Mengenal Jorge Mendes, Sosok di Balik Mega Transfer Klub Eropa

ADVERTISEMENT

Mengenal Jorge Mendes, Sosok di Balik Mega Transfer Klub Eropa

- Sepakbola
Selasa, 30 Sep 2014 13:28 WIB
ist.
Jakarta -

Ketika bursa transfer Eropa dibuka, tak ada yang lebih sibuk dibanding Jorge Paulo Agostinho Mendes, atau yang lebih dikenal dengan nama Jorge Mendes. Pada periode tersebut, telepon genggamnya terus berdering siang dan malam, membuat waktu tidurnya menjadi terganggu.

Dalam pembicaraan telepon tersebut, berbagai agenda pertemuan direncanakan. Lantas, ia akan terbang menuju Manchester, Madrid, Porto, London, Barcelona, Milan, Paris, atau beberapa kota lain yang memiliki klub sepakbola elit. Di sana, ia akan mendatangi kantor-kantor pemilik klub tersebut atau dijamu lewat sebuah makan malam.

Salah satu pertemuannya pada 2009 menciptakan rekor transfer termahal dunia, yaitu ketika Cristiano Ronaldo pindah dari Manchester United ke Real Madrid dengan biaya 81 juta poundsterling.

Ya, Jorge Mendes adalah seorang agen pesepakbola. Tapi, Mendes bukanlah sembarang agen. Bersama agensi-nya Gestifute, ia menangani lebih dari 100 kontrak pesepakbola di dunia. Dengan kemampuannya sebagai ahli negoisasi, tak hanya Ronaldo yang dihargai setinggi langit, sejumlah pemain pun berhasil dilego dengan harga yang cukup fantatasis.

Pada bursa transfer musim ini ia kembali mempertontonkan keahliannya tersebut. Puluhan juta poundsterling dikeluarkan Manchester City, Real Madrid, Chelsea dan Manchester United hanya untuk para pemain Mendes.

James Rodriguez berhasil dijual seharga 71 juta pounds ke Real Madrid dari Monaco. Transfer ini berdampak pada Di Maria yang merasa terancam posisi intinya dalam skuat Los Galacticos. Di Maria pun ‘dipindahkan’ ke Manchester United dengan nilai transfer mendekati 60 juta pounds, rekor transfer termahal Inggris.



Sementara itu, Mangala yang direkrut Manchester City dari FC Porto, menjadi bek termahal Premier League dengan nilai transfer 35 juta pounds.
Tak berhenti sampai di sana, pada bursa transfer musim panas ini Mendes pun menjadi dalang di balik transfer Diego Costa ke Chelsea dari Atletico Madrid. Atas sarannya, Chelsea berani mengaktifkan buyout clause Costa yang bernilai 32 juta pounds.

Transaksi puluhan juta pounds seperti ini lah yang kemudian membuat Mendes dilabeli sebagai super agen. Dan apa yang didapatkannya saat ini jelas buah dari kegigihan dan perjalanan panjang selama 20 tahun terakhir.

Awal Mula Karir Jorge Mendes

Sebenarnya, Mendes sendiri tak menyangka bahwa ia akan menjadi seorang agen pesepakbola. Saat masih kanak-kanak, ia seperti bocah kebanyakan, bercita-cita menjadi pesepakbola profesional. Saat usia delapan tahun, ia menjadi anggota pemain muda perusahaan minyak bernama Petrogal, perusahaan tempat ayahnya bekerja.

Karirnya sebagai pemain pro bermula saat ia berusia 20 tahun, dengan membela klub divisi tiga Portugal, S.C. Vianense. Namun di saat bersamaan, ia pun menjalani kehidupan sebagai pekerja di sebuah perusahaan resin pohon milik kakaknya.

Pada usia 30 tahun, Mendes menyerah untuk menggapai mimpi menjadi seorang pesepakbola. Ia memutuskan untuk gantung sepatu karena sadar tak memiliki potensi untuk bermain di level yang lebih tinggi.

Tak lagi bermain sepakbola, ia mendapat kesempatan menjadi agen pemain ketika ia memiliki sebuah klub malam di kota Caminha. Di klub itulah ia bertemu dengan Nuno Espirito Santo, kiper asal Vitoria Guimaraes pada 1996.

Nuno, yang saat itu tak memiliki agen dan kontraknya bersama Guimaraes akan segera berakhir, sangat ingin sekali bergabung bersama FC Porto. Namun karena Mendes merasa Nuno tak memiliki kualitas untuk bermain di Porto, Mendes menyarankan Nuno untuk terlebih dahulu bermain di klub lain.

Mendes kemudian menawari Nuno untuk bermain di Deportivo La Coruna yang kebetulan sedang mencari kiper. Nuno menerima tawaran tersebut. Nuno pun kemudian hijrah ke Deportivo dengan status free transfer. Ini adalah transaksi pertama Mendes sebagai agen.

