Selamat datang kembali ke Stamford Bridge, Jose Mourinho. Skor 4-0 mewarnai kepulangan Mourinho tersebut. MU sudah kebobolan oleh Pedro Rodriguez setelah pertandingan baru berjalan 29 detik. Gol selanjutnya dicetak berturut-turut oleh Gary Cahill, Eden Hazard, dan N'Golo Kante. Mourinho dan United terbenam di London.
Sebelumnya kami memprediksi jika Mourinho akan menunjukkan kelemahannya ketika menghadapi kesebelasan dengan skema tiga bek. Antonio Conte yang baru memakai 3-4-2-1 sejak dikalahkan Liverpool dan Arsenal, sudah mencatatkan hasil-hasil positif dan juga selalu mencatatkan clean sheet: 2-0 (melawan Hull City), 3-0 (Leicester City), dan 4-0 (semalam).
![]() |
Gambar 1 – Susunan pemain Chelsea dan Manchester United
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun semalam Mourinho menurunkan Jesse Lingard dan Marcus Rashford sebagai winger. Tugas berat menanti mereka sejak awal sepak mula, karena mereka harus senantiasa melakukan track back kepada para pemain sayap The Blues.
Ternyata belum sampai setengah menit, dan belum sekalipun para pemain United menyentuh bola, gawang David de Gea sudah kebobolan lewat bola panjang yang dikirimkan oleh Marcos Alonso.
Koordinasi yang buruk dari Chris Smalling, Daley Blind, dan De Gea, membuat Pedro bisa menceploskan bola ke gawang yang tak bertuan.
Meskipun bukan pemilihan susunan pemain yang buruk dari Mourinho, tapi ini adalah awal yang sangat buruk bagi kesebelasan asal Manchester tersebut.
Sayap United yang Tereksploitasi
Mourinho sangat kesal jika pemainnya, terutama pemain sayap, tidak melakukan track back kepada pemain sayap lawan. Ketika menghadapi kesebelasan dengan skema tiga bek, Mourinho selalu kerepotan (Watford 3-1 Man United). Hal ini berulang semalam.
Gol yang paling mencerminkan hal ini terjadi pada gol ketiga Chelsea yang dicetak oleh Hazard. Saat itu pertandingan sudah memasuki babak kedua, United tertinggal 0-2, dan Mourinho memasukkan Juan Mata menggantikan Fellaini.
Saat itu Mourinho sudah tidak butuh unggul secara fisik lagi di lini tengah, ia lebih butuh pemain kreatif seperti Mata, tapi ia juga tahu jika Mata tidak baik dalam melakukan track back. Benar saja, Hazard bisa tak terkawal sebelum mencetak gol.
Kenapa track back ini sangat penting? Dengan melawan 3-4-2-1 yang mengandalkan wing-back (Alonso dan Victor Moses) dan wide forward (Hazard dan Pedro), para pemain United harus senantiasa menjaga pergerakan utamanya adalah mereka berempat.
![]() |
Gambar 2 – Grafis operan Victor Moses (bawah, atau sisi kanan Chelsea) dan Marcos Alonso (atas, sisi kiri Chelsea), menunjukkan rajinnya mereka naik dan turun membantu membangun serangan – sumber: Squawka
Pada pertandingan semalam, United kerepotan karena tanggung jawab mereka yang terpecah saat harus menghadapi para pemain sayap The Blues. Hazard dan Pedro dijaga oleh kedua full-back United, Luis Antonio Valencia dan Blind; padahal Hazard dan Pedro jarang bermain dari sektor itu.Bergesernya full-back United ke posisi yang lebih tengah di lapangan ini menyisakan ruang yang kosong yang bisa dieskploitasi oleh Alonso dan Moses. Itulah kenapa kita bisa melihat grafis operan pada gambar 2 di atas yang menunjukkan leluasanya Alonso dan Moses.
Seharusnya Alonso dan Moses dijaga oleh kedua winger United, Lingard (selanjutnya diganti oleh Anthony Martial) dan Rashford. Tapi itu jarang terjadi semalam.
United Kehabisan Akal Menembus Pertahanan Kokoh Chelsea
Tertinggal dua gol, United mulai menekan Chelsea sampai ke wilayah pertahanan mereka sendiri. Ini tidak mengherankan karena selain United membutuhkan gol, Chelsea juga kebanyakan membangun serangan mereka dari belakang. Jadi tekanan ini sekaligus bertujuan agar Chelsea tidak bisa menyerang lagi.
