Belum terlalu lama sejak Bendtner memunculkan kisah penyelamatan Nottingham Forest dari degradasi ke League One dari Championship. Kali ini mantan penyerang Arsenal itu punya kisah yang lebih menghebohkan.
Jadi selepas dari Nottingham Forest, Bendtner melanjutkan petualangannya ke Rosenborg di Liga Norwegia. Kali ini sentuhannya tak sekadar menyelamatkan tim dari keterpurukan, tapi membuatnya juara!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan Bendtner benar-benar memimpin timnya menuju kesuksesan itu, ini bukannya sarkasme belaka. Pemain 29 tahun itu mencetak 18 gol di liga, sekaligus menjadi top skorer sementara. Sejauh ini, dia total sudah membukukan 21 gol di seluruh ajang kompetitif.
Itu adalah torehan terbaik sepanjang kariernya. Terakhir kali dia bisa mencatatkan gol dua digit adalah saat bermain di Birmingham City di Championship pada 2006/2007 silam alias sedekade lalu. Sebelum musim ini, torehan terbaiknya adalah mencetak 14 gol saat masih berseragam Arsenal pada musim 2008/2009 silam.
Karena performanya itulah Bendtner kini punya sebutan baru, Emperor. Tak seperti sebutan Lord yang cuma jadi panggilan sarkastis dari penggemar sepakbola untuknya, kali ini rekan-rekan setimnya benar-benar menyematkannya sebutan Emperor. Murni karena kualitas Bendtner.
"Benar bahwa kami punya raja, lord, dan titel-titel lainnya untuk orang-orang di ruang ganti. Dan karena Bakenga (Mushaga Bakenga - eks pemain Rosenborg) sudah mengambil titel Lord saat Bendtner tiba. Disamping itu, kami semua setujuh bahwa Lord itu tak cukup untuk seseorang dengan riwayat seperti Nicklas," kata rekan setim Bendtner, Pal Andre Helland, seperti dikutip Sky Sports.
Yang lebih menarik adalah, Bendtner bisa melanjutkan kisah heroiknya saat Denmark tampil di play-off Piala Dunia 2018 melawan Republik Irlandia dalam laga dua leg.
Dia sudah sangat lama tak mencetak gol untuk timnas Denmark, kali terakhir adalah pada Maret 2015 lalu alias 14 pertandingan yang lalu. Tapi boleh jadi Bendtner yang sesungguhnya baru akan muncul kali ini, saat negaranya benar-benar membutuhkan.
Jadi, jangan main-main. Jangan lagi panggil dia Lord kalau tak mau kualat, melainkan Emperor Bendtner. All Hail, Emperor Bendtner! (raw/krs)