Saat itu, Mendes tak mendapatkan keuntungan. Justru sebaliknya, Mendes rela membayar biaya akomodasi penerbangan Nuno ke Deportivo dan kebutuhan Nuno lainnya selama belum mendapatkan bayaran pertama. Dalam deal ini, Mendes memang sedang mencoba menjalin hubungan dengan klub-klub di luar Portugal.

Membangun Dominasi Agensi Pesepakbola Portugal

Setelah transfer Nuno berhasil, Mendes mulai mendirikan perusahaan agensi pemain bernama Gestifute. Dan dengan kelihaian Mendes dalam menjalin kerja sama dengan sebuah klub, Gestifute mampu berkembang dengan pesat.

Reputasi Jorge Mendes sebagai agen pemain semakin meningkat dari tahun ke tahun. Awal kesuksesan transfer terbesar Mendes sendiri terjadi ketika Hugo Viana direkrut oleh Newcastle United dengan nilai transfer 12 juta euro dari Sporting Lisbon. Transfer ini menjadi gerbang Mendes untuk 'beraksi' di sepakbola Inggris.



Lantas bagaimana Gestifute bisa mendapatkan pemain-pemain berkualitas? Mendes mendapatkan pemain muda potensial Portugal dengan secara rutin menghadiri turnamen sepakbola antar sekolah dan pertandingan-pertandingan klub-klub akademi Portugal.

Tak hanya scouting, Mendes pun mempererat hubungan dengan sekolah-sekolah sepakbola tersebut. Karena itu, bila muncul pemain berpotensi, Gestifute-lah yang menjadi agensi pertama yang dihubungi sekolah sepakbola tersebut demi menunjang karir si pemain. Maka tak heran, Gestifute berhasil mendapatkan pemain berpotensi sejak usia dini seperti Cristiano Ronaldo, Hugo Viana, Tiago Mendes, Deco, Simao Sabrosa dan masih banyak lagi.

Hal ini tak dilakukan Superfute, perusahaan agensi yang menjadi rival Gestifute saat itu. Superfute biasanya hanya mendekati pemain yang sudah matang yang bernaung dengan perusahaan yang lebih kecil. Maka tak heran para pemain di bawah agensi Superfute adalah pemain sekelas Sergio Conceicao, Luis Figo, Joao Pinto, Zlatko Zahovic, Mario Jardel dan lain-lain.

Namun Jorge Mendes pun melakukan yang sama. Mereka pun mendekati pemain-pemain yang dinilai memiliki nilai jual tinggi. Termasuk pemain-pemain di bawah agensi Superfute. Bahkan Mendes sampai terlibat perkelahian dengan Jose Veiga, agen dari Superfute. Insiden ini terjadi karena Mendes kedapatan sedang merayu Luis Figo untuk bergabung dengan Gestifute.

Meski Mendes gagal mendapatkan Figo, Mendes ternyata telah berhasil membujuk beberapa pemain di bawah agensi Superfute untuk bergabung dengan Gestifute. Di antaranya adalah Ricardo Carvalho dan Ricardo Quaresma.

Mendes yang Cerdas nan Licik

Cristiano Ronaldo dipinang Manchester United pada tahun 2003. Ternyata terdapat kisah lain dibalik transfer ini, dengan Jorges Mendes menjadi tokoh utamanya.

Awalnya, Sporting Lisbon sebagai klub pemilik Cristiano Ronaldo telah menyetujui transfer Ronaldo ke Arsenal dengan nilai transfer 6 juta euro. Kemudian, Mendes sebagai agen Ronaldo menawarkan Ronaldo pada Manchester United lewat Carlos Queiroz, asisten manajer Sir Alex Ferguson yang terikat kontrak bersama Gestifute.

Ferguson tertarik dengan klien Mendes tersebut. Sang agen lalu memanfaatkan situasi ini dengan me-mark-up transfer Ronaldo. Mendes meminta bayaran sekitar 1,2 juta euro untuk mengagalkan transfer Ronaldo ke Arsenal.

Untuk mengakali Sporting bisa membatalkan transfer Ronaldo ke Arsenal, Mendes mengatakan bahwa Ronaldo bisa dihargai lebih mahal jika ditransfer ke United. Sporting Lisbon pun menuruti saran Mendes. Karena jika berhasil, keuntungan yang didapatkan jelas akan lebih besar.
 
Mendapat persetujuan dari Lisbon, Mendes pun kembali bernegoisasi dengan United untuk nilai transfer Ronaldo. Hingga akhirnya, 12 juta euro disepakati oleh United untuk memboyong Ronaldo ke Old Trafford. Dua kali lipat dari harga yang disepakati Sporting Lisbon bersama Arsenal.
Kelicikan Mendes dalam mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tak berhenti di situ. Kepindahan Nani ke United pun sempat memunculkan persoalan tersendiri.

