Utusan terakhir Afrika, Ghana, harus menerima nasib tersisih di perempatfinal setelah kalah 3-5 dari Uruguay melalui adu penalti dalam pertandingan yang digelar di Johannesburg, Sabtu (3/7/2010) dinihari WIB.
Bermain 1-1 selama 90 menit, laga Ghana kontra Uruguay harus dilanjutkan lewat perpanjangan waktu. Di menit 120, Ghana sebenarnya punya kans untuk merebut kemenangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ghana harus mengutuki keberuntungannya karena Asamoah Gyan yang ditugasi sebagai eksekutor gagal akibat tendangannya menghantam mistar. Adu penalti tak terhindarkan dan Ghana pun harus mengakui keunggulan lawan.
Hasil ini praktis menyudahi kiprah wakil-wakil Afrika di Copa Mundial 2010. Ghana jadi utusan terbaik karena mencapai perempatfinal, sedangkan wakil-wakil lainnya sudah berguguran jauh sebelum itu.
Lima utusan selain Ghana, yaitu tuan rumah Afrika Selatan, Nigeria, Aljazair, Pantai Gading dan Kamerun, dipaksa mengakhiri kiprahnya di fase grup dan tak sanggup maju ke perdelapanfinal sekalipun.
Tahun 1982, koran Italia Il Tiempo meramalkan bahwa kekuatan Afrika suatu ketika akan jadi juara dunia. Setelah 28 tahun, ramalan itu masih belum pernah menemui kenyataan.
Pencapaian Ghana menyamai apa yang dilakukan Kamerun pada tahun 1990, tapi tidak lebih. Afrika masih harus menunggu empat tahun lagi untuk mencoba mewujudkan apa yang pernah diramalkan oleh Il Tiempo.
(arp/roz)