Hamstring! Lagi-lagi Hamstring

Hamstring! Lagi-lagi Hamstring

- Sepakbola
Selasa, 10 Des 2013 13:50 WIB
Claudio Villa/Getty Images
Jakarta - "Bang Mat!" panggil seorang pemain. "Otot saya di bawah ini sakit banget!" ujarnya sambil memegang bagian yang sakit dan melakukan pergerakan yang malah membuat otot tersebut semakin tak nyaman.

Ya, dapat ditebak otot tersebut adalah hamstring.

Dalam dunia sepakbola, otot hamstring boleh jadi otot yang paling populer di kalangan para fans. Tentu karena sering menyaksikan atau mendengar pemain yang terkena cedera hamstring. Ya, saat bertanding, memang banyak pemain yang lalu ditarik keluar karena otot ini terganggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat terjadi serangan balik yang cepat, atau pada saat kiper harus dengan cepat keluar untuk mengantisipasi penyerang, atau saat pemain tengah mengejar pemain depan yang cepat, atau pada saat sprint. Nah, pada momen-momen seperti inilah cedera hamstring terjadi.

Hamstring sendiri termasuk jenis otot cepat (fast twitch). Otot-otot ini tak memerlukan oksigen pada saat melakukan kontraksi di sprint (salah satu alasan mengapa kram terjadi, akan dibahas pada lain waktu).

Otot ini terbentuk dari empat otot berbeda, yang memiliki fungsi dan tugas yang sama. Letak awal/asal mereka pun sama yaitu di sebuah titik di bawah hip. Dua otot berakhir di sisi samping luar lutut, sementara dua lainnya berakhir di sisi dalam lutut.

Pada tubuh manusia otot bertugas untuk menggerakkan sebuah sendi untuk melakukan sebuah aktivitas. Dan biasanya otot hanya melewati hanya satu persendian. Ini berbeda dengan hamstring. Otot ini adalah salah satu otot yang melewati dua persendian sekaligus.

Karena hamstring melewati dua persendian, maka tugas otot ini juga untuk melakukan pergerakan di dua persendian, yaitu lutut dan pinggul. Dari penjelasan ini sebenarnya sudah bisa disimpulkan mengapa cedera hamstring itu terjadi. Tetapi lebih menarik jika dibahas belakangan.

Paling Sering di Sepakbola

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Liga Inggris selama dua musim berturut-turut, dikonfirmasi bahwa hamstring merupakan cedera yang paling sering terjadi di sepakbola. Jika terkena cedera ini rata-rata seorang pemain akan tidak bermain selama 90 hari. Ia juga bisa kehilangan kurang lebih 15 pertandingan (sumber: British Medical Journal).

Biasanya pemain mendapatkan cederanya saat melakukan latihan, pertandingan ujicoba, dan atau sebuah pertandingan resmi. Akibatnya, pemain tersebut tak bisa mengikuti latihan selama dua hari penuh dan berturut-turut, dengan hari mereka terkena cedera tidak ikut dihitung.

Selama dua musim penelitian ini, disebutkan bahwa cedera ini juga berulang. Jika pemain terkena cedera hamstring di musim pertama, maka kurang lebih 76%-nya akan mengalami cedera hamstring lagi di musim keduanya (sumber: British Medical Journal).

Sementara itu, hal-hal atau fakta yang ditemukan mengenai cedera ini ialah:

1. Lebih dari 50% cedera hamstring ditemui di biceps femoris, yaitu salah satu dari empat otot hamstring yang ada. Ini karena biceps femoris adalah otot hamstring yang paling banyak melakukan tugas dibandingkan tiga lainnya.

2. Tingginya performa fisik menyebabkan cedera hamstring gampang terjadi. Akibatnya, permainan dalam tempo cepat dan keras menyebabkan sebuah cedera gampang sekali datang. Apalagi jika dalam permainan tempo tinggi itu waktu istirahatnya kurang.

3. Sembilan dari sepuluh penyebab cedera hamstring terjadi karena mekanisme non-kontak. Maksudnya, cedera ini biasa terjadi pada saat berlari, melakukan sprint, meloncat, atau berputar. Bahkan, enam dari sepuluh masalah hamstring terjadi karena berlari saja. Sekarang, coba bayangkan latihan fisik yang hanya fokus terhadap latihan berlari saja. Misalnya, lari keliling lapangan selama 45 menit, atau hanya sprint-sprint pendek selama satu jam tanpa ada latihan lain. Bisa dibayangkan beban yang harus ditanggung oleh otot hamstring. Sangat luar biasa bukan.

4. Kecuali pada kasus tertentu, cedera hamstring biasanya terjadi di 1/3 akhir babak pertama dan babak dua, atau di bagian terakhir dari sebuah latihan. Kecapekan jadi alasan terbesarnya. Faktor lain, yang sempat disinggung di awal artikel ini, adalah mengenai letak otot ini yang melewati dua buah persendian. Selain melakukan tugasnya sebagai otot cepat di lutut (harus bisa dengan cepat melakukan kontraksi otot), hamstring pun harus berperan di pinggul sebagai otot lambat dalam menstabilkan pinggul. Dua fungsi yang sangat berbeda ini kalau dilakukan bersama-sama akan membuat otot capek dan cepat menegang. Maka, kalau tidak berhati-hati, akan menyebabkan cedera. Sama dengan poin nomor tiga di atas, bayangkanlah menerima "latihan tambah", setelah berlatih selama 90 menit, berupa latihan sprint. Tentu akan sangat tidak efektif atau baik untuk otot hamstring.

Hamstring si Sensitif

Hamstring adalah otot yang besar, panjang dan lebar, tetapi di lain sisi sangat gampang terkena cedera. Jika saja memiliki karakter dan personalitas, maka ia adalah tipe otot yang sensitif.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas mengenai letak dan posisi otot ini, hamstring juga paling sering sering diregangkan atau di-stretch. Secara langsung, hamstring bisa diregangkan sesuai dengan fungsingnya. Sementara itu, saat otot-otot yang kecil di pinggul itu juga di-strecth, maka hamstring pun akan teregang secara tidak langsung dan terkena dampaknya.

Pada saat berlari, terutama pada posisi "swing", hamstring harus melakukan perpindahan dari posisi kontraksi concentric ke arah kontraksi eksentrik. Pada saat berlari, proses ini terjadi dengan sangat cepat dan berulang-ulang. Akibatnya setelah beberapa waktu hamstring bisa mengalami kelelahan.

Lalu bagaimana cara mengatasi masalah ini? Lebih baik mencegah daripada merawat, bukan? Hal yang harus diperhatikan adalah latihan terhadap otot lain quadriceps (otot paha atas) dan iliopsoas (otot pangkal paha), otot adductor (otot paha bagian dalam), dan otot-otot di punggung.

Kekuatan otot-otot tersebut harus dilatih agar menjadi seimbang dengan otot lainnya. Apabila otot-otot itu menguat, maka kerja yang harus dilakukan hamstring tidak harus besar atau banyak. Akhirnya, pada saat hamstring melakukan sebuah pekerjaan dengan intensitas besar dan tinggi dia tak gampang terkena cedera.



===

* Penulis adalah Sport Physiotherapist yang bekerja sama dengan Pandit Football Indonesia dalam pengembangan sport science di Indonesia. Sering dipercaya sebagai fisioterapis tim nasional Indonesia. Akun twitter: @MatiasIbo




Baca juga:
Mengenal Sport Science dan Bagian-Bagiannya

Mengenal Peran Fisioterapis dalam Olahraga
Pijat Tak Sembuhkan Cedera, tapi Malah Memperparah



(a2s/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads