Karena Fans (Bundesliga) Tidak Memeras Fans Lainnya

Karena Fans (Bundesliga) Tidak Memeras Fans Lainnya

- Sepakbola
Kamis, 28 Agu 2014 15:11 WIB
AFP/Patrik Stollarz
Jakarta -

"Kami tidak pernah menganggap fans seperti sapi yang Anda peras dan minum susunya setiap hari. Sepakbola harus jadi milik semua orang. Itulah perbedaan terbesar antara kami dan Inggris" ucap Karl-Heinz Rummenigge, CEO Bayern Munich.

Bundesliga kini jadi liga paling menguntungkan di muka bumi, di bawah Liga Inggris. Keuntungan mereka mencapai €2,1 miliar – hanya kalah €800 ratus juta dari Inggris. Suatu hal yang mengagetkan mengingat mereka tak "sebesar" Liga Inggris yang disiarkan lebih dari 150 negara.

Pada akhir tahun 2013 lalu, tercatat rataan klub-klub Bundesliga surplus hingga €91 juta. Itu pun dengan catatan mereka tak berhutang sama sekali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini berbeda dengan klub-klub Inggris yang mesti memiliki untung, namun data finansial lembaga audit delloite mencatat mereka menciptakan total £139 juta hutang baru.

Fakta-fakta ini menjelaskan bahwaBundesliga dijalankan dengan cara yang lebih murah namun lebih menguntungkan daripada liga-liga besar lainnya seperti Inggris, Spanyol, Italia dan Perancis. Suatu catatan menarik adalah hampir 90% keuntungan bisa didapatkan dengan memaksimalkan potensi industri yang ada di negara sendiri.

Mendapat Keuntungan Tanpa Menekan Harga Tiket

Dalam soal pengelolaan liga dan klub, Bundesliga sering terlihat bertolak belakang dari apa yang terjadi di Inggris.

Dalam soal tiket misalnya. Bundesliga dikenal lebih manusiawi dalam mematok harga. Kondisi inilah yang membuat rataan penonton mereka menjadi salah satu yang terbaik di dunia, bahkan mengalahkan Liga Inggris sendiri. Rataan tiket musiman termurah di Bundesliga mencapai €174,89.



Namun, bagi saya, tampaknya tak relevan jika membandingkan harga musiman tiket termurah di Bundesliga dengan Liga Inggris, mengingat tiket termurah Bundesliga diperuntukkan untuk tribun berdiri (safe standing). Sementara itu, di Inggris tribun berdiri sudah dilarang sejak tahun 1989. Untuk mencari perbandingan yang seimbang, maka bisa dibandingkan harga tiket musiman termurah di Liga Inggris dengan harga musiman tiket duduk di klub-klub Bundesliga.

Pada musim 2013/2014, harga tiket duduk termahal dimiliki SC Freiburg dengan harga €380 dan harga termurah adalah VfL Wolfsburg €200. Selisih antara harga termahal ke termurah berada pada kisaran €180. Sementara itu, rataan harga tiket musiman duduk untuk 18 klub Bundesliga adalah €305,25.

Lantas mari bandingkan dengan harga tiket termurah Liga Inggris.



Pada musim lalu, Manchester City jadi klub yang menjual tiket musiman termurah dengan harga €374 dan Arsenal menjual tiket paling mahal €1.232 euro.

Dari hal ini kita bisa lihat ada selisihyang demikian jauh antara yang termahal dan termurah, yakni mencapai €858. Bandingkan dengan Bundesiga yang hanya berkisar 180 euro?!

Dari sini terlihat bahwa pihak pengelola Bundesliga memang menerapkan aturan yang cukup ketat dalam soal tiket. CEO Bundesliga, Christian Seifert, sendiri pernah berkata bahwa pihaknya memberlakukan aturan bahwa batas toleransi harga tiket musiman termahal adalah 70% dari harga tiket klub yang menjual harga termurah.

Dengan aturan ini, maka cerita Arsenal yang sewenang-wenang menaikan harga tiket hingga 3 kali lipat dari harga yang dipatok klub termurah tak akan pernah terjadi di Bundesliga. Ya, berbeda dengan pengelola Bundesliga yang berani untuk sampai mengurusi harga tiket, pengelola Premier League sebebas-bebasnya memberikan kewenangan ini pada klub.

