.webp)
Penyerang Prancis itu sekali patah hati di Liga Champions. Saat maju ke final pada musim 2015/16, Griezmann cs dikandaskan rival sekotanya, Real Madrid lewat adu penalti 3-5 usai bermain imbang 1-1 sampai babak perpanjangan waktu.
Di musim berikutnya, Atletico lagi-lagi dipaksa mengaku keunggulan Madrid usai tersingkir di semifinal dengan agregat 2-4. Sedangkan pada 2017/18, kiprah Los Rojiblancos berakhir lebih dini karena terdepak di babak grup, meski akhirnya membawa pulang trofi juara Liga Europa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Memenangi Liga Europa dengan Atletico] sangat penting, karena aku sudah melewatkan sebuah titel penting selama beberapa tahun," ucap Griezmann kepada Spox, yang dilansir Marca.
"Aku nyaris [juara] baik dengan klub maupun timnas Prancis, tapi aku gagal dan kalah di final Liga Champions dan Piala Eropa di tahun yang sama. Itulah mengalah final Liga Champions di Lyon adalah kesempatan bagiku dan tim dan akhirnya kami memenanginya."
"[Juara] Liga Champions adalah sebuah obsesi untukku juga klub, karena ini adalah target utama sejak awal karierku dan aku sangat menginginkan untuk memenangi piala itu," aku dia.
Obsesi Griezmann tersebut bukan tidak mungkin bisa terpenuhi bersama Barcelona. Los Cules ngebet mendapatkan Griezmann dan dilaporkan siap menebus klausul rilis Griezmann, yang hanya sekitar 100 juta euro.
"Aku masih memikirkannya [masa depan], aku belum memutuskan apapun," ucap pesepakbola berusia 27 tahun itu.
(rin/krs)
