijaya FC Palembang, Persib Bandung, Arema Malang, Persepam Madura United, dan Mitra Kukar.
Dalam sejarahnya, kehadiran tim-tim luar negeri ini bukanlah kali pertama. Bahkan kehadiran tim-tim asing itu pernah merasakan atmosfir beberapa turnamen legendaris di tanah air. Di Piala Marah Halim (Medan), Piala Siliwangi (Bandung), Piala Tugu Muda (Semarang), dan Piala Jusuf (Makassar) tim-tim asing itu ikut berpartisipasi dan beberapa di antaranya juga berprestasi dengan meraih gelar juara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keikutsertaan tim-tim dari luar negeri untuk pertama kali adalah dalam event Piala Marah Halim edisi kedua, yang digelar tahun 1973. Dalam turnamen yang pada awalnya untuk memeriahkan hari ulang tahun Kota Medan itu, datang perwakilan dari Burma (kini Myanmar), Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Kelak, tim-tim luar negeri lainnya datang silih berganti untuk mengikuti turnamen yang mengambil nama Gubernur Sumatra Utara saat itu. Keikutseraan tim-tim luar negeri merupakan 'syarat' bahwa turnamen tersebut menjadi turnamen internasional. Piala Marah Halim yang dibidani Kamaruddin Panggabean akhirnya diakui oleh FIFA sebagai turnamen internasional pada 1975.
Sepanjang sejarahnya, gelar juara Piala Marah Halim yang diselenggarakan pada 1972-1995 didominasi oleh tim-tim luar negeri (15 kali). Sisanya diraih oleh PSMS (2 kali) dan Persija serta Medan Jaya masing-masing sekali.
Selain Piala Marah Halim, di daratan Sumatra pun sebetulnya masih ada dua turnamen 'internasional' lain, yakni Piala Cakradonya (Banda Aceh) dan Piala Universitas Dharma Agung (Medan).
Klub Inggris di Piala Siliwangi
Tim dari luar negeri hadir pula dalam turnamen Piala Siliwangi. Pada awalnya, turnamen ini digelar untuk meresmikan Stadion Siliwangi, yang baru dipugar. Namun dalam perkembangannya, Piala Siliwangi diadakan untuk memeriahkan HUT Kodam Siliwangi yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Pada Piala Siliwangi I/1976, turnamen dibuka dengan pertandingan persahabatan Persib melawan Middlesex Wanderers (Inggris). Laga tersebut lantas dijadikan sebagai pertandingan pembukaan atau peresmian untuk Stadion Siliwangi yang baru dipugar. Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Siliwangi, 20 Mei 1976, itu Persib harus mengakui keunggulan lawannya 0-3 melalui gol John W. Cozens (menit 30 dan 78), serta Richard D. Kidd (menit 32).
Berbeda dari Piala Marah Halim, Piala Siliwangi ini minim peserta luar negeri. Kehadiran tim luar negeri hanya terjadi pada Piala Siliwangi edisi perdana (21-28 Mei 1976) yang menghadirkan tim pemuda UMNO (Malaysia). Tim UMNO sendiri harus puas menjadi runner-up usai dikalahkan Persija 0-1 di babak final.
Dari sembilan kali penyelenggaraan Piala Siliwangi (1976-2000), Persib tercatat sebagai tim yang paling banyak merebut gelar juara, yaitu empat kali (1981, 1989, 1994, dan 2000).
Rajpracha (Thailand) Langganan Piala Tugu Muda
Setelah diawali tahun 1973 di Piala Marah Halim dan 1976 di Piala Siliwangi, tim luar negeri hadir pula di Piala Tugu Muda yang digelar tahun1982. Dalam turnamen yang pada awalnya sebagai peringatan memeriahkan HUT Kota Semarang itu, Rajpracha (Thailand) dan Singapore Armed Forces SA (Singapura) tampil sebagai kontestan saat ajang tersebut digelar untuk kali kelima di tahun 1982.
Pada masa ini, Rajpracha adalah juara Liga Thailand 1982, sedangkan SAFSA berstatus sebagai juara Liga Singapura 1981. Dalam laga final, Rajpracha berhasil merebut gelar juara setelah mengandaskan tuan rumah PSIS Semarang.
Sebagai juara bertahan, Rajpracha lantas diundang lagi ke Piala Tugu Muda periode berikutnya. Hal itu sudah menjadi 'hukum kebiasaan di beberapa turnamen dengan maksud untuk memberikan kesempatan mempertahankan gelar juara. Meskipun masih memperlihatkan ketangguhannya, Rajpracha harus puas menjadi runner-up di tahun berikutnya usai dikalahkan Tunas Inti (klub Galatama dari Jakarta) dengan skor 2-3 melalui adu penalti setelah pertandingan selama 2 x 45 menit dan perpanjangan waktu 2 x 15 menit kedua tim bermain imbang 0-0.
Rajpracha lantas masih diundang saat Piala Tugu Muda edisi ketujuh di tahun 1984. Di edisi ini Rajpracha tampil sebagai juara usai mengalahkan Persib 2-0 di final.
Karena kesulitan dana, sejak Piala Tugu Muda VIII/1987 tim-tim luar negeri tak pernah diundang lagi. Meski berstatus tuan rumah, PIala Tugu Muda justru tak ramah buat PSIS. Usai jadi juara di esisi pertama (1979) mereka lebih banyak jadi runner up.
Turnamen lain yang juga sempat mendatangkan tim asal luar negeri adalah Piala Yusuf. Sepanjang penyelenggaraan turnamen yang trophy-nya merupakan pemberian Kolonel Mohammad Jusuf itu, tim-tim dari luar negeri pernah dihadirkan, tepatnya pada Piala Jusuf X/1984. Saat itu, tim perwakilan dari Brunei Darussalam dan Singapura ikut serta. Namun, hanya Singapura-lah yang berhasil menorehkan prestasi terbaik, yaitu peringkat ke-3.
Piala Emas Bang Yos di Era 'Modern'
Setelah turnamen-turnamen legendaris tersebut memudar dan kemudian hilang, sejak 2000-an lahir Piala Emas Bang Yos (PEBY). Turnamen yang diselenggarakan di era 'modern' ini diikuti pula oleh tim-tim dari luar negeri.
PEBY merupakan turnamen yang namanya diambil dari nama Bang Yos --sapaan akrab Soetiyoso-- Gubernur DKI Jakarta saat itu. Dalam turnamen yang diselenggarakan pada 2003-2006 itu sudah ada enam tim asing yang tampil. Mereka adalah Geylang United (Singapura) dan Myanmar XI pada PEBY II/2005, Osotspa Bangkok (Thailand) dan Kamboja U-23 di PEBY III/2005, serta dua tim Australia (Bulleen Zebras FC Melbourne dan Manly United FC Sydney) di PEBY IV/2006.
Namun Piala Emas Bang Yos tak mampu bertahan lama, sama seperti pendahulu-pendahulunya tunamen tersebut kini sudah tak digelar lagi.
Mulai akhir pekan ini, kiprah tim-tim asing pada turnamen yang digelar di Indonesia akan bisa disaksikan lagi pada ajang Menpora Cup 2013. Menarik dinanti bagaimana perlawanan klub-klub lokal saat beradu kehebatan dengan para tamunya.
===
Akun twitter penulis: @novanherfiyana dari @panditfootball
Foto: Central Coast Mariners. Juara Liga Australia yang berpartisipasi di Menpora Cup tahun ini.
(din/mfi)