Mourinho merupakan manajer tersukses dalam sejarah Chelsea. Di eranya yang berlangsung selama dua periode, pria Portugal itu berhasil mengantarkan tiga titel juara Premier League, Piala FA, dan tiga Piala Liga ke Stamford Bridge.
Akhir karier Mourinho di London Barat berakhir di tengah-tengah musim 2016/17, dan perselisihannya dengan manajer Chelsea sekarang Antonio Conte menambah daya tarik pertarungan di Old Trafford, Minggu (25/2/2018) malam WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkat kemenangan atas West Ham 4-1, tadi malam Liverpool sukses menggusur MU ke posisi ketiga dengan keunggulan satu poin. Kedua tim akan berjumpa dua pekan mendatang di Manchester, yang mungkin saja memengaruhi dalam persaingan di empat besar.
"Ini adalah sebuah pertandingan biasa dan mungkin bermain melawan Liverpool dalam beberapa waktu ke depan berarti akan berarti lebih besar. Karena untuk klub saya -- dan semua orang yang tahu bahwa yang paling penting bukanlah saya -- dan suporter klub saya, melawan Liverpool memiliki sebuah arti khusus," kata Mourinho, yang dikutip ESPNFC.
"Begitulah cara saya melihat pada banyak hal," sambung manajer MU itu.
"Dan saya tidak memiliki sakit hati dalam kaitannya kepada Chelsea untuk bilang 'Oh, saya akan melawan mantan klub saya, saya akan membuktikan ini, saya akan membuktikan itu'. Saya tidak akan membuktikan apapun. Faktanya, setiap klub yang saya tinggalkan -- atas keputusan saya ataupun manajemen, di mana Chelsea adalah satu-satunya -- setiap mantan klub saya, saya asyik-asyik saja."
"Saya tidak pernah bermain melawan Inter sejak saya pergi, tapi saya pernah melawan Porto, Real Madrid, dan Chelsea. Rasanya ya asyik saja. Tidak ada sebuah perasaan khusus," lugas Mourinho. (rin/krs)