Panasnya hubungan itu di antaranya tercermin dari adegan tendangan Kung Fu Evra ke arah kepala salah satu suporter Marseille pada sesi pemanasan menjelang laga Liga Europa lawan Vitoria pekan lalu.
Menurut laporan di Prancis, sejumlah suporter Marseille terus mencemooh Evra saat pemanasan. Evra yang kesal membalas dengan menendang bola ke arah suporter yang berada di belakang gawang tersebut. Situasi pun lepas kendali: suporter melompati pagar pembatas untuk mendarat di tepi lapangan dan Evra pun menghampiri mereka, sampai akhirnya melepaskan tendangan kung fu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marseille sudah mengeluarkan pernyataan sikap terkait kejadian tersebut. Evra sudah diberi tahu bahwa untuk sementara waktu dirinya akan diparkir dulu. Akan ada pula pertemuan yang bisa saja berujung pada sanksi lanjutan dari klub.
Sejumlah suporter Marseille kemudian menegaskan pendapatnya terhadap Evra, lewat spanduk-spanduk yang mereka pamerkan dalam kemenangan 5-0 atas Caen di partai Ligue 1 di akhir pekan.
![]() |
"Kamu pikir dirimu lebih besar daripada klub dan suporternya. Kami tidak ingin dirimu mengenakan warna kami. Keluar, Evra!" demikian kira-kira bunyi salah satu spanduk tersebut.
Evra sendiri, yang dikenal aktif di media sosial, sempat bungkam mengenai insiden tendangan kung fu tersebut. Tapi menyusul kemenangan atas Caen, ia menyudahi aksi bungkamnya lewat sebuah posting di Instagram. Ia berterima kasih pada sejumlah suporter Marseille lain yang disebutnya tetap setia memberikan dukungan kepada dirinya pada periode tak enak tersebut.
"Hasil bagus malam ini. Kerja bagus, teman-teman. Saya benar-benar bangga kepada kalian semua. Terima kasih kepada semua fans sejati Olympique Marseille... saya menerima banyak sekali dukungan dari mereka," kata Evra.
Pun begitu, hubungan Evra dengan suporter Marseille yang tidak menyenanginya diprediksi sukar dipulihkan lagi. Kepada BBC, Mikael Silvestre yang merupakan mantan rekan setim Evra di Manchester United dan timnas Prancis, menyebut ia sudah "tak memiliki masa depan di Marseille", kendatipun yakin insiden tersebut tidak akan menjadi akhir dari karier pesepakbola 36 tahun itu.
Sementara itu Didier Deschamps, pelatih timnas Prancis, enggan mengutuk atau menilai tindakan Evra dalam insiden tendangan kung fu tersebut. Ia cuma meyakini Evra harus menghadapi konsekuensi berat atas tindakannya.
"Patrice sadar betul dengan konsekuensinya. Itu merupakan sesuatu yang semestinya tidak dilakukan dan ia tahu itu. Akan ada keputusan dari UEFA dan juga klubnya," ujar Deschamps seperti dilansir Sport.
(krs/din)