Disebutkan kalau Saint Petersburg dibangun atas perintah langsung dari Tsar Peter Agung pada 1703. Raja Rusia itu menginginkan kota pelabuhan baru yang lebih hangat dan sekaligus benteng untuk menghalau serangan bangsa Swedia.
Di atas rawa-rawa dan dengan mengorbankan banyak nyawa para pekerja yang adalah para tawanan, Saint Petersburg kemudian berdiri. Karena itulah di antara banyak julukan dipunya, salah satu yang harus disandang Saint Petersburg adalah "city built on bones".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tsar Peter Agung membangun Saint Petersburg setelah dia terinspirasi kota-kota di Eropa barat, salah satunya Amsterdam, yang dia singgahi dalam sebuah kunjungan singkat ke sana. Maka dia pun mencoba menghidupkan Amsterdam versinya sendiri, yakni dengan membuat kanal-kanal. Meski tidak sebanyak di Venesia atau Amsterdam, kanal-kanal terebut masih bisa dilihat dan dinikmati sampai sekarang.
*****
Melompat 300 tahun lebih setelah pondasi pertama diletakkan, Saint Petersburg sudah mengalami banyak perubahan. Kota itu malah sudah berganti nama empat kali. Saint Petersburg adalah nama yang pertama diberikan saat kota ini berdiri. Lalu pada 1914 berubah menjadi Petrogard, namanya lantas berganti menjadi Leningrad pada 1924, dan kembali menjadi Saint Petersburg di 1991.
Baca juga: VAR Akan Dipakai di Piala Dunia 2018 |
Meski terus berada di bawah bayang-bayang Moskow, St. Petersburg bangkit dengan ciri khasnya sendiri. Yakni kekayaan seni, arsitektur, kebudayaan, musik, dan sejarah. Lihat saja 'koleksi' kota ini yang memiliki 221 museum, 2.000 perpustakaan, lebih dari 80 teater, 100 penyelenggara konser, 45 galeri dan ruang eksebisi, 62 bioskop dan sekitar 80 bangunan seni. Tiap tahun tidak kurang 100 pagelaran seni digelar di sini.
Daya tarik Saint Petersburg bukan cuma seni dan peninggalan kejayaan Rusia kuno. Seperti disebutkan di atas, kota ini punya banyak kanal-kanal, plus sungai Neva yang melintas dari Danau Ladoga hingga teluk Finlandia. Itu membuat kota ini punya banyak jembatan. Total berjumlah 342 buah.
St Petersburg juga terkenal dengan apa yang disebut sebagai White Nights. Sebuah fenomena alam di mana matahari tetap akan terlihat (saat cuaca cerah) meski hari sudah malam. Ini memungkinkan terjadi karena St Petersburg berada tak jauh dari lingkar kutub utara.
Zenit St Petersburg dan Piala Dunia
St. Petersburg tentu saja juga dikenal karena klub sepakbola besar yang ada di sana, Zenit St Petersburg. Hampir berusia 100 tahun, Zenit merengkuh empat gelar Liga Primer Rusia dalam 10 tahun terakhir. Pada 2007-08 mereka memenangi Piala UEFA dan Piala Super Eropa setahun berselang.
Zenit bermarkas di Krestovsky Stadium. Stadion tersebut berada di sebuah pulau kecil bernama Krestovsky Island, yang dipisahkan sebuah teluk kecil dari daratan utama.
![]() |
Krestovsky Stadium belum lama ini selesai menjalani proses renovasi demi mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Renovasi Krestovsky Stadium berjalan lambat dan diganggu masalah korupsi. Stadion tersebut pada awalnya dijadwalkan dibuka pada 2008, namun kemudian mundur ke 2011, dan kembali mengalami banyak penundaan sampai akhirnya diresmikan pada Piala Konfederasi di 2017.
Di Piala Dunia 2018, Krestovsky Stadium jadi tuan rumah untuk tujuh pertandingan. Empat di antaranya adalah laga fase grup, yakni Maroko vs Iran, Rusia vs Mesir, Brasil vs Kosta Rika, dan Nigeria vs Argentina.
Selain itu, akan digelar juga satu babak 16 besar, satu laga semifinal, dan satu pertandingan penentuan posisi tiga.
Seluruh pertandingan Piala Dunia 2018 akan bisa disaksikan di TransMedia sebagai official licensed broadcaster. Untuk highlight pertandingan, analisa, dan berita-berita terbaru, bisa disaksikan di detik.com
(din/rin)