Liverpool sudah mencapai kesepakatan dengan RB Leipzig untuk mentransfer Keita. Pesepakbola asal Guinea itu dibeli pada musim panas lalu dengan banderol 48 juta pound sterling. Tapi Juergen Klopp harus menunggu sampai musim panas 2018 untuk bisa mendapatkan kontribusi Keita, dia tak akan pindah sampai musim ini berakhir.
Saat Philippe Coutinho pergi, Liverpool sebenarnya berupaya mempercepat kedatangan Keita ke Anfield. Tapi upaya tersebut tak membuahkan hasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demi mendapatkan performa maksimal dari Keita, Juergen Klopp harus mempertahankan Can. Gelandang asal Jerman itu masih belum jelas masa depannya karena kontraknya segera habis. Juventus sudah terang-terangan menyatakan tertarik padanya.
Baca juga: Juventus Serius Kejar Emre Can |
Can akan lebih berguna bagi Keita ketimbang sang kapten, Jordan Henderson.
Keita adalah pemain yang memiliki agresivitas luar biasa tinggi. Dia sudah membuat 20 key passes, 21 penciptaan peluang, 47 kali melewati lawan, 19 kali membuat tembakan dari luar kotak, dan membuat 3 gol di Bundesliga.
Semua itu melebihi statistik Can dan Henderson.
Menariknya, jika kita membandingkan Can dengan Henderson, dengan berandai Keita dimainkan sebagai box to box midfielder, berarti gelandang lainnya (Can atau Henderson) akan bermain lebih dalam, oleh karena itulah kemampuan bertahan lenih dibutuhkan.
![]() |
Menengok data bertahan, Can jauh berada di atas Henderson. Can unggul dalam jumlah tekel sukses (42-19), duel udara (34-14), dan intersepsi (24-14). Untuk Intersepsi, Keita berada di atas Can dengan 31 kali.
Henderson benar-benar terpuruk ketika dibandingkan dengan dua gelandang di atas. Tapi Hendo lebih baik dalam urusan distribusi bola, dia unggul dalam jumlah pasing ke depan (799) dan passing sukses (978).
Keita bisa merasa lebih nyaman jika bermain dengan Can, karena tanggung jawab dia untuk bertahan bisa tereduksi, terlepas dari Keita punya kemampuan bertahan yang juga baik.
Jika dibandingkan, Keita - Can bisa menjadi seperti Paul Pogba dan Nemanja Matic versi Liverpool. Keduanya bisa saling mengisi.
Pogba pada musim perdana comeback ke Setan Merah tak terlalu maksimal karena dia punya tanggung jawab ganda bertahan dan menyerang, kala berduet dengan Michael Carrick maupun Ander Herrera. Namun, saat Matic datang, Pogba lebih bebas mengeksploitasi ruang yang ada.
Ketimbang harus merasakan semua hal seperti itu, Keita jelas ingin langsung klik dan nyaman. Tak ayal, untuk melakukan itu Liverpool harus berjuang mempertahankan Emre Can. (din/mrp)