Ranieri dan Makna di Balik Traktiran Pizza untuk Pasukan The Foxes

Ranieri dan Makna di Balik Traktiran Pizza untuk Pasukan The Foxes

Femi Diah - Sepakbola
Rabu, 16 Des 2015 17:00 WIB
Michael Regan/Getty Images
Jakarta - Janji mentraktir pizza menjadi tawaran Claudio Ranieri jika Leicester City mampu membuat clean sheet di pekan kesepuluh Premier League. Bukan sekadar kudapan, pizza dimaknai lebih dalam oleh manajer The Tinkerman.

Sore itu, para pemain Leicester berkumpul di kedai pizza otentik, Peter Pizzeria, di pusat kota Leicester. Berkostum santai, mereka bakal pesta pizza sesuai dengan janji sang manajer, Ranieri.

Jamie Vardy dkk. berkumpul tanpa ada 'sirkus' WAGs. Mereka tampil biasa-biasa saja dengan pakaian kasual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pemain yang musim lalu adalah pemain-pemain yang biasa-biasa saja itu bersenang-senang dengan mengolah pizza dari awal. Pemain-pemain yang kini terlihat 'wow' tersebut menjalani prosesi mengaduk tepung sampai menata topping-nya. Barulah kemduian mereka duduk bersama menikmati kudapan tersebut.

Seiring dinikmatinya pizza tersebut, tuntas sudah janji sang manajer. Ya, kumpul-kumpul itu bermula dari nazar Ranieri. Pria 64 tahun itu berjanji mentraktir pizza jika anak asuhnya sukses membuat clean sheet. Itu setelah mereka di luar dugaan bisa bersaing di papan atas dengan empat kemenangan, empat hasil seri serta baru satu kali kalah di pekan kesembilan Premier League. Ranieri belum puas, dia ingin anak asuhnya tak kebobolan.

Tantangan itu dijawab dengan baik oleh pasukan The Foxes. Mereka sukses meraih hasil positif 1-0 atas Crystal Palace dalam laga yang dihelat di King Power Stadium pada 24 Oktober. Menang sekaligus menjaga gawang tak kebobolan.

Pizza memang makanan dari tanah kelahirannya, Italia. Tapi bukan karena semata-mata lidahnya yang akrab dengan makanan itu dia menawarkan janji mentraktir pizza.

"Tim ini selalu bersemangat dan menikmati latihan. Mereka paham, mereka harus bekerja keras tapi juga bisa menikmatinya. Sedikit keberuntungan dibutuhkan. Seperti pizza, keberuntungan adalah garam dan fans seperti tomat. Tanpa tomat maka itu bukanlah pizza," ucap Ranieri.

Filosofi sederhana itu rupanya mampu membuat Leicester bersama Ranieri makin konsisten di puncak klasemen. Leicester juga mampu mengantarkan pemainnya, Vardy sebagai topskorer Premier League dengan koleksi 15 gol.

Kini, Leicester sudah jadi 'garam' dalam kompetisi Premier League. Jika terus konsisten dan mampu jadi juara, Ranieri sendirilah yang bakal mendobrak takdirnya selama ini dengan hanya bisa mengantarkan tim paling bagus menjadi runner-up. Dia bukan lagi 'hanya' pelatih yang mampu membangun tim yang nantinya kesuksesan akan dirayakan penerusnya.

Berani menjawab tantangan itu, Ranieri?

(fem/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads