Sejak masih aktif menjadi pemain, Uston telah terkait dengan usaha kuliner. Mertuanya, almarhumah Sri Budianto Abadi, mempunyai restoran seafood Sri Raras di Jalan Raya Cemengkalan 18 Sidoarjo, Jawa Timur.
"Restoran ini berdiri sekitar tahun 2009, kami sibuk ke resto ketika tidak ada kegiatan yang berkaitannya dengan bola. Sejak memiliki Lesensi C AFC saya melatih klub U 17 Deltras Sidoarjo," ucap Uston kepada detikSport.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Restoran dengan luas 2000 meter persegi itu dilengkapi dengan lahan parkir, ruang pertemuan, ruang lesehan, dan ruang pertemuan. Yang mengasyikkan suasana restoran itu cukup asri dengan banyak tanaman hijau.
Bagaimana soal menu makanannya? Sri Raras menawarkan menu yang amat Indonesia. Seperti seafood, ayam bakar, dan gurami asam manis juga bakar.
![]() |
Kini Uston memiliki waktu lebih luang untuk mengurus restoran itu. Setelah gantung sepatu, paling banter dia tampil di turnamen antarkampung (tarkam) dan melatih. Dia juga tak kikuk ketika harus turun langsung melayani pembeli.
"Saya sudah tidak aktif bermain bola di klub besar mulai tahun 2015. Saat ini hanya mengikuti turnamen tarkam, selain itu belajar menjadi pelatih di salah satu klub di Sidoarjo dan belajar berbisnis kuliner," kata Uston.
Pria kelahiran dusun Klagen, desa Wilayut, Kecamatan Sukodono 26 September 1977 itu mengeluti bermain bola sejak kecil ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Awalnya dia bergabung dengan SSB Warna Agung, SSB Dolog Sidoarjo, kemudian ke Mitra Untag, terus berlanjut ke Persebaya Unior tahun 1993. Uston terpilih menjadi pemain PSSI Baretti yang di kirim ke Geneo Itali pada tahun 1995.
Sepulang dari Italia dia bergabung dengan Persebaya tahun 1997. Kemudian memasuki 2002 dia berlabuh ke PSPS Pekanbaru, lanjut ake Persisam Samarinda 2008 dan Persedapon Sentani Papau (2009). Musim 2010 dan 2011 dia memperkuat Presegres Gresek United dan kembali Persebaya divisi utama 2012. Karier profesionalnya ditutup di Deltras Sidoarjo (2014 dan 2015).
Berkaca kepada pengalamannya itu, Uston berharap agar para pemain bola sebaiknya berhemat dan jangan terlalu boros saat mendapatkan rezeki. Sebab, profesi sebagai bola ada batasnya.
"Kami berharap untuk pemain bola jangan terlalu boros untuk mengelola hasil keringat main bola, berfikirlah untuk masa depan karena tidak akan selamanya bermain bola," ujarnya.
(fem/fem)