Mendes yang mengetahui Nani miliki nilai jual tinggi, menawarkan Nani pada United dengan mengaku bahwa Nani adalah pemain di bawah agensi Gestifute. Padahal sebenarnya, agen yang memiliki kontrak Nani adalah seorang wanita bernama Ana Almeida.

Dengan performa yang ditunjukkan Ronaldo, United pun mempercayai Mendes dan siap merekrut Nani. Baru lah setelah mendapat lampu hijau dari United, Mendes merayu Nani untuk segera memecat agennya dan bergabung bersama Gestifute. Mendapat tawaran dari klub sekelas United, Nani pun menuruti saran Mendes, memecat agennya dan bergabung dengan agensi Mendes.

Apa yang dialami Ana Almeida pun terjadi juga pada Goncalo Reis, agen Bebe. Bebe tiba-tiba memecat Reis dan bergabung ke Gestifute. Ini terjadi tak lain karena Bebe ditawari untuk bergabung United jika berada di bawah agensi Gestifute.

Transfer Bebe ke United pun merupakan keberhasilan dari akal bulus Mendes dalam memanipulasi situasi. Ia menghubungi Queiroz untuk kembali mendoktrin Ferguson untuk merekrut Bebe. Dan Ferguson kadung percaya pada asistennya tersebut.
 
Nilai transfer sembilan juta euro pun disanggupi United. Hanya saja, kualitas Bebe sebenarnya tak layak dihargai semahal itu. Karena sebenarnya, kualitas Bebe tak terlalu spesial. Bahkan bisa dibilang, Bebe sebenarnya tak layak bermain di tim sekelas United.
 
Dari Bebe, United mendapat kontribusi minimal. Jorge Mendes mendapatkan keuntungan maksimal. Karena dari setiap transfer via Mendes, biasanya ia mendapatkan minimal 5% dari nilai transfer pemain tersebut.

Ketika Kekuatan Mendes Terlalu Menakutkan

Keberhasilan Mendes menjadi agen pemain dalam 20 terakhir ternyata tak hanya didapatkan dari transaksi kliennya. Dalam prakteknya, Mendes diduga menjual sebagian saham kepemilikan para pemainnya kepada pihak ketiga.

Harian Guardian mengatakan bahwa pada 2012 terdapat 85 juta euro yang dijadikan nilai saham pada diri pesepakbola. Saham ini dijual di negara bebas pajak seperti Gibraltar dan Jersey (sebuah negara di Britania Raya).

Gestifute dan Opto (perusahaan yang dimiliki Peter Kenyon, mantan Chief Executive Chelsea dan Manchester United) disebut sebagai penasihat bagi perusahaan di dua negara tersebut. Gestifute dan Opto akan menilai harga seorang pemain, lalu menjadi jembatan untuk menjalin kerjasama dengan klub-klub top 10 Eropa.

Nantinya, atas saran dari Gestifute dan Opto-lah perusahaan pembeli saham pemain akan menentukan pilihannya.

Praktik ini jelas tak disetujui UEFA dan dilarang di Premier League. Praktik ini bisa menyebabkan sebuah tim akan menahan pemain jika harga saham sedang rendah, atau segera menjual pemain ketika harga saham naik. Dan jika ini dibiarkan, integritas sepakbola secara keseluruhan akan tercoreng.

Karena ini, FIFA akan menindak lanjuti masalah ini. Awal bulan September ini, FIFA telah mendapatkan laporan dari lembaga penelitan bernama Centre de Droit et d'Economie du Sport (CDES) dan Centre International d'Etude Du Sport (CIES).

Di sini, Mendes dinilai telah bersebrangan dari tugas utama seorang agen, yaitu membuat sebuah tawaran menarik bagi pemain dan kliennya. Faktanya, Mendes justru memanfaatkan kepemilikan pemainnya untuk dijual dalam bentuk saham.



Peraturan yang dilanggar Mendes adalah Regulasi agen FIFA poin 19.1 yang berbunyi: “Seorang agen harus menghindari segala konflik kepentingan pribadi dalam aktivitas mereka). Serta poin 29.1: “Mewajibkan setiap klub untuk tak membayar transfer pemain kepada agen pemain, dan secara khusus melarang agen pemain mendapatkan kompensasi pada setiap transfer atau nilai transfer seorang pemain di masa depan.”

FIFA sendiri akan memberlakukan peraturan baru untuk membatasi pergerakan Jorge Mendes. FIFA mengkhawatirkan Mendes menguasai sebagian besar aspek dalam transfer sepakbola.

Ya, kuasa Mendes kini telah menjadi sedemikian besar hingga Federasi Sepakbola Dunia pun merasa perlu untuk mengaturnya.
Bagi sebagian pemain, kuasa Mendes tersebut bisa berarti adanya perubahan masa depan. Dan hal ini jelas menjadi sebuah tawaran menarik untuk tergabung dalam agensi Gestifute. Karena itulah telepon genggam Mendes terus berdering siang dan malam, membuat waktu tidurnya menjadi terganggu.

(din/mfi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT