Mengenal Cedera pada Sepakbola

Mengenal Cedera pada Sepakbola

- Sepakbola
Rabu, 12 Feb 2014 10:05 WIB
Ilustrasi: Getty Images
Jakarta -

Setiap tahun ada sekitar 22 juta cedera karena olahraga. Sepakbola menyumbang jumlah paling banyak, yaitu 32%-nya, sementara rugbi berada pada peringkat dua dengan 13%, dan olahraga lari 8%.

Sepakbola adalah permainan dengan kontak fisik intensif sehingga timbul risiko cedera pada tingkat yang bermacam-macam. Dari sekian banyak jenis cedera itu, beberapa di antaranya terjadi karena tidak disengaja. Biasanya terjadi karena kesalahan pemain yang menderita cedera.

Selain karena kebiasaan seorang pemain, ada beberapa hal lain yang dapat menyebabkan cedera seorang pemain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa faktor eksternal antara lain kondisi lapangan dan cuaca, pemilihan peralatan pertandingan (sepatu, kaos kaki, dan lain-lain) yang tidak tepat, dan kesalahan pada pemanasan. Sementara itu, faktor internal adalah faktor mental pemain, kondisi kebugaran pemain, kondisi fisiologis atau faktor keturunan, dan riwayat cedera sebelumnya.

Menjauh dari Kebiasaan Masa Kecil

Ketika berolahraga, jauh di lubuk hati terdalam ada bagian dari diri kita yang selalu berkata: "saya masih bisa". Hal itulah yang mendorong manusia untuk terus berusaha, meskipun kemampuan tidak sejalan dengan keyakinan.

Hal itu tentu baik. Semakin banyak latihan, akan semakin mengurangi resiko menderita penyakit-penyakit, seperti jantung, diabetes, osteoporosis, dan hipertensi.

Namun, pertimbangan-pertimbangan ini justru kadang membuat kita tidak bisa menakar beban yang mampu diberikan pada tubuh. Inilah salah satu faktor yang bisa menimbulkan cedera. Sebuah ironi memang.

Masalah lainnya adalah pada persiapan atau pemanasan. Pada masa kecil dulu, jika diajak untuk bermain sepakbola, berapa banyak dari kita yang akan langsung pergi ke lapangan tanpa persiapan? Bahkan tidak memakai sepatu sekalipun.



Kebiasaan ini kemudian berlanjut saat dewasa, sehingga pemanasan jadi hal asing bagi kita. Padahal, pemanasan sangat penting untuk menyiapkan jaringan-jaringan dan otot kita dari aktivitas yang berat.

Ini karena sepakbola adalah olahraga yang berbeda dari olahraga lainnya. Jika dibandingkan dengan lari, olahraga yang sedang marak di Indonesia saat ini, perbedaan saat latihan dan pertandingan (perlombaan) akan terlihat sangat kentara.

Misalnya kekontrasan awal mula cedera. Dalam olahraga lari, tiga dari empat cedera yang diderita adalah hasil cedera ketika latihan. Sementara pada sepakbola, latihan sangat jarang menyebabkan cedera. Ini karena pemain bola biasanya akan mengurangi intensitas dan usaha yang mereka lakukan, dibandingkan saat bertanding. Pada sisi lain, pelari adalah atlet yg jenis olahraganya tergantung sekali dengan pola latihan.

Tingkat keketatan kompetisi juga mempengaruhi peluang terjadinya cedera. Sebagai contoh, pada Premier League, risiko cedera tertinggi terjadi pada tingkat First Team (pertandingan-pertandingan yang biasa kita saksikan di layar kaca), kemudian tingkat Youth Team, dan yang terakhir adalah tingkat Reserves.

Pengertian cedera di sini adalah jika si pemain tidak dapat mengikuti latihan pada dua hari setelahnya.




[Tabel rata-rata risiko cedera pada setiap tingkat kompetisi profesional pada klub Premier League selama musim 2012-2013.]


Cedera yang secara umum terjadi adalah cedera yang berkaitan dengan otot yang keseleo dan atau tertarik, memar, dan juga robeknya tendon atau ligamen.

Faktor utama penyebab cedera pada sepakbola adalah jaringan lunak (otot dan tendon) dan sendi. Biasanya, cedera terjadi pada bagian bawah tubuh (bagian perut sampai kaki) dengan sendi yang paling banyak mengalami cedera pada lutut dan pergelangan kaki.