Secara kasat mata, apa yang dilakukan pihak Bundesliga ini adalah sesuatu hal yang mulia. Namun muncul pertanyaan,mengapa dengan harga tiket yang murah ini Bundesliga bisa mendapat keuntungan yang menggiurkan?

Menurut data Delloite bulan Januari lalu, Bundeliga sendiri merupakan liga kedua dengan pendapatan tertinggi dari sektor tiket, di bawah Liga Inggris. Musim 2012/2013, secara kolektif tim-tim Jerman mampu meraup keuntungan kolektif mencapai €469 juta.

Ternyata keuntungan ini bisa didapat justru karena ada pembatasan, yaitu tiket musiman yang dilepas ke fans hanya mencapai 40% dari seluruh kapasitas stadion.

Dalih alasan aturan ini adalah agar fans yang hadir di stadion bukan fans yang itu-itu saja. Dengan memangkas penjualan tiket musiman, dan rataan penonton bisa mencapai 43 ribu,maka hampir 60 % penonton membeli tiket per pertandingan reguler.

Imbasnya keutungan yang didapat klub bisa mencapai 80%.

Faktor lain yang membuat tim Jerman bisa meneguk keuntungan meski mejual murah tiketnya adalah renovasi stadion. Terima kasih mesti diucapkan atas pemilihan Jerman sebagai tuan rumah Piala Dunia 2006. Investasi besar-besaran pemerintah Jerman yang membangun 8 stadion baru membuat Bundesliga terus bergeliat.

Dihapuskannya track lari, ditambahnya kapasitas stadion, dan dibangunnya fasilitas nyaman lain membuat orang tertarik untuk datang ke stadion.
Kini, rataan kapasitas stadion-stadion di Bundesliga mampu menampung 49 ribu penonton, beda dengan Inggris yang hanya berkisar 30 ribu penonton.

Selain ditambahnya kapasitas stadion, keberadaan tribun berdiri di Jermanlah yang membuat selisih ini cukup besar. Maka wajar saja jika Bundesliga bisa mencapai keuntungan dari tiket tanpa harus memahalkan harga tiket.

Keuntungan dari Hak Siar TV

Salah satu keuntungan menggiurkan bagi klub-klub Bundesliga adalah dari hak siar televisi. Data pengelola liga mencatat bahwa pada musim 2013/2014 lalu mereka meraup untung hingga €700 juta.

Berbeda dengan Inggris, Italia atau Spanyol,penjualan hak siar Bundesliga lebih didominasi untuk penggemar domestik ketimbang penggemar di luar negeri.

Di Jerman sendiri Bundesliga hanya disiarkan oleh TV berbayar.Hal ini berimbas pada keuntungan yang menggiurkan, jika mengingat fanatisme fans mereka terhadap klub. Tercatat, dari pendapatan €700 juta dari hak siar tersebut, €630 juta didapatkan dari hak siar dalam negeri, sementara hanya €70 juta dari luar negeri.

Potensi domestik ini sudah tercium jauh-jauh hari oleh Rupert Murdoch yang memiliki News Corp yang memiliki saham lebih dari 58% di Sky Deutschland. Berdasarkan laporan Reuters, News Corp rela menginvestasikan €1 milyar untuk memaksimalkan potensi siaran Bundesliga di Jerman awal tahun 2013 lalu.

Benar saja. Menurut Forbes, Sky Deutschland mampu meningkatkan jumlah pelanggan domestiknya mencapai 10,4%, atau 320.000 pelanggan baru pada kuartal pertama tahun 2013 dengan pendapatan yang naik 46% menjadi 462 juta dolar.

Kolumnis John Fisher menuturkan hal ini terjadi karena sepakbola adalah budaya yang mengakar kuat di dalam masyarakat Jerman tanpa mengenal kelas sosial.Kondisi ini tak seperti di Inggris yang kalangan menengahnya lebih menggemari olahraga kriket dan rugbi. Siaran Bundesligadi Jerman lebih digemari ketimbang olahraga lain.

