Debat Klasik Seks Sebelum Bertanding

Debat Klasik Seks Sebelum Bertanding

- Sepakbola
Sabtu, 19 Jun 2010 11:30 WIB
Debat Klasik Seks Sebelum Bertanding
Johannesburg - Sara Carbonero mencuatkan lagi perkara keberadaan para pasangan pemain Piala Dunia, yang berujung pada perdebatan seks sebelum bertanding. "Boleh saja, asal jangan pas dinihari".

Ketika dicari-cari penyebab kekalahan skuad "Matador" dari Swiss dua hari lalu, salah satu kambing hitamnya ditemukan: Sara, si pacar Iker Casillas. Presenter TV nan seksi itu berada di dekat kiper Spanyol itu sebelum kickoff, dan dengan seenaknya ada yang menyebut itu sebagai pengganggu konsentrasi.

Sara tentu saja tidak terima disalahkan, sebagaimana Casillas pun merasa heran, kenapa dirinya dianggap kehilangan konsentrasi hanya karena pacarnya berada di dekat dia barang beberapa menit sebelum pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perdebatan seks sebelum pertandingan pun dibahas lagi. "Tidak apa-apa. Yang bisa jadi masalah adalah kalau mereka melakukan seks jam 2 pagi dengan sebotol sampanye," ulas Donato Villani, dokter tim Argentina sebelum Diego Maradona dan pasukannya berangkat ke Afrika Selatan.

Dengan garansi dari dokternya itu mungkin rombongan Maradona sedang punya waktu cukup banyak untuk "rileks" dengan cara itu, karena kemarin mereka kembali memenangi pertandingannya, dan peluang lolos ke babak kedua sangat besar.

Argentina memang tergolong toleran soal ini. Juan Veron, misalnya, pernah terkenal dengan sebuah pengakuannya bahwa dia harus nge-seks sebelum bertanding. Di Piala Dunia 1986, saat mereka menjadi juara, pelatih Carlos Bilardo yang adalah seorang ginekolog, mengatakan, seks tak masalah selama "wanitanya yang bekerja keras."

Tuan rumah Afsel seperti Argentina, tidak melarang aktivitas itu. "Kami bukan di kamp militer," cetus pelatih Carlos Alberto Parreira sebelum timnya kickoff melawan Meksiko di hari pembukaan.

"Orang boleh melakukan apa saja yang mereka mau. Tidak semua orang suka seks atau anggur, misalnya, tapi mereka bisa melakukan apa saja yang mereka kehendaki," timpal pelatih Brasil, Carlos Dunga, seperti dilansir Reuters.

Yang menarik, ada tim-tim yang tidak menyertakan istri dan pacar pemain (WAGs) dalam rombongan karena alasan "teknis". Pelatih Honduras Reinaldo Rueda bilang, tim tak cukup uang untuk mengongkosi WAGs, sedangkan para istri pemain Swiss justu terlalu sibuk untuk ikut menemani para lelakinya ke Afsel.

Di kubu yang "galak", Fabio Capello adalah salah satunya. Orang Italia itu tinggal di negara yang begitu hiruk pikuk soal WAGs di kalangan pesepakbola Inggris. Itu sebabnya ia membuat kebijakan khusus: Istri dan pacar hanya boleh menemui pasangannya satu hari dalam satu minggu, itupun setelah pertandingan.

"Kami ke Afrika untuk bekerja, bukan untuk berlibur," cetusnya.

Kembali ke Sara-Casillas, sebenarnya yang usil mengangkat hal itu sebagai "kasus" adalah pers Inggris. Keusilan itu tak pelak membuat jengkel orang Spanyol, dan mereka pun membalasnya.

"Menyalahkan kekalahan Spanyol pada Sara Carbonero adalah kekanak-kanakan. Itu sama saja dengan mengatakan bahwa kegagalan Robert Green menangkap bola saat melawan Amerika Serikat dikarenakan dia terganggu gara-gara diputus pacarnya," tulis kolumnis Marivi Fernandez Palacio pada situs harian El Mundo.




(Foto: Dua istri pemain Prancis menonton pertandingan tim suaminya melawan Uruguay di hari pertama Piala Dunia 2010. Jude (kiri) istri Djibril Cisse, Wahiba (istri Franck Ribey), dan seorang yang tidak teridentifikasi. (AFP/Frank Fife) (a2s/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads