Bertempat di Stade Olympique de la Pontaise (Lausanne), Swiss menjaringkan tiga gol dalam rentang empat menit. Penyerang Robert Ballaman membuka skor di menit 16, diikuti dengan cepat dengan dua gol Josef Hugi di menit 17 dan 19 ke gawang Austria yang dijaga Kurt Schmied.
Austria kemudian jadi tim pertama dalam sejarah Piala Dunia yang bangkit dari defisit 0-3. Mereka mencetak lima gol dalam sembilan menit. Dimulai dari Theodor Wagner (25β), penyerang Robert Koerner bikin gol satu menit kemudian sebelum Wagner menyamakan skor di menit berikutnya menjadi 3-3.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di menit ke-32, Ernst Ocwirk membawa Austria unggul. Robert Koerner menambah pundi golnya dua menit setelahnya sehingga skor jadi 5-3. Pencetak gol pertama Swiss, Ballaman melesakkan satu gol lagi di menit 39.
Babak pertama berakhir 5-4 untuk Austria yang menjadi skor paruh pertama tertinggi di sejarah Piala Dunia. Skor ini sebenarnya bisa bertambah karena di menit 42 Alfred Koerner gagal mengeksekusi tendangan penalti.
Delapan menit berjalan di babak kedua, Wagner membuat gol ketiganya sehingga memperbesar keunggulan Austria. Lalu di menit 58, Hugi membuat hat-trick sehingga skor jadi 6-5. Swiss tak bisa menahan imbang lawannya usai Erich Probst (Austria) menjebol gawang Eugene Parlier.
Menurut FIFA, suhu panas ekstrim mempengaruhi penampilan Swiss setelah mereka unggul 3-0. Sumber lain menyebutkan, semula Swiss bisa ambil keuntungan dari suhu tersebut ketika kiper lawan menderita hipertermia di awal pertandingan. Akan tetapi tekanan Austria mempengaruhi performa tuan rumah.
Kemenangan Austria 7-5 atas Swiss menciptakan rekor tersendiri yang masih belum terpecahkan sampai sekarang. Jumlah 12 gol dalam satu pertandingan merupakan rekor jumlah gol yang dicetak masing-masing tim.
Partai keduanya dalam bahasa Jerman dikenal dengan 'Hitzeschlacht von Lausanne' yang artinya 'Pertarungan Panas di Lausanne'. Sebab, pertandingan yang dihelat pada pukul 17.00 waktu setempat berada pada suhu 35Β°C.
(a2s/arp)