Pada laga yang berlangsung Minggu (3/6/2012) sore WIB tersebut, kedua tim bermain imbang tanpa gol di babak pertama. Persebaya akhirnya kebobolan lebih dulu di menit ke-55. Sundulan Emmanuel de Porras, usai memanfaatkan umpan silang dari Danilo Fernando, membuat skor berubah menjadi 1-0 untuk tim tamu.
Lima menit berselang, Persebaya kian tertinggal. Kali ini, giliran De Porras yang menyumbang assist dan Rinto Ali menyelesaikannya dengan baik. Skor berubah menjadi 2-0 untuk keunggulan tim tamu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
De Porras kemudian membuat Persebaya kembali tertinggal di menit ke-90, tetapi Soler menjadi penyelamat Persebaya lewat golnya di menit-menit akhir.
Hasil imbang yang diraih Persebaya 3-3 atas Persija, diakui Pelatih Persebaya Divaldo Alves akibat pemainya mengalami tekanan yang luar biasa selama pertandingan berlangsung.
"Tim sedikit drop waktu kebobolan lebih dulu, serta di babak pertama memang presurenya tinggi," kata pelatih Persebaya, Divaldo usai pertandingan.
Selain itu, Divaldo juga mengomentari permainan kipernya, Endra Prasetya yang bermain dibawah performanya. Menurutnya, sejak awal dirinya akan memasang kiper kedua Dedi Iman, namun Divaldo memutuskan memasang Endra.
"Maunya pasang Dedi Iman. Ya kalau gol kita tidak bisa prediksi, tapi secara keseluruhan mainnya Endra cukup bagus meski sempat jelek," imbuhnya.
Sementara, head coach Persija, Isman Djasulmei mengakui permainan timnya lebih banyak bertahan dan tidak berkembang sepanjang pertandingan. Hal itu disebabkan tidak diperkuatnya empat pemain intinya yang kini sedang membela timnas.
Isman juga mengomentari kepemimpinan Juhandri Setiana, wasit pertandingan yang dianggap sedikit berpihak, terutama saat memberikan hadiah penalti untuk Persebaya. "Tidak maksimal karena 4 pemain inti ada di timnas. Kalau soal wasit ada sedikit masalah. Saat dapat penalti, itu sebenarmya diving, tapi wajar lah. Sama halnya saat kita kalah di Solo," tukasnya.
Bentrok Usai Laga
Setelah laga berakhir, terjadi insiden antara kepolisian dengan suporter. Mereka saling lempar botol bekas mineral. Polisi pun membubarkan massa dengan cara menembakkan gas air mata ke kerumunan suporter yang belum membubarkan diri.
Dari pantauan detiksurabaya, ketika peluit wasit menyudahi pertandingan, ada segelintir suporter yang berada di tribun, melempari petugas kepolisian yang berada di lapangan, dengan menggunakan botol bekas mineral. Mendapatkan lemparan tersebut, polisi tidak terima dan ganti membalas lemparan.
Meski saling lempar sempat reda, tiba-tiba dari tengah lapangan, petugas kepolisian yang menembakkan gas air mata ke tribun ekonomi sisi selatan VIP. Tak lama kemudian, polisi lainnya juga menembakkan gas air mata ke arah suporter yang berada di sisi utara VIP.
Tembakan gas air mata itu membuat suporter kocar-kacir menghindari gas yang membuat pedih di mata. Dikabarkan banyak suporter yang mengalami pingsan dan sebagain luka robek di bagian kepalanya. Bahkan, ada orang tuanya yang terlepas dengan putrinya, karena paniknya. Kabar kehilangan seorang putri itu disampaikan panitia melalui pengeras suara.
Sekitar pukul 17.45 WIB, situasi mulai kondusif. Suporter yang awalnya tertahan oleh gas air mata, mulai meninggalkan tribun. Sedangkan aparat kepolisian berada di tengah lapangan dan dalam kondisi siaga.
Akibat bentrokan tersebut, sebuah mobil sedan milik Satlantas Polrestabes Surabaya yang melintas di dekat Tambaksari VII dirusak oleh suporter.
(roz/roz)