Setelah Brasil, yang melaju ke final Piala Dunia 1998, belum ada lagi juara bertahan yang mampu melaju jauh. Bahkan dalam empat edisi terakhir, ada tiga juara bertahan yang gagal lolos fase grup.
Prancis (2002), Italia (2010), dan Spanyol (2014), semuanya masuk kotak di babak grup . Kutukan pun berpeluang terjadi lagi di edisi tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghadapi Meksiko di Luzhniki Stadium hari Minggu lalu, Jerman tumbang 0-1. Satu gol Hirving Lozano di babak pertama tak bisa dibalas, penyelesaian akhir yang buruk menjadi sebabnya.
Baca juga: Jerman Panaskan Mesin di Sochi |
Wajar jika keraguan pun mulai menyeruak di kubu Jerman, terutama dari para suporternya melihat performa tim kesayangannya. Apalagi dengan kutukan juara bertahan yang ada, Jerman bukan tak mungkin bakal ikut merasakannya.
Andai performa lawan Meksiko terulang lagi menghadapi Swedia di Fisht Stadium, Sabtu (23/6/2018) malam waktu setempat, maka Jerman bisa mengucap selamat tinggal kepada Piala Dunia. Sochi, kota di pinggiran laut Hitam bakal jadi saksi terpuruknya Jerman.
"Saya tidak berpikir skenario terburuk dan kami masih punya dua laga lagi untuk dimenangi. Kami harus menangi dua laga itu dan sama sekali tidak berpikir soal skenario terburuk," ujar penyerang Jerman, Mario Gomez, dalam konferensi pers, Jumat (22/6/2018) sore waktu setempat yang dihadiri detikSport.
"Kami memang kalah di laga pertama, kami tidak bermain baik, tapi kami tetap tim bagus yang diperkuat para pemain top, tim dan grup yang hebat hebat. Kami tahu bahwa kami harus memenangi dua laga tersisa dan lolos," sambungnya.
Baca juga: 'Tekanan pada Jerman Sangat Tinggi' |
Tonton juga video: 'Nasib Jerman di Tangan Swedia'
(mrp/cas)