Belanda lagi-lagi harus menghadapi babak adu penalti. Namun, tidak seperti laga perempatfinal, Louis van Gaal memutuskan untuk tidak mengganti kiper. Apa alasannya?
Kala bertemu dengan Kosta Rika di babak perempatfinal, Van Gaal memutuskan untuk mengganti Jasper Cillessen dengan Tim Krul menjelang berakhirnya babak kedua extra time. Keputusan ini terbukti tepat setelah Krul dua kali menggagalkan eksekusi pemain Kosta Rika, yakni Bryan Ruiz dan Michael Umana.
Setelah laga tersebut, Van Gaal mengakui bahwa Krul sudah dipersiapkan khusus untuk adu penalti. Wajar kalau kemudian, Van Gaal akan mengambil langkah serupa jika Belanda menghadapi adu penalti lagi di kemudian hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah memasukkan Darryl Janmaat dan Jordy Clasie, Van Gaal menggunakan kesempatan terakhir untuk mengganti Robin van Persie dengan Klaas-Jan Huntelaar di babak extra time. Van Gaal beralasan, Van Persie sudah kelelahan dan dia lebih memilih untuk mencari gol di babak extra time ketimbang melalui babak adu penalti.
"Jika saya punya kesempatan untuk mengganti Jasper, pasti saya sudah melakukannya. Tapi, saya sudah melakukan tiga pergantian sehingga saya tidak bisa lagi," ujarnya seperti dilansir Reuters.
"Saya kira, sangat penting mengganti Van Persie karena dia sudah kelelahan. Awalnya saya merasa bahwa Huntelaar pasti akan menciptakan gol," ucap pria berusia 62 tahun ini.
Di babak adu penalti, dua pemain Belanda, yakni Ron Vlaar dan Wesley Sneijder, gagal mengeksekusi tendangan dengan baik. Tendangan keduanya diblok oleh kiper Argentina, Sergio Romero.
Ini merupakan hal yang ironis, mengingat Van Gaal ikut berperan dalam karier Romero. Pada 2007, dia membeli Romero untuk memperkuat AZ Alkmaar dan ikut melatihnya untuk menghadapi tendangan penalti.
"Adu penalti selalu soal keberuntungan. Tentu saja, saya pernah melatih Romero untuk beradu penalti dan itu menyakitkan," kata Van Gaal.
(roz/roz)