Berburu Sang Pembawa Keajaiban Baru di Anfield

Berburu Sang Pembawa Keajaiban Baru di Anfield

- Sepakbola
Kamis, 14 Agu 2014 13:17 WIB
Liverpool FC via Getty Images/Andrew Powell
Jakarta - Liverpool bersiap menghadapi Liga Inggris dengan semangat dan optimisme yang tinggi. Capaian dan kinerja musim lalu yang terhitung amat baik dibanding beberapa musim sebelumnya, membuat publik Anfield seperti tak sabar menunggu musim yang baru.

Sebagaimana kesebelasan-kesebelasan top Eropa lainnya, Liverpool juga menjalani pra-musim di luar negeri. Anak asuhan Brendan Rodgers ini mengikuti kompetisi di Amerika Serikat bersama tim-tim besar Eropa lainnya.

Menjalani tiga laga di fase grup dan satu pertandingan di babak final International Champions Cup, Liverpool berhasil mengakhiri pertandingan dengan dua kemenganan, satu kali imbang, dan satu kali kalah. Hasil yang memang tidak buruk namun juga tidak bisa dikatakan baik juga bagi klub Merseyside ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari keempat pertandingan yang dijalani Liverpool tersebut, Brendan Rodgers agaknya tidak berniat mengubah gaya bermain anak asuhnya. Permainan sepakbola yang menitikberatkan penguasaan bola melalui umpan-umpan pendek akan tetap diperagakan Liverpool pada musim depan. Rodgers juga kemungkinan akan kembali menggunakan formasi kesukaannya 4-3-3 dengan seorang penyerang tunggal yang dibantu 2 penyerang sayap di depan.

Hal ini diperagakan saat Liverpool melawan Manchester United di laga final turnamen International Champions Cup. Pada pertandingan persahabatan yang sarat gengsi ini, kedua tim sama-sama menurunkan hampir seluruh pemain intinya. Dengan menggunakan formasi 4-3-3, Liverpool tidak memainkan Daniel Sturridge dan menurunkan Rickie Lambert pada awal laga. Sedangkan di tengah Rodgers memasang trio gelandang andalannya pada musim lalu Gerrard, Allen, dan Henderson.

Seperti yang selalu diperagakan Liverpool di musim lalu, permainan umpan pendek langsung diperagakan sejak menit pertama. Liverpool sempat dibuat kesulitan akibat permainan man-to-man marking yang diperagakan United. Hal ini membuat para gelandang Liverpool sama sekali tidak mendapat kesempatan menguasai bola dengan tenang di tengah.

Liverpool kemudian sedikit demi sedikit semakin meningkatkan tempo permainannya yang membuat anak asuhan Louis van Gaal kewalahan dalam melakukan penjagaan. Aksi Raheem Sterling dan Phillipe Coutinho beberapa kali merepotkan barisan pertahanan United hingga akhirnya Sterling dilanggar di kotak penalti. Steven Gerrard yang mencetak 2 gol melalui titik putih saat Liverpool bertandang ke Old Traffold musim lalu tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membawa timnya unggul lebih dulu.

Setelah tercipta gol tersebut Liverpool semakin meningkatkan tempo permainan dan membuat barisan pertahanan United kewalahan. Di sisi lain, gelandang Liverpool juga memainkan perannya dalam membangun pertahanan Liverpool dengan sangat baik. Ketiga gelandang Liverpool berdiri rapat di tengah membuat United tidak bisa masuk ke kotak penalti Liverpool dari tengah. Ander Herrera dan Darren Fletcher yang bermain sebagai poros ganda United kesulitan dalam mengalirkan bola ke Juan Mata maupun kepada 2 striker di depan.

Satu-satunya jalan bagi United untuk menyerang hanya melalui sisi sayap. United memang memiliki 2 pemain wingback yang cukup baik dalam menyerang, Luke Shaw di kiri dan Ashley Young di kanan. Namun, Rodgers juga sudah memiliki cara untuk sedikit meredam aksi dari kedua pemain ini. Rodgers memerintahkan kedua bek sayapnya agar menahan kedua wingback United itu agar tidak bisa masuk ke kotak penalti.

Ashley Young memang cukup terkenal dengan kemampuannya melakukan penetrasi ke kotak penalti dari sisi lapangan. Ditambah dengan kombinasi yang bisa dilakukan Young dengan Mata maupun Rooney dan Chicarito di tengah maka pertahanan Liverpool akan semakin terancam. Hal inilah yang dihindari Rodgers. Olah karena itu, kedua bek sayap Liverpool bertugas untuk memaksa Young dan Shaw tetap berada di pinggir lapangan. Kedua pemain ini akhirnya hanya bisa mengirimkan umpan silang ke tengah. Martin Skrtel dan Mamadou Sakho yang bermain disiplin sebagai bek tengah Liverpool berhasil menghalau umpan silang United dengan baik.