Cedera otot adalah cedera yang dihasilkan dari pergerakan pemain pada saat berlari ataupun saat kontak fisik dengan pemain lain. Sedangkan cedera pada persendian dihasilkan dari akumulasi pergerakan maupun kontak pada sendi yang spesifik. Biasanya, cedera terjadi karena beban yang diterima lebih besar daripada kemampuan sendi tersebut.

Selain pada bagian bawah tubuh, ternyata bagian atas tubuh juga bisa berisiko cedera. Bahkan cedera punggung tercatat sebagai cedera dengan waktu penyembuhan yang paling lama yang diderita oleh pemain sepakbola profesional. Cedera pada daerah wajah juga sering terjadi. Kebanyakan cedera bermula dari penggunaan siku oleh lawan, atau saat duel bola udara.


[Tabel perbandingan jenis dan jumlah risiko cedera]


Cedera Langsung dan Tidak Langsung

Sepakbola adalah olahraga yang penuh dengan kontak fisik. Tak heran jika beberapa cedera terjadi karena "adu badan". Ini terutama terjadi pada saat adanya tekel. Dari kontak-kontak fisik ini, cedera yang paling banyak dihasilkan adalah memar dan patah tulang.

Tapi bukan hanya kontak fisik saja yang bisa menyebabkan cedera. Gaya-gaya yang terjadi pada struktur otot saat beraktivitas, sebagaimana disebutkan di atas, juga bisa menyebabkan cedera tidak langsung. Ini biasanya terjadi pada daerah otot, tendon, ligamen, persendian, dan tulang.

Sementara itu, cedera tidak langsung biasanya terjadi baik pada awal maupun akhir pertandingan. Ini dikarenakan oleh kesalahan pada pemanasan (atau bahkan tidak melakukan pemanasan), fleksibilitas yang buruk, atau faktor kelelahan.

Selain karena kontak fisik dan cedera tidak langsung, faktor penyebab cedera lainnya adalah dikarenakan beban yang berlebihan, atau beban yang berulang/repetitif. Cedera tipe ini juga disebabkan oleh kesalahan pada saat latihan, ketidaknormalan pada biomekanika, peralatan olahraga (sepatu) atau lapangan yang buruk.

Kesalahan pada latihan antara lain terjadi pada saat pemanasan, beban latihan yang berlebihan, durasi latihan yang terlalu lama, frekuensi atau intensitas latihan, dan kesalahan pada rehabilitasi cedera.

Sementara itu, ketidaknormalan pada biomekanika termasuk di dalamnya adalah panjang kaki yang berbeda antara kaki kanan dan kaki kiri, jaringan lunak yang tidak fleksibel (otot dan tendon), ketidakselarasan biomekanika, dan kekakuan sendi.

Masalah dengan peralatan pertandingan adalah masalah yang terjadi pada daya redam getaran dan daya cengkraman (terlalu sempit ataupun terlalu longgar).

Lapangan juga dapat menjadi penyebab cedera. Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas lapangan adalah jenis permukaan, kemiringan lapangan, dan kekerasan lapangan. Cedera metatarsal, tulang betis, dan tulang kering menjadi fokus pada cedera yang disebabkan oleh kualitas lapangan.

Berhentilah Menyalahkan Orang Lain

Ada satu hal umum yang akan kita dapatkan dari seluruh olahraga, terutama pada sepakbola. Ketika cedera, ada kecenderungan untuk menyalahkan pihak ketiga. Dalam hal ini adalah adanya kontak dengan pemain lawan. Padahal perbedaan yang terlihat jelas adalah pada tingkat keatletisan dan kebugaran tubuh kita.

Kemampuan tubuh manusia akan berkurang seiring bertambahnya umur. Kemampuan tubuh ini antara lain adalah melompat, berputar, dan berlari cepat dengan intensitas dan eksplosivitas yang tinggi. Hal-hal ini lah yang berperan dalam rusaknya jaringan lunak tubuh manusia.

Ini berbeda untuk yang berusia lebih muda, terutama anak-anak. Cedera biasanya terjadi karena mereka terlalu banyak melakukan aktivitas atau olahraga.


====

* Akun twitter penulis: @dexglenniza dari @panditfootball



(a2s/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads