Sihar, yang kini maju di pilgub Sumut sebagai cawagub, menyebut keinginan itu lahir dari pengalamannya melihat sektor infrastruktur di olahraga Indonesia. Dia bercita-cita membangun kompleks olahraga seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno.
"Ini sebenarnya rencana saya sejak lama. Nantinya, sama seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno di mana bisa menjadi kompleks olahraga. Jadi, di kawasan stadion ada sarana untuk olahraga lainnya," ujar Sihar saat ditemui di Jakarta, Selasa (20/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melihat juga dari regulasi karena stadion itu enggak boleh lebih dari dua jam perjalanan antara bandara menuju ke stadion. Berarti perencanaannya ya antara Kualanamu dan Medan. Kemungkinan di Deli Serdang," katanya.
Terkait dana, Sihar pun sudah memikirkan. Dia menyebut sumbernya bisa didapat dari sponsor atau APBD.
"Saya kan juga sedang mencalonkan diri menjadi wakil Gubernur Sumut. Kalau memang terpilih, mungkin bisa dianggarkan lewat APBD karena ini nanti juga untuk kepentingan masyarakat," ucapnya.
"Karena salah satu fungsi olahraga itu bisa mengurangi suhu tekanan sosial atau masalah sosial. Ini bisa menjadi fasilitas Pemprov (Pemerintah Provinsi) yang pendapatannya bisa kembali ke kas Pemprov. Tak perlu stadion yang kapasitasnya besar, cukup 10 ribu-20 ribu penonton tapi standarnya kualitas internasional."
"Kalaupun tak menggunakan dana APBD, kami akan berupaya mencarikan investor. Kalau memang ada dananya, pembangunan stadion bisa selesai dalam waktu dua tahun," tuturnya.
Di pilgub Sumut, pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus mendapat nomor urut 2. Nuansa PSSI juga muncul dari pasangan lain, Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah, dengan nomor urut 1. Edy Rahmayadi adalah ketua umum PSSI yang kini sedang cuti dari posisinya tersebut.
(ads/krs)