Permainan seperti ini masih terus berlanjut hingga babak kedua dimulai. Liverpool yang memainkan tempo cepat tetap mengandalkan Coutinho dan Sterling yang beberapa kali mengancam gawang United. Ketiga gelandang Liverpool juga masih menutup wilayah tengah dan memaksa United hanya bisa menyerang dari sayap.

Meski banyak menyerang, Liverpool selalu gagal dalam penyelesaian akhir mereka. Permainan cepat yang diperagakan Coutinho dan Sterling selalu berakhir di kaki ketiga bek tengah United maupun David De Gea. Sebaliknya, asik menyerang justru membuat Liverpool kecolongan gol. United bahkan langsung berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 melalui Wayne Rooney dan Juan Mata. Kedua bek tengah Liverpool lengah ketika menghadapi umpan silang United sehingga Rooney dan Mata berhasil mengeksekusi bola dengan bebas.

Dalam kondisi tertinggal Liverpool terus menyerang, namun masih mengalami kebuntuan dalam penyelesaian akhir. Bahkan Liverpool harus kembali kemasukan setelah pemain muda United, Jesse Lingard, kembali mencetak gol di penghujung laga. Liverpool harus mengakui keunggulan United 3-1 dan merelakan trophy International Champions Cup bagi United.



Satu masalah yang paling mencolok dari permainan Liverpool dalam 4 penampilannya di International Champions Cup adalah dalam proses penyelesaian akhir. Rodgers memang telah memiliki modal yang sangat kuat di Liverpool untuk bisa memainkan permainan yang dia mau. Trio gelandang mereka sudah semakin kompak dalam membangun serangan dan menghalau serangan balik lawan. Ditambah lagi ada Emre Can yang memberikan warna baru dengan permainan powerful yang dimilikinya.

Raheem Sterling dan Philippe Coutinho pun sudah semakin matang dalam mengobrak-abrik pertahanan lawan. Rodgers memiliki pilihan baru di musim depan dengan hadirnya Lallana dan Lazar Markovic. Kedua pemain ini memiliki kemampuan penetrasi yang tidak kalah hebat dengan Sterling dan Coutinho.

Ditambah lagi Rodgers masih memiliki amunisi pemain muda lain yang tidak bisa diremehkan. Suso yang telah kembali setelah satu musim dipinjamkan ke Almeria telah menunjukan kualitasnya sebagai gelandang serang berbahaya. Jordon Ibe pun tidak mau kalah dengan memperlihatkan aksi menawannya pada beberapa laga uji coba yang sudah dijalani. Dengan skuat ini, siapapun lawan Liverpool harus menyiapkan pertahanan kokoh jika tidak ingin diobrak-abrik pasukan Liverpool.

Namun, seperti terdapat missing link ketika mereka mulai memasuki kotak penalti lawan untuk melakukan penyelesaian akhir. Seperti yang terjadi pada pertandingan melawan United, Sterling dan Coutinho seperti kebingungan ketika harus melepaskan bola ke kotak penalti. Akhirnya mereka terus melanjutkan aksi individual yang berujung pada hadangan bek United.

Liverpool memang baru saja ditinggal pergi Luis Suarez yang musim lalu memainkan perannya dengan sangat baik sebagai penyerang Liverpool. Suarez memang menjadi tumpuan kubu The Reds pada musim lalu dengan torehan 31 gol dan 12 assist-nya. Sedikit banyak aksi pemain Uruguay inilah yang berhasil membawa Liverpool yang terpuruk di peringkat 7 pada musim sebelumnya meloncat naik ke peringkat 2 di musim lalu. Tentu akan menjadi pertanyaan besar bagaimana Liverpool akan bertarung untuk di kompetisi lokal dan Liga Champions.

Hingga saat ini Rodgers masih kesulitan dalam mencari pengganti Suarez sebagai bomber yang mampu mengancam gawang lawan Liverpool. Daniel Sturridge mungkin juga merupakan penyerang yang tajam, namun sepertinya Rodgers tidak bisa menggantungkan tugas berat ini pada Strurridge seorang.

Satu-satunya penyerang yang sudah didatangkan hanya Rickie Lambert yang sejauh ini masih belum menunjukan aksi yang menjelaskan seberapa potensial dirinya. Namun sepertinya Rodgers hanya menjadikan Lambert sebagai rencana cadangan jika rencana utamanya tidak berjalan lancar di pertandingan.



