Demo dan protes terkait pemborosan dana di Piala Dunia memang telah berlangsung sepanjang setahun terakhir. Aksi tersebut kembali dilakukan publik yang menentang kebijakan pemerintah Brasil, Senin (16/6/2014) pagi WIB tadi, bersamaan dengan laga Argentina kontra Bosnia yang berlangsung di Maracana, Rio de Janeiro.
Sky Sports melaporkan sekitar 200 pendemo yang mengenakan topeng berarak-arak menuju stadion. Polisi anti huru-hara lantas menghadang mereka karena tak ingin kerumunan pendemo makin mendekat ke stadion, yang saat itu tinggal berjarak 1,5 km.
Untuk menghentikan laju pendemo, polisi melepaskan gas air mata dan granat kejut. Bahkan menurut Sky Sports plus beberapa media lain seperti Guardian dan Fox, tampak salah seorang polisi mengarahkan pistol ke para pendemo. Petugas ini kemudian sempat menembakkan pistolnya ke udara dua kali dan terekam oleh kamera video Associated Press.
Tindakan arogan dan kekerasan dari pihak kepolisian ini bukannya membuat para pendemo jera. Mereka justru makin bersemangat melanjutkan aksi.
"Kita malam ini melihat kebrutalan yang sama yang telah kita lihat selama setahun ke belakang dari polisi. Dan itulah sebabnya kita harus terus melakukan protest," kata Karen Rodrigues, mahasiswa yang turut serta dalam demo tersebut seperti dilansir Sky Sports.
Sementara itu, juru bicara Sekretariat Keamanan Rio de Janeiro Pedro Dantas menyatakan akan segera melakukan penyelidikan terkait video penembakan tersebut. Dantas juga menyatakan bahwa polisi anti huru juga mendapatkan serangan dari pemrotes, kendati tak menyatakan berapa orang polisi yang terluka.
(raw/a2s)











































