Aliyudin menyadari betul rivalitas antara Persib dan Persija. Dia pernah memperkuat Persija maupun Persib.
Edisi terakhir pertandingan antara Maung Bandung melawan Macan Kemayoran memakan satu korban jiwa dari pihak Bobotoh yang bernama Ricko Andrean. Korban salah sasaran itu menghembuskan napas terakhir setelah mengalami perawatan intensif beberapa hari di rumah sakit usai dikeroyok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tak hadir, Bobotoh dan The Jakmania bukan berarti menolak perdamaian. Pentolan kedua kubu bahak sudah berusaha merajut perdamaian sebelum Ricko menjadi korban dendam yang membabi buta.
"Perdamaian antara teman-teman Bobotoh dan Jakmania jangan hanya menjadi wacana dan harus terwujud menjadi nyata. Saya sangat mengapresiasi besar kepada kedua pihak yang sepakat dan berkomitmen akan berjuang mewujudkan perdamaian, serta mengakhiri perseteruan yang sudah berlangsung cukup lama," kata Aliyudin dalam rilis yang diterima detikSport.
Sejauh ini, Herru Joko selaku Ketua Umum Viking dan Ferry Indrasjarif selaku pihak pentolan The Jakmania, sedang berupaya mensosialisasikan perdamaian di akar rumput.
Aliyudin pun berharap akar rumput kedua kubu suporter mau mengikuti arahan pemimpin untuk merajut perdamaian.
"Saya berharap niat baik ini dapat dipahami kedua kelompok hingga tingkatan akar rumput. Terlebih dapat dilakukan oleh mereka yang berada di kawasan perbatasan seperti di Bogor, Bekasi, Depok dan sekitarnya," sambung pria kelahiran Bogor itu.
"Kenapa harus dilakukan oleh mereka yang berada di perbatasan? Karena intensitas pertemuan mereka cukup sering dan selalu berpotensi terjadi gesekan. Para pengurus kedua kelompok yang berada di perbatasan harus lebih intens menjalin komunikasi demi terciptanya perdamaian."
Aliyudin juga menambahkan bahwa dia siap membantu memfasilitasi perdamaian Bobotoh dan The Jak. Sebab, dia merasa mempunyai ikatan yang baik dengan kedua klub, Persib dan Persija.
"Saya tinggal dan beraktivitas di Bogor. Saya tahu persis kondisi mereka yang berada di kawasan perbatasan. Mereka semua teman saya. Karena itu, sebagai wujud dukungan perdamaian dan tanggung jawab moril sebagai mantan pemain Persija dan Persib, saya akan berusaha aktif memfasilitasi keduanya untuk melakukan komunikasi," ujar Aliyudin.
"Bila sepakbola hanya akan melahirkan perpecahan dan hilangnya nyawa seseorang, untuk apa ada sepakbola? Sebelum menjadi pecinta sepakbola, kita sudah lebih dulu menjadi manusia. Karena itu, mari kita tanamkan nilai-nilai kemanusiaan dalam sepakbola," tegasnya.
(fem/fem)