![]() |
Gambar 3 – Grafis ball recovery Manchester United sebelum tertinggal 2-0 (kiri), setelah tertinggal 2-0 sampai turun minum (tengah), dan pada babak kedua (kanan), menunjukkan tekanan United yang tersu meningkat – sumber: FourFourTwo Stats Zone
Tekanan dari United ini selalu bisa diredam oleh Chelsea karena Conte mengatur agar kesebelasannya bermain dengan bentuk 5-4-1 ketika bertahan.
Alonso dan Moses ditugaskan turun untuk menjaga kedua winger United, sementara Hazard dan Pedro ditugaskan dengan tugas yang "lebih ringan", yaitu menjaga kedua full-back United. Ini yang membuat United kesulitan menembus pertahanan Chelsea.
Karena sulit, mereka akhirnya mengandalkan cara klasik: umpan silang. Sebanyak 31 umpan silang "Setan Merah" lesatkan , tapi hanya 8 saja yang tepat sasaran. Zlatan Ibrahimovic tidak berkutik sebagai target man. David Luiz dan Cahill berhasil memenangkan 100% duel udara mereka semalam.
![]() |
Gambar 4 – Grafis umpan silang Manchester United (kiri) dan Chelsea (kanan) – sumber: Squawka
Chelsea Baik dalam Bertahan dan Menyerang
Membobol gawang De Gea sebanyak empat kali tentunya menjadi hal yang tidak biasa bahkan untuk Chelsea sekalipun. Dari pembahasan sebelum ini, kita bisa tahu jika skema tiga bek Conte bukan hanya kuat dalam bertahan, tetapi juga menyerang.
Dengan ditekan, Chelsea sempat terlihat panik dan meluncurkan bola-bola panjang. Hal ini memang banyak tidak efektifnya. Tapi sejak Blind bermain sebagai bek tengah karena Eric Bertrand Bailly cedera (digantikan oleh Marcos Rojo yang kemudian bermain di posisi full-back kiri), bola panjang Chelsea sama berbahayanya dengan serangan sayap mereka.
![]() |
Gambar 5 – Grafis operan panjang Chelsea – sumber: FourFourTwo Stats Zone
Jika tidak mengandalkan bola panjang, peran Kante juga menjadi kunci di sini. Dari yang bisa kita lihat pada gambar 6 di bawah ini, Kante menjadi pemain penghubung ke sayap-sayapnya. Ia jarang sekali mengoper ke belakang (19 operan dari 65 total operannya).
Begitu juga Nemanja Matic yang menjadi pemain yang bertugas lebih fisik di lini tengah, saling membantu dengan Kante. Selain bertahan, kombinasi ini mempermudah Chelsea dalam menyerang juga.
![]() |
Gambar 6 – Rata-rata posisi pemain dan skema operan Chelsea (kiri) dan Manchester United (kanan) – Sumber: Opta via 11tegen11
Sementara bagi United, Herrera menjadi pemain penghubung The Red Devils, meskipun tertinggal 0-4 ia terus rajin bergerak mencari ruang untuk dirinya sendiri dan rekan-rekannya. Sebaliknya ada hal yang disayangkan pada Paul Pogba, yang bermain di posisi nomor 10, tidak mencatatkan peluang sama sekali.
Kesimpulan
Pertandingan antara Chelsea melawan United semalam menunjukkan bahwa ada perbedaan kelas yang cukup lebar antara Mourinho dengan Conte. Selama ini Mourinho dianggap sebagai peracik taktik yang jenius, tapi hanya taktik dalam bertahan (bukan sekadar parkir bus meskipun lebih terlihat seperti itu). Namun sebenarnya ia masih membutuhkan banyak variasi taktik ketika menyerang.
Semalam Conte benar-benar seperti mengajarkan Mourinho untuk tidak sekadar bermain bertahan, tetapi juga bisa menyerang, dan bisa mengekploitasi kelemahan lawan.
Pada wawancara setelah pertandingan, Mourinho beralasan bahwa kekalahan ini akibat dari kesalahan pemain bertahanannya. Sebenarnya ucapannya itu tidak bisa sepenuhnya diterima juga. Jika kita melihat Conte, ia bisa memanfaatkan kelebihan dan kekurangan para pemainnya. Skor 0-4 jelas menunjukkan hal di atas semalam.
(mrp/krs)