Dalam soal pembagian hak siar, Bundesliga lebih adil ketimbang Liga Spanyol yang didominasi Real Madrid serta Barcelona.

Bundesliga membagi kue hak siar dilihat dari prestasi klub dalam tabel akhir klasemen liga pada kurun waktu 4 tahun terakhir. Total 40% keuntungan hak siar dibagikan berdasarkan klasemen terbaru, 30% dari klasemen tahun sebelumnya, dan seterusnya.

Dengan hitung-hitungan poin selama 4 tahun terakhir ini, maka andaikan Bayern gagal menjadi juara musim ini pun klub tersebut akan tetap dapat keuntungan hak siar lebih tinggi ketimbang siapapun. Hanya saja, perhitungan poin bisa meminimalisir gap antara klub berpenghasilan banyak dan sedikit.

Memanfaatkan Sponsor Lokal

Salah satu aspek keuntungan terbesar Bundesliga adalah dari sisi sponsor. Tahun lalu, keuntungan dari sponsor mencapai €578 juta.

Namun, jika ditilik lebih dalam, hampir 70% sponsor yang berinvestasi adalah perusahaan-perusaahan yang berbasis di Jerman. Jika tak percaya coba perhatikan sponsor-sponsor yang melekat pada jersey-jersey klub Bundesliga. Nama-nama seperti Evonik, Postbank, Wiesenhof, Telecom, Mercedez-Bank, Tui, Krombacher adalah perusahaan asal Jerman.

Tercatat dari 18 peserta Bundesliga pada musim 2014/2015, hanya tiga klub yang memakai sponsor asing yakni Bayer Leverkusen dengan LG dan Eintrach Frankfurt dengan perusaahan mobil asal Italia, yakni Alfa Romeo, dan Schalke yang disponsori Gazprom.

Lebih dari 15 klub sisanya memilih jersey mereka dihiasi brand-brand domestik. Sebuah catatan menarik adalah banyaknya perusahaan milik negara yang terlibat langsung sebagai sponsor - seolah menandakan bahwa pemerintah Jerman melakukan subsidi kepada klub secara tak langsung.

Pada ajang Bundesliga, Telecom menjadi sponsor Bayern Munich, Postbank kepada Mönchengladbach dan Deusth Bahn (Kereta Api) kepada Hertha Berlin. Itu baru sebagian contohnya. Kerja sama ini terlihat lebih banyak pada divisi bawah.

Rata-rata sponsor ini memiliki kaitan erat dengan asal klub itu berasal. Evonik yang berbasis di Reuhr menjadi sponsor Dortmund, Deutsch Bahn yang berbasis di Berlin mendukung Hertha Berlin, Postbank kepada Mönchengladbach, sementara Weisenhof kepada Bremen.

Tak hanya itu.Sering kali pemilik perusahaan besar mensponsori klub yang disukainya. SAP misalnya.Pemilik perusahaan software ini mendukung Hoffenfeim. Hal serupa terjadi pada perusahaan makanan ringan, Entega kepada Mainz, dan website otomotif Rewe kepada FC Koeln.

***

Di balik kehebatan Bundesliga dalam mengelola kompetisi dan memberikan yang terbaik untuk fans ada aturan tentang kepemilikan klub.

Ya, setiap klub di Jerman terikat peraturan bahwa suporter memiliki saham minimal 50%+1. Kondisi membuat fans memiliki wewenang dalam menentukan kebijakan bagi klub dan mencegah investor yang bertindak sewenang-wenang meraup keuntungan dengan menekan suporter.

Dimilikinya klub oleh fans juga membuat pihak industri, yang memiliki kedekatan secara batin, tak ragu untuk menggelontorkan uangnya bagi klub.
Karena itu, fans adalah kunci mengalirnya keuntungan kepada klub-klub Jerman. Menyakitinya sama saja dengan siap-siap berani menanggung kerugian.

Di negara Jerman, fans memang tidak diperas seperti sapi. Karena sebagai empunya kewenangan tertinggi di klub, suporter tak mungkin memeras kaumnya sendiri.

====

*ditulis oleh @aqfiazfan dari @panditfootball



(roz/din)

Hide Ads