Wimbledon FC, satu kata yang terlintas dalam pikiran ketika mendengar nama itu adalah: The Crazy Gang. Ya, sekumpulan pemain yang pernah bikin patah hati raksasa Inggris, Liverpool, seperempat abad lalu.
Kembali ke bulan Mei 1988, ketika itu Liverpool yang tengah menguasai Inggris dan Eropa bermain di final Piala FA. Orang-orang tentu bakal mudah menunjuk The Reds sebagai bakal juaranya mengingat lawan hanyalah Wimbledon, yang kala itu hanya bermain di Football League Second Division - satu tingkat di bawah First Division yang merupakan kasta teratas sepakbola Inggris.
Namun, final yang dihelat di Wembley itu berjalan berbeda dari prediksi banyak orang dan hasilnya menempatkan Wimbledon sebagai juara, usai menang dengan skor 1-0 lewat gol tunggal Lawrie Sanchez. Crossing Dennis Wise dengan jitu ditanduk Sanchez untuk menjebol gawang Bruce Grobbelaar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketangguhan kuartet Vinnie Jones, John Fashanu, Dennis Wise, dan Sanchez mampu merontokkan nama besar Liverpool. Kiper Wimbledon, Dave Beasant, kian menambah pilu luka 'Si Merah' ketika menepis penalti John Aldridge.
Saat itu Wimbledon bahkan sampai dijuluki The Crazy Gang, karena gaya main mereka yang mengandalkan fisik dan sosok "keras" macam Vinnie Jones atau John Fashanu.
Tapi sayangnya cuma gelar Piala FA itu yang bisa dibanggakan oleh Wimbledon, karena sejak degradasi dari Premier League pada tahun 2000, klub itu perlahan tenggelam.
Sampai akhirnya di tahun 2002, pemilik baru klub memutuskan untuk merelokasi Wimbledon, dari London ke Milton Keynes, demi meraup pemasukan lebih banyak. Nama Wimbledon pun berganti menjadi MK Dons hingga sekarang dan berlaga di League One.
Namun, beberapa kelompok suporter yang setia dan tak setuju dengan relokasi itu karena dianggap menodai sejarah klub, akhirnya mendirikan 'Wimbledon Perjuangan', dengan nama AFC Wimbledon.
Mereka juga berhak memakai gambar burung phoenix sebagai lambang klub, yang memang adalah crest asli Wimbledon saat didirikan tahun 1889. Sejak berdiri 12 tahun lalu, AFC Wimbledon merangkak naik dari kompetisi tingkat kesembilan (Combined Couties Premier) hingga tingkat keempat (League Two) dalam piramida sepakbola Inggris.
Selasa (6/1) dinihari WIB nanti di Kingsmeadow, Wimbledon akan kedatangan Liverpool untuk berebut tiket ke babak ketiga Piala FA. Sebuah laga yang penuh memori tentunya untuk sebagian suporter Wimbledon yang di tahun 1988 berpesta usai mengalahkan Liverpool di final.
Romantisme 'The Crazy Gang' di Wembley 25 tahun lalu pun seakan hidup kembali. Bisakah Wimbledon yang baru ini mengulangi pencapaian para pendahulunya? (mrp/fem)