Mencari pemain pengganti seperti Suarez bagi Liverpool memang bukan perkara mudah. Suarez bukan sekadar menjalankan peran sebagai bomber yang selalu mengancam gawang lawan. Pada musim lalu Suarez juga sering melakukan aksi-aksi ajaib yang membuat permainan bisa berubah 180 derajat. Jika pada satu pertandingan Liverpool mengalami kebuntuan dalam menyerang, Suarez lah yang kemudian mengubah keadaan untuk mendatangkan peluang mencetak gol bagi Liverpool.

Rodgers harus mendatangkan pemain kelas dunia untuk bisa memainkan peran ini di musim depan. Padahal d isisi lain, Rodgers sendiri juga masih memiliki pekerjaan rumah yang tersisa dari musim kemarin, yaitu mengisi beberapa posisi yang masih kosong. Rodgers mengalami masalah pada musim lalu akibat timnya tidak memiliki kedalaman skuat yang cukup, akibatnya ketika salah satu pemain tidak bisa diturunkan Rodgers terpaksa memanggil pemain muda yang masih minim pengalaman.

Menghadapi kompetisi musim depan dimana Liverpool akan berlaga di Liga Champions, Rodgers memang memilih untuk lebih dulu fokus mengisi kedalaman skuat Liverpool. Beberapa posisi yang masih bolong ditambal satu persatu dengan mendatangkan pemain-pemain baru. Karena itulah Rodgers mendatangkan Dejan Lovren, Emre Can, Adam Lallana, Lazar Markovic, Rickie Lambert dan terakhir Alberto Moreno. Alhasil maka dapat dikatakan Rodgers sudah berhasil menutup semua posisi yang kurang pada musim lalu.

Dari sini, Rodgers memiliki 2 pilihan sebelum memulai musim 2014-2015, mempercayakan semuanya pada skuat yang sudah ada sambil mencari skema penyerangan yang paling tepat dengan skuat tersedia atau terus berburu pemain yang mampu memainkan peran yang dimainkan Luis Suarez di musim lalu. Pemain yang mampu melakukan aksi-aksi ajaib dan mengubah kondisi saat Liverpool mengalami kebuntuan serangan.

Melihat kompetisi segera akan dimulai dalam hitungan hari, sepertinya sulit bagi Rodgers untuk menginstall skema baru dengan pemain yang ada. Lain cerita jika Rodgers rela terseok-seok dulu di awal musim dan baru tancap gas di pertengahan. Hanya saja, Liverpool mungkin harus rela kembali melepas target juara Liga Inggris musim depan. Liverpool harus langsung tancap gas dari pertandingan pertama jika memang impian meraih gelar juara Liga Inggris untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir masih ingin diwujudkan.

Dengan begitu, mendatangkan pemain baru menjadi opsi yang lebih baik untuk dilakukan. Namun masalahnya untuk mendatangkan pemain seperti ini tentu akan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Ditambah lagi dengan reputasi Liverpool yang masih dalam proses naik, beberapa pemain besar mungkin tidak terlalu tertarik untuk bermain di Liverpool. Maka dari itu Rodgers harus benar-benar memutar otak agar menemukan pemain yang paling tepat.

Beberapa nama sempat diisukan akan bergabung dengan Liverpool dan mungkin cukup mumpuni untuk menjalani peran Luis Suarez di Liverpool musim depan. Nama-nama seperti Marco Reus, Karim Benzema, Mario Balotelli dan Samuel Eto’o sempat muncul ke permukaan. Namun belum ada tindak lanjut yang jelas mengenai hal ini. Reus dan Benzema bahkan sempat menyetakan tidak tertarik datang ke Liverpool, sedangkan Balotelli dianggap terlalu bengal untuk memainkan peran penting ini.

Jika boleh berandai-andai, mungkin sosok Falcao sangat cocok memainkan peran ini. Agresivitasnya dalam menyerang dan kemampuannya mengancam gawang lawan bisa dikatakan setara dengan Suarez. Namun lagi-lagi, melihat harga sang pemain dan reputasi klub Liverpool sepertinya membuat mustahil pemain AS Monaco ini bisa mengenakan seragam Liverpool musim depan.

Masih ada 3 hari sebelum pertandingan pertama Liverpool melawan Southampton di Liga Inggris. Rodgers dan para stafnya benar-benar harus bekerja ekstra keras untuk mendatangkan pemain impian ini sebelum kickoff pertandingan pertama. Atau setidaknya masih ada 2 minggu tambahan setelah pertandingan pertama sampai batas akhir transfer window musim panas 2014 ditutup. Dengan waktu yang tersisa ini, masih sangat mungkin bagi Rodgers untuk mendapatkan tanda tangan pemain yang bisa merubah nasib Liverpool musim depan ini.

====

*ditulis oleh @aabimanyuu dari @panditfootball



(roz/krs)

Hide Ads